BAB 38 [Senam Apa Dulu?]

23.3K 2.1K 667
                                    

Hai ketemu lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai ketemu lagi...

Maaf baru bisa up karena semalem kecapekan

Mana yang nunggu dari kemarin?

Nih, udah dilanjut yaa...

Jangan dikacangin, oke?

Yang mau lanjut, yang mau cepet, spam komennya jangan lupa

aku bakal aktif update kalau kalian aktif juga :( oke?

Hehehe, terima kasih, ya

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Kalau dulu hari Sabtu dan Minggu adalah hari yang menyenangkan bagi Kahfi karena dia bisa libur dan bermalas-malasan. Sekarang tidak sama sekali. Setiap Sabtu dan Minggu sore adalah hari yang panjang dalam hidupnya. Karena dalam jam-jam tersebut dia harus terjebak di ruangan bersama para ibu hamil. Dua jam rasanya seperti dua tahun.

"Ayo tangan diangkat ke atas ibu-ibu!"

"Ayo bapak-bapak sekalian juga! Pegang ibunya yang lembut, ya!"

Kahfi masih mengangkat tangannya ogah-ogahan ketika dehaman Rania di belakang terdengar. Rania terus mengoceh layaknya bos merangkap mata-mata. Membuat Kahfi ngeri sendiri ketika omelan kakak iparnya itu terdengar lagi. Kalau ketahuan dia bermalas-malasan mengikuti kelas, sudah pasti Rania akan melapor pada Henita.

"Fi, ikutin arahan instruktur yang bener! Kalau kamu nggak bisa lihat bapak di samping kamu, jangan diem aja! Kamu pikir kamu lagi ngapain di sini? Kita lagi senam."

Kahfi hanya tersenyum penuh maaf lalu berbisik ke arah Yumna. "Mbak Rania ngapain ikutan ke sini lagi, sih?"

"Hufh... nggak tahu."

"Kalau kamu nanti pulangnya sekalian bareng Mbak Rania gimana? Mas mau pergi dulu abis ini."

"Hah, kemana lagi, sih? Nggak boleh pergi-pergi lagi! Awas kamu! Dari kemarin pergi terus!"

"Ini ngurus laporan Mas Miko."

"Hufh... bentar." Yumna menjambak rambut Kahfi tanpa sadar. "Yumna capek. Kamu jangan ngomong terus bisa?"

Kahfi melirik Yumna kasihan. Mukanya sudah banjir keringat gara-gara terlalu semangat mengikuti gerakan-gerakan aneh yang diajarkan sang instruktir. Kahfi jangan tanya. Gerak ya sebisanya saja. Malah terkesan ogah-ogahan. Lagipula siapa yang menyuruhnya terdampar di kelas senam hamil begini? Sudah pasti Henita. Jangan tanya. Kalau bukan gara-gara bundanya itu memaksa, pastilah Kahfi tidak mau ikut senam begini.

"Yumna nggak kuat, deh. Bentar. Pinggang Yumna sakit."

"Tarik napas dulu biar enteng. Dibiasain coba."

"Hufh...."

"Lagi. Tarik napas." Kahfi meringis. Makin kasihan melihat Yumna yang kehabisan tenaga. Akhirnya mendorong punggung Yumna pelan-pelan. Membantunya bangun dari posisi tiduran di paha. "Mau minum dulu?"

Kahfi dan Yumna 2Where stories live. Discover now