PART 1 - PERTEMUAN YANG TAK DIRENCANA

193 34 7
                                    


Perbatasan Seoul. 20 Desember 2016

Seo Chan Young masih duduk santai di belakang meja tinggi di dalam barnya. Ini masih pagi. Kira-kira pelanggan akan mulai berdatangan menjelang siang berakhir. Beberapa kali ia mengecek botol-botol minuman yang berjejer di almari khusus. Ia juga berpikir untuk menyibukkan diri menggosok gelas dan deretan sloki minuman sebelum mendekati coffee brewer (coffee making machine) untuk sekadar membuat kopi panas di pagi yang dingin.

Bar tempat Chan Young bekerja adalah bar yang sama seperti bar tiga belas tahun lalu. Tiga tahun lalu, sebelum meninggal, ayah Chan Young menitipkan bar ini pada putranya. Ia meninggalkan sebuah bar dan beberapa karyawan yang bekerja di sana. Setelah itu, bar sempat mengalami defisit parah hingga Chan Young bangkit kembali dua tahun kemudian. Pekerja yang sebelumnya masih membantu di bar kini satu per satu beringsut mundur dan meninggalkan bar. Tentu saja, siapa yang ingin bekerja keras dengan gaji tak sebanding. Pemuda itu mencoba mengerti. Ia menyadari bahwa memaksa mereka tinggal berarti ikut ambil bagian dalam aspek kehidupan juga. Seo Chan Young mengaku belum mampu bertanggung jawab untuk semua itu, karenanya ia melepas karyawan-karyawan titipan sang ayah.

Pada beberapa kesempatan, Chan Young sempat berpikir untuk menutup bar dan sebagai gantinya ia membuka sebuah toko roti yang sangat bisa dikelola satu dua orang saja. Namun, situasi dan kondisi tak memberikan jalan semudah yang ia harapkan. Ada beberapa hal yang membuatnya kembali jalan di tempat dan belum juga beranjak pergi. Salah satunya adalah gadis itu. Yoon Myeong Ju. Chan Young percaya bahwa suatu hari nanti Myeong Ju akan datang ke bar untuk menemuinya meski sudah 6 tahun gadis itu pergi.

Krincing.

Lonceng angin yang sengaja dipasang di balik pintu utama bar berbunyi. Ia dan sang ayah memasang benda itu di sana dengan sebersit kepercayaan bahwa masa depan mereka dan usaha ini bisa lebih baik lagi. Acapkali benda itu berdenting, perasaan Chan Young akan jauh lebih tenang. Lalu, untuk kali pertama pemuda ini melirik ke arah jam dinding usai mendengarr lonceng angin. Ada tamu, pada jam ini. Seo Chan Young mendongak kembali. Seseorang dengan postur tubuh tegap, Pakaian Dinas Harian tentara lengkap, sepatu, dan baret cokelat gelap berdiri di sisi pintu utama bar sambil memandang lurus ke arah Seo Chan Young yang tertegun menelan ludah.

"Chan Young Oppa... sudah lama tidak bertemu..." sapanya. Di balik seragam tegas itu, Chan Young mengenali betul sorot mata siapa yang tengah menatapnya dalam-dalam. Tanpa sengaja, sloki yang ia pegang meluncur bebas dan pecah berkeping-keping usai menyentuh permukaan lantai yang dingin.

"Yoon... Myeong Ju..."

"Eoh, Oppa, gwaenchana-yo? Kau baik-baik saja?" Gadis itu, Yoon Myeong Ju, bergegas menghampiri Chan Young yang masih berdiam di tempat dan mengunci pandangan mata pada sosoknya.

"Eottohge...oseyo? Bagaimana..." Chan Young mulai beranjak mendekati Myeong Ju, sementara gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia membiarkan Chang Young datang dan memeluknya seerat mungkin. Myeong Ju... mengaku salah. Ia tahu, membiarkan pemuda ini memeluknya begitu erat takkan semudah itu membuat dirinya dimaafkan.

"Mianhae-yo. Mianhae, Chan Young Oppa. Maaf karena sudah pergi dengan cara seperti itu." Myeong Ju berbisik di telinga Chang Young. Ia meminta maaf... sepenuh hati.

"Gwaenchana... gwaenchana. Tidak apa. Sekarang kau sudah kembali. Semua akan baik-baik saja, Myeong Ju-ya." Chan Young belum juga melepas pelukan itu ketika didapatinya beberapa luka di leher gadis yang ia dekap. "Ige... mwoya? Kau... dapat dari mana luka-luka ini? Kau..." Spontan Seo Chan Young melepas dekapannya. Ia mengamati Myeong Ju sekali lagi dan menyadari bahwa gadis itu mengenakan pakaian yang berbeda.

[2020] LET ME WIPE YOUR TEARS ☑️Where stories live. Discover now