______
Sekarang Vano sudah ada rumah, baru saja lukanya di sembuhin sama Garlien sekarang harus di buka lagi gara-gara mandi.
Lumayan sakit saat membukanya namun apa boleh buat, jika tidak di buka gimana Vano bisa mandi, tak mungkin Vano mandi dengan keadaan seperti ini.
Setelah Vano mandi dia menganti bajunya dengan sangat perlahan. Jangan sampai bajunya menyentuh lukanya, namun bagaimana pun Vano tak bisa menghindarinya, lukanya terkena baju. Perih.
Kenapa rasa perihnya sekarang? kemarin-kemarin tak sakit. Bahkan tak terasa tapi sekarang rasa sakitnya begitu terasa. Sudah lah lupakan saja.
Ponsel yang Vano taruh di meja menyala tanda ada telephone masuk. Vano mengambilnya dan disana tertera nama 'Alien'. Garlien sudah bangun dari tidurnya?
"Vano kemana?" tanya Garlien di balik ponselnya.
"Rumah," jawab Vano sambil berjalan ke luar rumahnya kemudian memakai sepatu putih miliknya.
"Kenapa nggak bilang?"
"Tidur."
"Huft ... Kan bisa bangunin," protes Garlien pada Vano.
"Lelap."
" ... "
Vano menunggu Garlien berbicara ternyata dia sudah tak ingin berbicara. Vano tau pasti Garlien sedang pundung dengannya, begitulah Garlien terlalu mudah marah dan terlalu mudah bahagia.
"Dah makan?"
Garlien sedikit terkejut saat Vano menanyakan itu. Aish, Vanonya sekarang menjadi lebih perhatian dan itu sangat bagus untuk perasaan Garlien.
"Be ... lum."
"Makan."
"Nggak enak. Hambar, nggak ada rasa. Garlien pingin makan sate kayaknya enak deh. Beliin ya please, Garlien lagi pingin banget makan sate," pinta Garlien yang entah akan terkabul atau tidak.
ВИ ЧИТАЄТЕ
Garlievano |✓
Підліткова література[ C O M P L E T E D ] ***** Garliena Gendies Gyanaputri : Manusia cantik, imut dan sifatnya sesuai mood. Dia tak pernah menyukai laki-laki kecuali laki-laki yang menolongnya dulu. Gue cuma suka sama dia, selamanya! Galvano Farrenza Faruq Al-Varo: P...