Lucky Number69 21+ Eps2 End (MarkGun)

1.1K 41 3
                                    

WARNING!!! 🚫 21+

⛔⛔ SEXUAL CONTENT, VULGAR NO CHILDREN HERE! ADA BEBERAPA KATA-KATA JOROK (MUNGKIN MENJIJIKAN) ⛔⛔

.

.

.

.

.

.


_Kediaman Mark, pukul 11.00 pagi_

.

Mark dan Gun membolos hari ini. Mereka sepakat untuk bersama di kediaman Mark. Lagipula membolos satu hari tidak akan ada masalah berarti. Mereka bisa mengatakan alasan sakit saat ditanya oleh guru esok hari.

Ploy yang sedang berada di dapur langsung berjalan keluar saat mendengar pintu depan terbuka. Matanya berbinar cerah saat Mark membawa Gun bersamanya.

"Oh, Gun, aku senang kau kesini. Apa kalian sudah berbaikan?" Tanya Ploy, melempar basa-basi.

Gun membungkuk hormat. "Selamat pagi, Bibi Ploy. Maaf kalau aku mengganggu."

"Oh tidak, kau sama sekali tidak mengganggu." Ucap Ploy lagi seraya mengibaskan tangannya dengan cepat. "Ngomong-ngomong, kenapa kalian pulang cepat?"

"Ada rapat guru, jadi sekolah di liburkan." Bohong Mark.

Ploy hanya ber-'Oh' kecil, kemudian kembali menatap sang Gun. "Aku sedang membuat makanan, dan Mix ada di ruang tengah kalau kalian butuh sesuatu." Jelasnya lagi.

Gun menanggapinya dengan anggukan. Sedangkan Mark langsung menarik sang kekasih ke lantai dua. "Ibu, jangan masuk ke kamarku, oke?!" Perintahnya tegas.

"MeMemangnya ada apa?" Tanya wanita itu tidak mengerti. Tetapi Mark tidak menjawab dan langsung menyeret Gun menuju tangga.

Mix yang berada di ruang tengah terlihat berpura-pura sibuk membaca koran. Saat Mark dan Gun sudah naik ke lantai dua, ia mulai bangkit dan bergerak perlahan mengikuti mereka.

"AYAH JUGA TIDAK BOLEH MASUK KE KAMARKU!" Mark berseru keras dari dalam kamarnya. Membuat Mix berdecak kesal.

"Sial! Dia mempunyai indra keenam yang cukup kuat." Tukas Mix lagi.

.

Bruk!Mark melempar tasnya ke atas kasur dan duduk di tepi ranjang. Gun juga ikut duduk disamping pemuda itu dengan kaku.

"Uhkau bisa meletakkan tasmu di lantai." Ucap Mark lagi.

"Hn" Gun menyahut singkat. Wajahnya tetapdatar seperti biasa saat meletakkan tas di samping kakinya, namun jantungnya berdegup sepuluh kali lipat dari normal. "Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanyanya.

Mark menggaruk belakang kepalanya dengan gugup. "Uhhaku juga tidak tahu. Ini pengalaman pertamaku."

"Aku juga." Sahut Gun lagi.

Atmosfir kamar langsung berubah canggung. Dua remaja tanggung itu duduk dengan gelisah dan salah tingkah, hanya degup jantung mereka saja yang terdengar keras. Mark yang pertama kali memulai langkah dengan menggenggam tangan Gun.

"MaMau mencoba berciuman?" Tanyanya dengan gugup.

Gun terdiam sejenak, kemudian mengangguk pelan. "Hn"

Kepala sang Mark mendekat perlahan. Inchi demi inchi, hingga hidung mereka saling bergesekan kecil sebelum akhirnya dua bibir itu saling menyatu. Menghisap dan menggigit dengan gemas.

Gun meraih pipi tan Mark dengan kedua tangannya, memaksa sang dominan untuk mencumbunya lebih kuat dan agresif lagi. Dengus napas terdengar keras, detak jantung berlomba memeriahkan suasana, hingga akhirnya punggung sang Gun sejajar di atas ranjang dengan sosok Mark yang menindihinya.

Drables Thai CoupleWhere stories live. Discover now