Mark (MarkGun)

858 66 7
                                    

Mark © Prissycatice 

.

"Hoi Gun! Pacar kecilmu mencarimu tuh!"

Aku menolehkan kepalaku saat salah seorang teman sekelasku menyerukan namaku cukup lantang. Pacar? Ah… pasti bocah itu lagi.

Bisa kudengar beberapa siswi terkikik geli di tempatnya. Ampun, pacar kecil apanya? Dia kan hanya teman sepermainanku! Lagi pula siapa sih yang menyebarkan gosip kalau kami pacaran?

"Siapa?" tanyaku berpura-pura tidak tahu. Aku kan sedang sibuk makan bekal di tengah kerumunan siswi cantik begini, masa aku harus melewatkan moment indah ini? yang benar saja!

Seorang siswi menepuk pundakku "Ah Gun, siapa lagi kalau bukan dia? Aku mau menggodanya sebentar ah~" gadis manis bernama Jane itu mulai melangkahkan kakinya menuju pintu.

Aku menghela nafasku sebelum ikut berdiri "Maaf ya nona nona, sepertinya aku harus pergi sebentar" kulemparkan senyumku kepada mereka lalu mengikuti jejak Jane yang sudah lebih dulu keluar kelas. "Kenapa dia hobi banget datang sih!?" gerutuku dalam hati.

"Tentu saja aku pacarnya. Kau keberatan?" di sana, aku bisa melihat Jane sedang menahan tawanya, tepat di depan bocah itu. Ternyata gosip itu berawal darinya!? Ah dasar bodoh!

"Kenapa terta—ah p'Gun!" raut wajahnya yang sekejap lalu masih menyiratkan kemarahan berubah 180 derajat saat ia melihatku. Raut wajah itu, hanya diperlihatkannya di depanku. Hahh~ rasanya emosiku meluap dalam sekejap.

"Ada apa Mark?" tanyaku sambil sedikit membungkukkan tubuhku. Well, biar kuperkenalkan anak ini kepada kalian. Bocah di hadapanku ini bernama Mark, teman sepermainanku sejak kecil. Rumahnya bersebelahan dengan rumahku. Anak ini lebih muda 2 tahun dariku. Aku murid SMU dan dia baru kelas 2 SMP.

Hampir setiap hari kami pergi sekolah bersama walaupun menuju ke dua sekolah yang berbeda. Yah sebenarnya pamannya yang memintaku pergi bersamanya agar dia tidak tersesat. Dan kuakui, Mark memang menderita buta arah yang cukup parah. Dia butuh waktu setahun penuh untuk menghafal jalan dari stasiun kereta menuju sekolahnya. Saat kutanya "Lalu bagaimana kau bisa sampai ke sana?" dia hanya menjawab "Pak polisi yang mengantarku". Sungguh anak yang beruntung… yah, walaupun katanya setelah itu ia selalu dimarahi oleh polisi itu.

"Nanti aku tidak bisa pulang bersama. Guru sialan itu menyuruhku ikut pelajaran tambahan." perkataan Mark itu berhasil membuat tawa Jane meledak.

"Benar! Mereka memang sialan! Huahahaha guru sialan!" gadis itu tertawa sambil memegangi perutnya.

"Jane khab, kalau ada guru yang dengar, kau bisa habis dimarahi mereka loh" ucapku memperingatkannya. "Dan kau Mark, cuma itu kan yang mau kau beritahu? Kalau begitu cepat kembali ke sekolahmu sebelum waktu istirahatmu habis."

Mark menatap mataku tanpa ekspresi lalu berkata "Waktu istirahatku memang sudah habis dari tadi kok. Jam sekolah kita kan berbeda." WHAT? Apa yang dikatakan anak ini!?

"Kalau begitu cepat kembali ke sekolahmu!" bentakku sembari mendorong tubuhnya.

"p'Gun."

"Apa lagi!?"

"Kapan kau akan menerima pernyataan cintaku.?"

Pertanyaan tidak penting macam apa lagi ini!? "Kalau tinggimu sudah melebihiku!" jawabku asal.

Bisa kulihat Mark mengulas senyum liciknya "Benar ya? Kita lihat saja nanti. Kupegang janjimu."

Aku langsung meneguk ludahku saat menyadari apa yang baru saja kukatakan. Bodoh! Kenapa buat janji seperti itu!? aish! Ah! Bocah itu sudah pergi! Bagaimana kalau nanti dia lebih tinggi dariku? Ah tapi tidak mungkin. Sekarang saja tinggiku sudah 170cm sementara dia baru 142cm. benar, dia kan termasuk golongan anak pendek.

Drables Thai CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang