All the Good Things (RamKing)

436 10 0
                                    

All the Good Things © Amariys

.

.

Warning : OOC wkwk

.

.

.

.

Summary: Ram memutuskan untuk tidak menunggu.




Hari ini, Ram membuka matanya dan pikiran pertama yang hadir di benaknya adalah:

"Ah, aku sudah bertambah tua."

Jika ditanya, Ram tidak akan bisa menjelaskan mengapa pemikiran yang begitu melankolis itu hadir di benaknya. Mungkin penyebabnya adalah karena tepat di hari ini dua puluh tujuh tahun yang lalu ia dilahirkan di dunia, lalu entah mengapa ia mengingat hal itu saat kesadaran kembali menyapanya setelah mimpi panjang.

Untungnya, tidak ada pemikiran lain yang menyertai, sehingga Ram tidak menjadi terlalu melankolis. Benaknya dengan segera kembali kosong setelah satu pemikiran itu berlalu, tergantikan dengan kantuk yang masih sedikit memberati mata. Ram menolehkan kepala, lalu pandangannya terjatuh pada sosok kekasihnya yang masih terlelap dalam rengkuhannya.

Sampai sekarang, Ram masih merasa takjub saat kehangatan dengan segera hadir di dalam dadanya setiap kali ia melihat sosok King. Dan saat ia merasakan kehangatan tubuh King yang begitu nyata, begitu tegas di dalam dekapannya seperti ini, rasa hangat itu membuncah sedemikian rupa hingga terkadang segala perasaannya untuk King membuat Ram sesak.

"Tuhan, aku benar-benar mencintainya."  ia akan berpikir setelah berhasil menelan segala perasaan yang tercekat di kerongkongannya.

Untungnya, hal-hal ini hanya terjadi tepat setelah ia membuka mata dan karena Ram selalu bangun lebih pagi dari King yang, Ram tahu, akan mengejutkan untuk sebagian besar orang, tapi mereka tidak tahu itu juga alasan mengapa Ram begitu senang tidur siang maka tidak ada yang menyaksikan saat-saat Ram menunjukkan sisi rentannya; tidak ada yang tahu bahwa di balik semua perkataan kasar dan sifat tidak pedulinya, Ram sesungguhnya sedikit romantis.

Suara gumaman pelan menyentak Ram dari lamunannya. Senyum di wajahnya luruh walaupun sorot matanya tetap lebih lembut dari biasanya. Matanya lekat menatap saat bulu mata King yang lentik mulai bergetar pelan, tanda-tanda pasti bahwa kekasihnya akan segera bangun dari bunga tidurnya. Tangan Ram menyibak helaian poni yang ia tahu selalu membuat King geram karena tidak pernah menurutinya, tepat saat iris mata nya kembali menyapa dunia.

Ram tidak bisa menahan senyum saat ia melihat tatapan King yang masih tidak focus tanda bahwa kantuk masih memberatinya hingga saat ini ia hanya dapat menatap dunia tanpa benar-benar melihat apapun dan memutuskan untuk membiarkan beberapa saat berlalu dalam kesunyian sementara jemarinya terus bermain dengan helaian rambut King.

Ini juga merupakan suatu kebiasaan di antara mereka. King bukanlah seseorang yang akan menyambut pagi dengan bersemangat, kecuali jika ada hal yang benar-benar dinantikannya saat itu, hingga ia selalu membutuhkan waktu untuk 'mengumpulkan nyawa' setelah terbanKing. Sedangkan Ram, walaupun ia masih dapat menoleransi pagi lebih baik dari King, memilih untuk menemani King hanya karena ia malas bergerak menjauh dari kehangatan kekasihnya.

Keadaan mereka berubah saat King menggeliat pelan. Ia berkedip malas sebelum sedikit mengangkat wajah hingga ia dapat memandang Ram. Perlahan, seulas senyum merekah di wajah King saat ia memberikan sapaan kepada pria yang berambut gelap:

"Selamat pagi, Tuan Pengamat. Bagaimana rasanya terbangun di hari ulangtahunmu, hm?"

"Tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kalau aku boleh jujur. Terutama karena tidak ada seorang pun yang mengucapkan selamat kepadaku."

Drables Thai CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang