BAGIAN 25📌

1.3K 139 40
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

Perjalanan mereka memang cukup jauh, makanya belum sampai-sampai hingga sekarang. Garlien jengah dan merasa bosan, belum lagi pahanya sakit gara-gara Varo ada di pangkuannya.

Kata Gina Varo tak akan merepotkan, nyatanya dari awal saja dia sudah sangat merepotkan. Pake baju putih meniru Garlien, nggak mau duduk di belakang dan sekarang tidur. Agrh!

Tiba-tiba Vano menghentikan mobilnya, padahal belum sampai pasar malam. Vano mau apa? Tak lama Vano mengambil Varo yang ada di pangkuan Garlien.

"Eh, nggak susah?" Tanya Garlien khawatir dan Vano hanya mengangguk.

Gimana Garlien nggak khawatir? Vano mengendarai mobil dengan anak kecil di pangkuannya? Varo sangat merepotkan!

Garlien melihat Vano yang menurutnya berbeda, kenapa dia jadi sweet gini? Padahal kelakuan Vano yang seperti ini membuat jantungnya menjadi bedetak tak sesuai. Garlien terus memandang Vano dengan rasa kagumnya yang semakin besar.

Vano merasa risi jika di liatin terus, akhirnya dia berdehem supaya Garlien mau memalingkan wajahnya, namun sayangnya itu tak berhasil. Mungkin dia tak dengar, Vano berdehem lagi dan nyatanya Garlien masih tetap menatapnya.

Vano memutuskan untuk memalingkan wajah Garlien dengan jari telunjuknya, dan itu berhasil. Wajahnya menjadi menghadap ke arah luar, tak lama dia menghadap ke arah Vano lagi. Hm.

"Kenapa Garlien nggak boleh liat Vano?" Tanya Garlien namun Vano tak menjawab pertanyaannya. Akhirnya dia mencari jawabannya sendiri.

"Aa ... Garlien tau! Pasti jantung Vano dangdutan kan?" Tebak Garlien sambil menunjuk jantung Vano dengan jari telunjuknya.

Tiba-tiba Vano menengok ke arah Garlien, membuat Garlien terkejut karena jarak mereka menjadi sedekat ini. Garlien tak kuat dengan irama jantungnya, ia memutuskan untuk memalingkan wajah.

"Kebalik," kata Vano singkat, padat dan jelas.

~|•|~

Vano menggentikan mobilnya karena sudah sampai di pasar malem yang ingin dituju. Vano menggendong Varo, sebenarnya dia ingin membangunkannya namun ia takut mengganggu.

Garlien turun dan langsung di sambut dengan Vano yang sedang menggendong Varo. Gimana mau gendengan tangan kalo kedua tangan Vano sibuk menggendong Varo. Sebel!

Tak lama Varo terbangun, mungkin gara-gara telinganya panas karena selalu di omongi Garlien terus. Vano menurunkan Varo kemudian berjongkok supaya tingginya menjadi sejajar.

"Kak Vano, Abang mau minum," pinta Varo dan membuat Vano mengangguk.

Vano pergi untuk membeli minum sebelumnya dia meminta Garlien untuk menjaga Varo. Ini kok jadinya serasa Vano ngajak Varo, daripada Vano ngajak Garlien?

Garlievano |✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang