•42•

1.1K 54 5
                                    

Selamat membaca....

Dhita sudah diperbolehkan untuk pulang. Tapi Bu Tari yang tadi mengantar mereka meminta agar Dhita langsung pulang saja, tidak perlu kembali ke sekolah, katanya lebih baik istirahat dirumah.

Setelah Bu Tari pergi untuk kembali ke sekolah, Dhita dan yang lain bukannya langsung pulang, justru mereka naik ke lantai 3 untuk menuju ruangan Farel karena kebetulan mereka dirumah sakit yang sama.

Pintu ruangan di ketuk, tapi tak ada jawaban. Mereka langsung membukanya, dan pemandangan pertama yang terpampang di depan mata adalah Keysha yang tidur sambil duduk disamping brankar dengan Farel yang masih dalam keadaan sama, terbaring lemah tak berdaya.

Mereka masuk dengan perlahan, berharap kehadiran mereka tak mengusik Keysha yang sepertinya tertidur karena kelelahan.

Belum sempat Raissa duduk bersama yang lain, gadis itu sudah terlebih dahulu izin untuk kembali keluar.

"Emm, gaes gue turun dulu ya, mau ke kamar mandi sebentar" pamit Raissa.

"Gak usah keluar kali Sa, disini aja kan ada kamar mandi" seloroh Ana.

Raissa diam sebentar sebelum akhirnya kembali bersuara. "Gak deh, diluar aja, sekalian mau ke kantin"

Setelah mengucapkan itu, Raissa keluar tanpa memunggu persetujuan dari yang lain.

Lena dan Ana sudah hanyut dalam dunia maya lewat ponsel pintar masing-masing, sedangkan Dhita masih meladeni pacarnya yang terlalu berlebihan dalam mensikapi kejadian disekolah tadi.

"Harusnya tuh tiangnya gak bisa jatuh gitu aja Ta. Ini tuh janggal banget. Coba deh kamu logika, tiang yang berdiri tegak bisa tiba-tiba roboh tanpa adanya suatu sebab, kan itu gak nalar" Cetus Jaydan yang merasa ada kejangalan dalam kecelakaan tadi.

Dhita sudah mulai bosan sekaligus jengah dalam menjawab kalimat Jaydan yang hasilnya sama saja, Jaydan tak mau percaya dan tetap pada pemikirannya.

"Yang namanya kecelakaan itu gak ada yang tau Kak Jay kesayangannya Dhita. Kalo emang udah takdir gak mikir itu nalar apa enggak nalar. Udah deh aku juga udah gak papa, gak usah dibahas lagi" ucap Dhita sedikit kesal.

Sepertinya suara Dhita tadi cukup keras, hingga membuat Keysha terusik dari tidurnya dan terbangun, terdapat lingkaran hitam disekitar matanya, walau tak kentara, tapi masih dapat terlihat.

"Ehh, kalian sejak kapan kesini?" Bingung Keysha lalu bangkit dari kursinya. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa ngilu karena terlalu lama duduk. "Itu kenapa Ta, jatoh?" Keysha segara menghampiri Dhita dengan sedikit kepanikan.

"Gak kok, tadi cuma ada sedikit kesalahan teknis aja waktu drama, dan yah gini jadinya, hehe" Dhita terkekeh pelan dengan mengusap pelipisnya yang masih terbalut kapas.

"Hmm, ada ada aja sih. Sorry ya tadi gue gak liat kalian ke sekolah. Gue gak bisa ninggalin Kak Mero" terselip rasa bersalah dikalimat itu.

"It's oke. Kita tau kok, sans aja kalii" seru Ana.

Ceklek

Pintu kembali terbuka, Diaz dan Lucaslah pelakunya. Keduanya juga masih menggunakan sragam, dapat dipastikan mereka juga bolos seperti yang Lena, Ana, Raissa dan Jaydan lakukan.

"Si Raissa kenapa tuh, gue tadi liat dia nangis didepan?" Diaz yang baru saja datang bukannya mengucap salam justru malah bertanya.

Semua tampak bingung, saling berpandangan, seingat mereka, tadi Raissa pamit ke toilet tapi kenapa menangis?

Dhita menggeleng tanda tak tau.
"Gue juga gak tau sih, Dia tadi pamit ke kamar mandi gitu tapi sampe sekarang belum juga balik"

"Biar gue susul, takutnya ada apa-apa" Lena segera bengkit dari duduknya, takut jika hal buruk menimpa sahabatnya.

Keysha (Completed) ️✓Where stories live. Discover now