BAB 16 [Menginap?]

28.2K 2.3K 495
                                    

Absen dulu sini yang baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Absen dulu sini yang baca...

Rumah Dewo memang paling megah dan besar di antara Kahfi dan teman-temannya. Masih seperti hari biasa, Kahfi selalu merasa merinding saat motornya menyentuh pelataran super mewah milik keluarga Dewo. Kebun bunganya luas memanjang. Kolam ikannya besar, berkali lipat lebih besar dari miliknya di rumah. Belum lagi tiga buah mobil mahal yang berjajar rapi dengan cahaya mengkilat-kilat. Kahfi hanya bisa mengelus dada kagum.

"Silahkan Den Kahfi. Sudah ditunggu Den Dewo di dalem."

Kahfi hanya mengirimkan senyum pada salah seorang pelayan yang lewat di muka rumah. Langkah kakinya langsung tertuju pada area kolam renang. Sudah hafal pasti di mana letak teman-temannya berkumpul. Kalau di rumah Dewo, ya pasti di gazebo. Dan ternyata benar, di sana tampak Dewo dengan kacamata hitamnya yang mengkilat duduk ditemani segelas lemon tea. Sementara di dalam kolam Kenno dan Uzan saling berlomba renang. Di tepian, Zian dan Hanif duduk-duduk santai.

Kahfi hanya berdeham-deham. Tapi langsung memancing seruan heboh dari semua orang.

"Guys-guys, Pak Ustadz kita dateng, nih! Kasih sambutan yang meriah, dong!" Dewo berseru heboh. Matanya berkedip-kedip penuh godaan. "Akhirnya dia muncul setelah bulan madu di pulau sebelah, hihi."

Kahfi sendiri menatap tajam Dewo. "Apaan, sih, Wo?" dengusnya.

Dewo hanya berbisik santai. "Coba sini cerita apa aja yang terjadi di pulau?"

Kahfi menghela nafas pasrah. Alamat jadi bulan-bulanan mereka ini, mah.

"Heh, cyn, lo pada nggak kangen, nih, ama Pak Ustadz kita?"

Kenno menyipratkan air ke tubuhnya. "Iya nih, apaan?! Inget kita-kita lo? Kirain asyik hanimun!"

Dewo mengedikkan bahu. "Tahu, tuh. Tanya, gih! Hanimun ngapain aja kemarin?"

Zian mengangguk. "Bales chat aja jarang. Padahal online. Apa, sih? Malesss."

Kenno semakin mencibir. "Ya gitu, yang udah punya istri mah beda. Japri aja nggak dibales juga, njir."

Hanif ikut nyengir. "Padahal abis dari Aussie, Wo nraktir kita-kita, loh. Rugi tahu nggak ikutan, Pak."

"Bodo amat! Lo hari ini harus ikutan, Pak!" Uzan menyipratkan air mengikuti ulah Kenno. "Nggak mau tahu! Absen lagi! Coret aja, dah, dari geng! Orang begitu mah nggak layak dipertahanin, yeu!"

Sadis Uzan, mah, kalau ngomong.

Kahfi menghembuskan nafas pasrah. Akhirnya duduk di samping Dewo. Menatap Dewo yang kini tersenyum puas sambil menyedot segelas lemon tea di tangannya. Dalam hati, Kahfi ingin menyumpahinya.

"Pak, nggak renang lo?" tanya Dewo tanpa menoleh. Masih memainkan gelas di tangannya sambil menaikkan kacamata ke atas. Gayanya bak raja di hutan-hutan rimba. Kalau bukan sahabatnya, Kahfi sudah ingin menendang muka songongnya sejak tadi. Untung sahabat.

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now