BAB 3 [Masih Sehangat Nasi Liwet yang Dulu]

33.1K 2.2K 381
                                    

Sudah pukul enam pagi lebih ketika Yumna tersentak bangun dari tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah pukul enam pagi lebih ketika Yumna tersentak bangun dari tidurnya. Yumna melotot kaget. Ternyata dia masih berada di kamar. Masih memeluk Totto di atas kasur. Sementara bau wangi parfum khas lavender bercambur mint sudah memenuhi ruangan. Kahfi muncul dari balik pintu dengan segelas teh panas. Rambut dan tubuhnya masih tampak basah. Sementara handuk merah tersampir di pundaknya.

"Eh, udah bangun lagi?" tanyanya tenang sambil meletakkan teh dan mengeringkan rambut.

Yumna melempar Totto di genggamannya secara refleks. Kahfi tersentak kaget ketika boneka berwarna abu-abu itu menggampar mukanya secara telak. Hidungnya berdenyut nyeri terkena serangan. Segera dia mengambil langkah mundur saat Yumna bergerak maju. Tubuhnya nyaris terhimpit ke tembok. Panik dan bingung menyerangnya.

"Eh, kenapa?" tanya Kahfi takut-takut.

Yumna mencebikkan bibir. Mirip tukang polisi yang sedang menilang mangsa. "Yumna kok nggak dibangunin lagi? Tadi katanya ada pengajian?!"

Kahfi memaksakan senyum. "Ta... tadi kamu tidur lagi, sih."

"Tapi, kan, Yumna mau ikut!"

"Ya...abis, tadi tidur lagi. Mas balik kamar, kamu udah ketiduran lagi."

"Ya, terus kenapa nggak dibangunin?!"

Kahfi menggaruk leher bingung. Tiba-tiba mukanya merah lagi. Tadi kan setelah mereka ciuman, eh, maksudnya setelah dia kabur dari kamarnya sendiri, Kahfi langsung bersembunyi di kamar Abby selama kurang lebih setengah jam. Abby sampai marah-marah karena Kahfi tiba-tiba menyelinap ke sampingnya dan bersembunyi di dalam selimut Abby. Kahfi meringis malu mengingatnya.

"Woy, ngapain lo di sini Bambwang?! Anjir, gue masih ngantuk! Minggir!"

Kahfi tak peduli dan segera menarik selimut Abby. Bersembunyi di samping space kosong ranjang adiknya.

"Eh, si anjer, dibilang minggir juga! Ah, lo mah! Balik kamar lo sendiri sana!" Abby menariknya sekuat tenaga. Bahkan menyeretnya hingga tersungkur di lantai. "Si Bambwang nih, ya! Dasar! Hush... Sana! Jangan ganggu tidur gue! Hari ini gue mau bolos ke pengajian! Jangan bilang-bilang Ayah!"

Masih tak ada suara.

Abby menarik paksa selimut yang menutupi Kahfi. Gemas bercampur kesal menjadi satu. "Balikin selimut gue anjir! Lo itu udah punya bini, Bang! Balik kamar lo sendiri, ngapa?! Minggir!"

Kahfi menggeleng. Masih memaksa tidur di sana.

"Gue bilang minggir ya, minggir! Atau gue tarik lo keluar, nih!" Abby kembali mengancam. "Heh, itu ngapa lo tutupin terus bibir lo?!" kernyitnya curiga. "Ada apa di bibir lo itu?! Buka!"

Kahfi menggeleng. Masih berusaha menutup bibirnya.

"Gue bilang buka! Digigit tawon kan lo makanya nggak mau ngomong! Anjir, buka itu bibir lo! Ngomong sini, ngomong!" Abby terus menarik tangan Kahfi hingga akhirnya lepas juga. Tawanya langsung membahana keluar. "Jiahaha... Bibir lo merah! Lipstik Mbak Yumna nemplok? Buahaha... Ups! Abis anu... itu, ya? Huaaahaha!"

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now