PROLOG [Kahfi dan Yumna 2]

83.5K 3.1K 476
                                    

Pembaca baru baca Kahfi dan Yumna buku pertama dulu! Yang kalian baca ini buku kedua!___________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pembaca baru baca Kahfi dan Yumna buku pertama dulu! Yang kalian baca ini buku kedua!
___________________

Trailer Kahfi dan Yumna 2

Suasana malam resepsi yang semula meriah perlahan-lahan surut. Satu per satu tamu pamit pulang. Tinggalah anggota keluarga besar Kahfi dan Yumna yang menghabiskan makan malam bersama di salah satu ruang VIP dalam restoran tersebut.

Sultan memang sengaja menyiapkan acara makan malam bersama karena memang mereka belum sempat menyantap hidangan tadi. Selain itu, Sultan juga ingin menikmati momen ini lebih dalam lagi. Bersama dengan keluarga Kahfi- yang sudah resmi menjadi menantunya- dan juga keluarga baru Reni- yang bagaimanapun tetap menjadi bagian keluarga untuk Yumna. Kalau bukan di acara seperti ini kapan lagi dirinya bisa berkumpul bersama-sama keluarga besarnya ini.

Harus diakui jika di acara makan malam keluarga pada umumnya akan selalu ramai, tapi tidak saat ini. Karena Henita yang selalu susah payah membangun suasana lagi-lagi digagalkan oleh Reni dan mulutnya yang tajam. Setiap satu menit, selalu saja terjadi cekcok ini dan itu. Mau tak mau membuat setiap orang di sana menahan geram resah.

Contohnya seperti ini.

"Mas Fi, Yumna, nanti kalau udah sampe rumah, jangan lupa langsung mandi, itu pasti panas banget bajunya. Dan pasti kalian capek, kan? Udah, istirahat dulu aja malem ini, yah. Itunya next time aja nggak apa-apa. Bunda selalu sabar nunggu, kok."

Danny di samping Henita menahan tawa menggoda. "Emang mau ngapain next time segala, Bun? Mau request dibikinin cucu?"

Henita tekekeh, baru akan menjawab, tapi Reni sudah menyahut dengan bara api. Tangannya menunjuk-nunjuk Danny penuh emosi. "Heh, sembarangan ya mulut kamu Danny! Minta cucu-cucu segala! Belum apa-apa, sudah berani ya ngomongin cucu begitu!"

Danny mengelak santai. "Idiiih, ya bebas dong, Tan! Udah sah mau jungkir balik juga boleh! Tante juga mau request cucu? Ya bilang, dong. Jangan marah-marah gitu. Mau berapa? Sebelas kurang, nggak? Sok atuh, Fi, lo bikinin buruan. Biar Tante Reni seneng."

Reni nyaris melemparkan gelasnya ke arah Danny kesal. "Mulut kamu itu ya, Danny! Dari dulu nggak bisa dijaga! Diam, kamu! Diam!" tatapan Reni teralih pada Kahfi. "Kamu juga! Awas ya kamu berani macem-macemin anak saya! Yumna itu masih di bawah umur! Sekali saya dengar kamu melakukan pemaksaan dan tindak kekerasan lainnya, saya nggak akan segan-segan untuk menuntut kamu!"

Kahfi terhenyak dari kursinya duduk. Nafsu makannya jadi turun. "Saya nggak mungkin seperti itu. Mana ada suami semena-mena sama istrinya. Apalagi memaksakan kehendaknya sendiri. Dosa di mata Allah."

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now