PART 21 - ISU DAN TARUHAN

100 18 18
                                    

Yoon Myeong Ju masih memegang pistolnya. Beberapa peluru melesat keluar dari papan target, sementara sisanya dengan tepat menghujam titik fokus papan target. Ia menghela napas beberapa kali dan menggerak-gerakkan bahunya. Sudah tiga hari ia berlatih menembak, tapi tampaknya keterampilan menembak itu masih belum bisa kembali. Myeong Ju masih sering merasakan kebas di beberapa bagian lengan.

"Sersan Yoon, kalau kau masih kesulitan menembak dengan tangan kananmu, lakukan itu dengan tangan kiri." Lee Eun Sang datang dengan rompi dan kaca mata yang dikenakan sebagai persiapan latihan. Ia mendengar hari ini Yoon Myeong Ju menghabiskan waktu di lapangan tembak.

"Ah, Kapten Lee. Hormat. Sejak kapan Anda berada di sini?" tanya Myeong Ju. Ia melepas penutup telinganya ketika menyadari Lee Eun Sang berada di sampingnya sambil memegang pistol yang lain. Pria itu tersenyum sebelum mengacungkan pistolnya ke papan target.

"Perhatikan aku. Aku akan melakukannya dua kali. Amatilah dan tirukan." Yoon Myeong Ju mengangguk mengerti.

Myeong Ju bukannya tak bisa. Bahkan sebelum Eun Sang datang dan menyarankan agar dirinya menggunakan tangan kiri untuk menembak, Myeong Ju sudah berkali-kali mencoba. Ia melihat banyak orang menembak menggunakan tangan kiri. Itu hanya hari ini. Myeong Ju beberapa kali kehilangan fokusnya setelah melihat berita pagi—berita penggerebekan perusahaan senjata ilegal yang beroperasi sejak belasan tahun lalu. Beberapa orang yang diduga menjadi dalang insiden pengeboman di beberapa tempat ditangkap dan berada dalam peradilan. Berbagai motif pun terungkap berdasarkan bukti-bukti, salah satunya tentang kerja sama dengan kelompok tak bertanggung jawab dari Korea Utara demi menciptakan perpecahan antar dua negara. Sederhananya, jika perang pecah akibat provokasi bertubi-tubi, maka perusahaan senjata akan mendapatkan keuntungan. Namun, nyatanya semua label hingga surat dan berbagai sertifikat perusahaan itu palsu. Ingatan tentang insiden tahun 2006 pun melintas kembali.

"Sersan Yoon? Sersan Yoon! Kau melihatku?" Lee Eun Sang menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Myeong Ju. Gadis itu tak bereaksi dalam beberapa saat.

"Eoh, ye. Aku memperhatikan Anda, Kapten."

"Geurae? Kalau begitu lakukan." Eun Sang menantang Yoon Myeong Ju untuk menembak dengan tangan kirinya. Ia yakin betul bahwa Myeong Ju baru saja melamun.

Pistol itu teracung pada papan target dan dalam beberapa detik Myeong Ju melepas tembakan. Meleset. Lee Eun Sang sudah menduganya. Pemuda itu kemudian meletakkan pistolnya dan mengambil pistol milik Myeong Ju. Ia berdiri tepat di belakang gadis itu, memegang kedua pundaknya dan berharap bisa sedikit rileks, kemudian mengulang kembali.

"Kau harus berdiri agak sedikit santai. Tanganmu jangan terlalu kaku. Aku tau lengan itu tak biasa digunakan, tapi kau bisa mencoba. Seperti ini..." Lee Eun Sang mencontohkan, lalu dikembalikannya pistol itu pada Yoon Myeong Ju.

"Tidak. Bukan seperti itu kalau memegang pistol di tangan kiri. Seperti ini..." Jemari Lee Eun Sang terampil mengarahkan tangan Yoon Myeong Ju. Tanpa disadari, gadis itu menahan napasnya sedikit.

"Kau berdebar?" tanya Eun Sang tiba-tiba. Ia menatap Myeong Ju.

"Tidak." Gadis itu menjawab cepat. Tidak, bukan itu. Ia tak menyangka Lee Eun Sang bertanya tentang debar-debar. Dirinya tahu, mungkin yang dimaksud adalah soal grogi saat menembak, tapi bagaimanapun itu, Myeong Ju menjawab 'tidak'.

"Kau bilang suka aku, tapi mengapa tidak berdebar?" Myeong Ju tercekat. Kapten sialan, batinnya. Ia sudah berusaha untuk tak berpikir ke arah sana, tapi Eun Sang memulainya.

"Jadi, Anda mulai menyukaiku atau bagaimana?" Yoon Myeong Ju menatap balik Lee Eun Sang yang cepat-cepat menyingkirkan tangannya. Pemuda itu juga mengalihkan pandangan. Kini ia mendadak menyukai pemandangan papan target.

[2020] LET ME WIPE YOUR TEARS ☑️Where stories live. Discover now