PART 24 - GHOST VILLAGE

78 14 15
                                    

Shin Han Bi menunggu di kursi depan lobi ruang operasi dengan sabar. Seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang. Pikirnya, barangkali pemuda itu lupa kalau ada janji yang harus ditepati. Ini hampir tiga puluh menit berlalu sejak waktu yang dijanjikan. Gadis itu berniat menunggu sebentar lagi, tapi beberapa teman datang dan mengajaknya masuk ke ruangan kamar rekan yang dioperasi kemarin sore.

"Ah, itu... Sunbae, aku sedang menunggu seseorang. Mungkin kalian bisa duluan saja. Aku menyusul," jawab Han Bi.

"Geurae? Gwaenchana? Baiklah kami akan duluan. Kau boleh menyusul setelah urusanmu selesai, Han Bi-ah..." Shin Han Bi tersenyum dan mengangguk. Ia memandangi punggung sunbae-sunbae-nya, lalu duduk kembali di kursi tunggu dengan gelisah.

"Shin... Han Bi-ssi?" Gadis itu mendongak setelah mendengar namanya dipanggil. Ia melihat seseorang datang dan berdiri di hadapannya, tapi nyaris tak mengenali.

"Ah, Seo Chan Young-ssi?" responnya kemudian. Matanya nyaris tak mengenali Seo Chan Young di balik seragam dinasnya. Ya, Han Bi pertama kali bertemu dengan pemuda itu dengan penampilan kasual. Ia sangat yakin inilah alasan dirinya hampir tak mengenali Chan Young.

"Maaf aku terlambat cukup lama dan membuatmu menunggu. Ada hal mendesak yang perlu kuselesaikan, jadi..."

"Tidak apa. Terima kasih kau tetap datang..." sanggahnya. Ia melihat Chan Young dengan tatapan bahagia. Sesaat, Han Bi merasa undangannya dihargai, niat baiknya dipenuhi.

Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju kafe depan rumah sakit. Beberapa kali Chan Young mencandai, katanya, jika memang lokasi makannya di depan rumah sakit, mengapa ia harus naik ke lantai tiga untuk bertemu dengan Han Bi. Gadis itu hanya menanggapi dengan tertawa sembari minta maaf. Percakapan itu berlanjut hingga lampu-lampu jalan raya semua menyala. Tanpa terasa, keduanya membahas banyak hal mulai dari situasi dan kondisi kesehatan rekan Han Bi hingga kasus yang sedang ia tangani. Meski tak menjawab panjang lebar karena kode etik, Chan Young mengerti.

"Seo Chan Young-ssi, kau juga sangat pantas mengenakan pakaian itu..." kata Han Bi. Ia menyeruput kopi di gelas keduanya.

"Banyak orang mengatakan itu ketika melihatku mengenakan pakaian ini. Han Bi-ssi mungkin yang keseratus sekian..." jawabnya, "Ah, ngomong-ngomong apakah kau punya waktu seluang ini?" lanjut Chan Young.

"Sebenarnya tidak. Prinsipnya adalah aku mencari waktu luangku, Chan Young-ssi. Pada situasi ini, aku bisa tidak sempat pulang ke rumah selama tiga hari. Beberapa kali aku tidur, makan, dan melakukan apa pun di rumah sunbae-ku yang berada di dekat sini. Itu jauh lebih efisien dan cepat," jelasnya. Ia menandaskan teguk terakhir kopinya lalu menyandarkan tubuh ke punggung kursi.

"Bukankah pekerjaan itu sangat melelahkan?" tanya Seo Chan Young.

"Sepertinya pekerjaanmulah yang jauh lebih melelahkan, Seo Chan Young-ssi. Aku tak tahu pasti kau berada di unit dan divisi apa, tapi aku memiliki teman tentara juga. Tiap ia pergi bertugas, di hari pertama, istrinya selalu datang mencariku dan berkeluh kesah tentang ketakutannya. Tentu, aku mengerti. Aku menghiburnya sepanjang waktu sampai suaminya pulang..."

"Ehehehe, tidak. Pekerjaanku menyenangkan kok. Jadi, apa kabar temanmu itu? Apakah dia baik-baik saja? Apakah kau akan terus menghibur istrinya sementara pekerjaanmu tak mengizinkan untuk tidur barang sesaat?" Seo Chan Young mengangkat gelasnya dan hendak menyeruput kopi.

"Sayangnya, teman tentara itu gugur dalam tugas beberapa waktu lalu. Itu mengejutkan meski sebetulnya kami tahu betul risiko pekerjaannya. Jadi, Chan Young-ssi juga harus berhati-hati ketika bekerja. Pekerjaan kita masih satu frekuensi juga. Karena itulah aku mengerti meski kau tidak bercerita banyak tentang latar belakang itu..."

[2020] LET ME WIPE YOUR TEARS ☑️Where stories live. Discover now