Lucky Number69 21+ Eps1 (MarkGun)

1.1K 43 12
                                    

Lucky Number69 © CrowCakes

.

.

.

_Ritdha High School, pukul 08.00 Pagi_

.

Kelas di pagi hari sangatlah berisik, apalagi sekarang adalah jam pelajaran kosong, membuat seluruh siswa sibuk bercanda dan bermain tanpa takut ketahuan guru. Keadaan kelas saat ini benar-benar kacau balau. Para siswi cewek terlihat sibuk menggosip seru di bangku mereka, sedangkan para siswa laki-laki tengah asyik bermain bola di dalam kelas.

Mark Siwat, remaja berumur 17 tahun sedang dalam masa puber berat terlihat tengah tertawa dan bercanda dengan Plan, Nanon, dan Perth. Sesekali saling melempar gumpalan kertas untuk menggoda satu sama lain lain. Namun kesenangan Mark harus berakhir saat seorang pemuda masuk ke kelasnya dan berdiri angkuh tepat di depan sang Mark.

Mark menatap sang pemuda dengan cengiran lebar. "Hallo, Sayang. Rindu padaku?"

Bukannya menjawab, pemuda itu hanya mendengus pelan, kemudian meluncurkan kalimat sakral yang tidak boleh diucapkannya.

"Kita putus."

Dua kata keramat itu membuat senyum Mark luntur. Kelas yang tadinya heboh pun langsung hening seketika, menatap kedua pemuda itu penuh ketertarikan dan penasaran.

"Ka—Kau bilang apa?" Mark membeo dengan senyum gugup.

Gun Napat, nama cowok itu hanya menatap tajam ke arah Mark tanpa bicara. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dengan kesal. "Seperti yang tadi kubilang," Kata Gun. "Sebaiknya kita putus saja."

Mata hitam Mark terbelalak lebar. Otaknya yang hanya setengah air dan setengahnya lagi 'mesum' tidak bisa merespon dengan cepat perkataan Gun.

'Ta... Tadi si Gun ini bilang apa?'

Gun mendesah pelan. "Sepertinya kau masih tidak mengerti juga ya?" Cowok itu berjalan perlahan ke arah Mark. Kemudian menatap tajam mata Mark.

"Mark, kita putus. Detik ini juga." Perkataan tegas Gun sukses membuat Mark hampir memenggal kepalanya lalu melemparnya keluar angkasa.

Ia sama sekali tidak percaya kalau kekasihnya mengatakan hal sekeji itu. Tidakkah Gun tahu kalau mereka pacaran sudah hampir tiga tahun lamanya!? Dan tidak mudah bagi Mark putus begitu saja. Memangnya dia pikir Mark itu apa?! Layang-layang begitu? Yang bisa diputus seenaknya!

"Kau pasti bercanda!" Mark bangkit seraya mencengkram kedua pundak Gun dengan panik. "Kau pasti tidak serius 'kan ingin putus denganku?!"

Gun masih menatap pemuda dihadapannya itu tanpa ekspresi. "Aku serius. Jadi mulai sekarang tolong jauhi aku." Kalimat dingin itu mengalir mulus dari bibir sang Gun, tidak menyadari kalau hati Mark sudah retak berkeping-keping.

Pemuda itu berbalik dan melenggang keluar kelas tanpa beban. Meninggalkan Mark yang berdiri mematung dengan wajah hampir sekarat.

"MuMustahil..." Mark bergumam seraya menjambak rambutnya. "AAku dibuang oleh Gun? Ditelantarkan?"

"Secara teknis, Mark" Plan membuka suara. "Kau hanya putus dengan Gun dan bukannya dibuang atau ditelantarkan." Jelasnya.

"SAMA SAJA!" Mark meraung histeris. Ia berbalik untuk mengguncang bahu Plan dengan kalap. "BAGAIMANA BISA GUN MELAKUKAN HAL SEKEJI ITU PADAKU?! KENAPA DIA TEGA SEKALI?!"

Nanon mendesah pelan. "Menurutku wajar sih Gun minta putus, soalnya kau 'kan pembawa sial."

"Aku? Pembawa sial?" Mark menunjuk dirinya sendiri, kemudian tertawa. "Mustahil, aku ini pembawa keberunt"

Drables Thai CoupleWhere stories live. Discover now