PART 11 - PERCAKAPAN TENTANG PERASAAN

94 21 11
                                    

Malam itu makin dingin. Suasana di markas besar Angkatan Darat Amerika cukup berbeda dengan Korea Selatan. Meski demikian, Yoon Myeong Ju tidak akan pernah melewatkan kesempatan itu untuk betul-betul menikmati hawa dinginnya. Gadis itu berdiri mematung sambil memandangi lampu-lampu yang tersebar di jalan setapak panjang dekat gerbang utama. Beberapa kali ia merapatkan jaket dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangan agar hangat. Tidak ada api unggun. Tidak ada menyanyi bersama dan tidak juga ada acara untuk mengakrabkan diri.

Ketika pikiran Myeong Ju mulai merindukan Korea dan seluruh komponen yang ada di dalamnya, ia tak sengaja melihat Lee Eun Sang duduk termenung di dekat salah satu pohon besar di situ. Di tangannya tergenggam sesuatu, entah apa. Pria itu bahkan tak mengenakan jaket seperti Myeong Ju. Karena itulah Yoon Myeong Ju kemudian berinisiatif menghampiri Eun Sang dengan maksud bertanya.

"Kapten Lee? Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Myeong Ju.

"Eoh, Yoon Wonsa. Umm... geunyang... hanya duduk..." Ia tampak gagap.

"Anda baik-baik saja? Tidakkah di sini dingin? Anda tidak mengenakan jaket."

"Gwaenchana-yo. Sudah terbiasa. Dingin di sini tak sedingin di Korea. Kau tahu itu. Ketika tubuhmu sudah terbiasa menerima sesuatu, maka terkadang apa yang mereka rasakan justru hampa," ujar Lee Eun Sang. Myeong Ju tidak menanggapi, hanya mengangguk, mengedarkan pandangan ke lapangan luas, terdiam, hingga kemudian bertanya lagi.

"Sepertinya semakin malam semakin dingin. Mari masuk."

"Benar. Malam semakin malam. Semakin larut, semakin dingin." Canggung, Lee Eun Sang ikut beranjak meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju ruangan Beta Team.

"Mmm... Sersan Yoon?" panggil Lee Eun Sang ketika keduanya sudah berada di dalam ruangan yang kosong.

"Ye. Ada apa, Kapten Lee?"

"Aku minta maaf sebelumnya. Bisakah kau menolongku untuk..."

"Ye?"

"Ah, itu. Aku ingin mengoleskan salep di punggung, tapi tak bisa. Harusnya aku meminta bantuan yang lain, tapi sepertinya mereka sedang berada di luar. Aku sungguh minta maaf untuk ini," ujar Lee Eun Sang. Ia merasa tak enak hati berbincang demikian dengan rekan perempuannya.

"Dalam sekali meminta bantuan, Anda mengucap maaf sebanyak dua kali. Meminta bantuan seperti ini pada rekan tim adalah hal yang wajar. Jangan merasa tak enak hati hanya karena aku seorang perempuan, Kapten." Yoon Myeong Ju tersenyum, lalu mengambil salep yang sejak tadi dibawa Lee Eun Sang. Tak lama setelahnya, ia betul-betul duduk di belakang punggung sang kapten dan menunggu pria itu membuka pakaian dan kaus yang dikenakannya.

"Terima kasih, Sersan Yoon." Cepat, Lee Eun Sang menanggalkan pakaian atas dan kaus yang dikenakannya hingga membuat Myeong Ju sedikit banyak tiba-tiba tercengang.

Pemandangan yang ada di hadapan Myeong Ju cukup untuk membuat gadis itu merapatkan kedua rahangnya. Bekas luka di tubuh Lee Eun Sang yang tak bisa hilang—luka sayat dan luka tembak—sukses membuat Myeong Ju merinding dan tanpa sadar menggerakkan tangannya untuk menyentuh mereka. Tak hanya itu, memar di tubuh Eun Sang akibat perkelahian tadi siang pun turut mengiris perasaan Myeong Ju. Batinnya, pria ini... gila.

"Kapten Lee?" panggil Yoon Myeong Ju.

"Hm? Ya?"

"Dari semua luka yang Anda dapatkan ini. Manakah yang paling menyakitkan?" tanyanya. Myeong Ju tak bermaksud lancang. Ia hanya ingin tahu. Hanya-ingin-tahu.

Lee Eun Sang tampak mengangkat kepalanya usai mendapat pertanyaan dari Yoon Myeong Ju. Ia merasakan jemari gadis itu mengoleskan salep pada bagian punggungnya yang memar. Ada sebersit perasaan enggan menjawab dalam hati sang kapten, tapi apa boleh buat, ia bukanlah orang yang hobi melibatkan perasaan di setiap kenangan.

[2020] LET ME WIPE YOUR TEARS ☑️Where stories live. Discover now