BAB 51 [Hati Kita Tetap Satu]

20.4K 2.6K 822
                                    

Hai, masih semangat?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, masih semangat?

Semangat terus puasanya, ya!

Masih nunggu update?

Jangan sider dong yaa :(

Tinggalkan jejak, oke?

Jangan diem2 bae gitu ah -_-
.
.
.
.
.

Untuk mengisi kekosongan di setiap malam hari, Yumna akan sibuk membaca ulang materi kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk mengisi kekosongan di setiap malam hari, Yumna akan sibuk membaca ulang materi kuliah. Setidaknya Yumna ingin melakukan sesuatu hal yang berguna untuk masa depannya. Meskipun sedikit terlambat, Yumna tidak ingin menyesal lagi. Yumna juga tidak ingin tertinggal jauh dengan yang lain. Setidaknya lagi, Yumna ingin memikirkan akan membuat skripsi seperti apa nanti.

Baru Yumna akan membalik halaman selanjutnya, Rayyan terbangun dari tidurnya. Sedikit berguling lalu tengkurap. Melihat kertas di sekelilingnya, tangan mungil Rayyan berusaha menyambar dan meremasnya. Mau tak mau Yumna mengalah menutup bukunya dan beralih menatap Rayyan.

Yumna berusaha menjunjung Rayyan. "Ih, Adek nggak boleh berantakin kertas kuliahnya Bunda."

Rayyan hanya menatapnya sekilas lalu kembali berusaha meraih kertas miliknya.

"Adek, jangaaan, ya?" Yumna berusaha menenangkan Rayyan yang merengek. "Cup... Cup... Kita main sama Eyang aja di luar?"

Rayyan malah menatapnya dengan mata merah. Setiap terbangun dari tidur, mata Rayyan akan berkaca-kaca. Bola matanya akan berputar mencari sesuatu di sekeliling. Yumna tahu apa yang dicari anaknya. Jadi, Yumna akan meraihkan pigura foto Kahfi dan menunjukkannya pada Rayyan.

"Nih, kangen Ayah?"

Rayyan menjilat pigura di depannya sekilas membuat Yumna menjerit.

"Eh, Adek nggak boleh jilat foto Ayah." Yumna mengeluarkan ponselnya. "Nih, lihat dari hapenya Bunda aja? Eh, nggak dijilat tapi, ya? Kotor, Dek."

Rayyan hampir menjilat ponselnya juga. Mata sipitnya sedikit melirik. Yumna tertawa dan meraih ponselnya lagi. Lalu membuka aplikasi kamera. Mengambil beberapa foto Rayyan dan mengirimkannya ke kolom chat Kahfi. Seakan tidak cukup, Yumna juga merekam video Rayyan yang semakin aktif dari hari ke hari memasuki bulan kelima ini. Kemudian semuanya dia kirimkan ke Kahfi. Meski kadang balasannya lama, Yumna tidak menyerah sama sekali.

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang