BAB 26 [Buka, Dong!]

26.1K 2.3K 537
                                    

oke, ini lanjutannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oke, ini lanjutannya

happy reading!

.
.
.
.
.

Beberapa hari kemudian malah stuck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari kemudian malah stuck. Tidak ada perkembangan yang menarik. Yumna pikir, mengatakan hal itu pada Kahfi sangatlah mudah. Ternyata tidak sama sekali. Mulutnya selalu kaku mendadak saat menghadapi Kahfi yang belum apa-apa sudah mengernyit tajam dan curiga. Mana suaranya tidak bisa diajak kerja sama pula. Tiba-tiba hilang mendadak kalau Kahfi sudah menatapnya datar dan malas. Jangan salahkan Yumna kenapa punya suami macam itu. Padahal dirinya juga sedang tidak bercanda.

Aneh, padahal biasanya menggodai Kahfi sampai puas Yumna berani. Tapi kenapa, sih, giliran mengatakan hal begini saja sulit rasanya? Apa perlu tunggu perutnya membesar dulu seperti balon karet baru Kahfi akan sadar sendiri, ck?! Terima kasih, konyol sekali. Permasalahannya sekarang hanyalah Yumna yang terlalu malu mengungkapkannya.

Ah, serius, Yumna benar-benar malu dan bingung harus mulai mengatakan dari mana. Padahal sejak beberapa hari lalu, Yumna sudah menyiapkan semuanya. Mengepak kejutan itu jadi satu ke dalam sebuah boks. Lalu menambahkan coklat dan tulisan tangan darinya agar lebih romantis. Sayang, sampai sekarang boks itu masih tersimpan rapi di dalam tas. Gagal sudah.

Sebenarnya, setelah dipikir-pikir untuk apa juga malu? Toh, mereka juga melakukannya berdua.

Yumna mendengus kesal mengabaikan layar ponselnya yang masih menyala terang. Di sana terpampang jumlah skor adu domba yang dimainkannya lewat Hago. Ternyata kalah. Merasa bosan, dilemparkannya ponsel tersebut sembarangan ke atas kasur. Matanya melirik Kahfi yang sejak beberapa jam lalu sibuk di meja dengan laptop terbuka.

Yumna mengalihkan pandangan, menatap kosong langit-langit kamar. Sesekali memeluk Totto kesayangannya. Matanya berputar dan terhenti pada kalender duduk di atas meja. Ya ampun, ini tanggal berapa? Apa perlu tunggu Yumna pulang dulu dari pabrik teh sampai Kahfi peka, ck?

"Kamu itu kapan, sih, nggak sibuk?" Yumna mendengus. "Dari kemarin sibuk terus perasaan."

Kahfi melirik dari kegiatannya mengetik di atas meja. "Ya, namanya abis UTS. Ada materi baru, disuruh bantu bikin buat adik tingkat."

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang