It Was A Mistake (TaeTee)

477 14 0
                                    


It Was A Mistake © Kuncen Kasur

.

.

.

0-0-0-0

Hingar-bingar dunia gemerlap itu memang menyenangkan, tapi kadang di tengah riuhnya klab malam sekalipun ia merasa kesepian. Ada sesuatu yang kurang, bahkan tak bisa disamakan dengan mereka yang datang silih berganti untuk mendekatinya.

















"Terima kasih semuanya, terima kasih atas kerja kerasnya…!"

Tee mengucapkan terima kasih pada kru dan semua orang yang terlibat dalam acarafanmeet itu. Malam itu acaranya berakhir sukses, lancar tanpa ada masalah apapun.

Setelahnya ia kembali ke ruang make-up untuk beristirahat. Ia sudah ingin buru-buru mengistirahatkan kakinya yang kebas. Tiga jam d atas stage cukup membuatnya lelah.

Tee adalah penyanyi papan atas di negeri gajah putih itu. Semua orang tahu dirinya. Iapun tidak hanya populer di Thailand namun juga di negeri tetangganya. Selain menjadi penyanyi ia juga sering membintangi drama dan film. Ia musisi yang juga memiliki talenta hebat dalam bidang akting. Ia begitu dicintai fansnya, mereka selalu setia mendukungnya. Wajah secantik bidadari dan juga bakat yang ia miliki memang bisa menyihir siapapun untuk jatuh memujanya.

"Sepertinya kita harus merayakan kesuksesan acara ini dengan makan bersama, betul tidak?" ajak Kim, managernya.

"Ah, aku tidak mau… Aku capek…" tapi ditolak mentah-mentah oleh Tee.

"Kau butuh mandi dan bersantai…"

"Ah iya. Kupikir aku akan mandi saja di sini."

"Hm? Bukankah kau bilang tidak ada tempat yang lebih nyaman selain kamar mandimu di apartemen? Kenapa kau mau mandi di sini?"

"Aku hanya ingin mencuci rambutku.. Kau lihat? Aku tidak bisa keluar dengan penampilan seperti ini."

"Memangnya kau mau kemana setelah ini…?"

"Kau pasti tahu."

Seperti yang dikatakannya, Tee mandi sebentar, sekedar membersihkan tubuhnya dari keringat. Setelah mandi ia merasa lebih segar.

"Benar kau tidak mau ikut? Aku akan pergi makan bersama dengan para kru acara." tanya Kim saat Tee tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

"Iya…" jawabnya singkat. Ia lebih memilih fokus menata rambutnya daripada berbincang dengan managernya.

"Oh ya sudah… Pulanglah dengan Copter."

"Iya?" Copter menyahut ketika mendengar namanya dipanggil. Ia adalah salah satu pengawal Tee, kala itu ia sedang asyik mengobrol dengan para asisten dan pengawal lainnya.

Tee tidak bicara apa-apa lagi. Dia tidak bisa diganggu jika sedang berdandan, padahal dia sudah akan pulang tapi dia tidak pernah mau bertemu orang lain tanpa memakai make-upsama sekali. Baginya penampilan itu nomor satu.

"Hei Copter antar dia pulang nanti ya." ucap lelaki yang mengenakan kacamata berbingkai besar itu.

"Baik." Copter mengangguk.

Dua matanya diberi shadow cokelat. Tee menggerakkan kepalanya ke samping kanan dan kiri, memastikan penampilannya sudah oke. Setelah merasa puas, ia baru membalikkan badannya dan melihat Kim.

Lelaki itu rupanya sedang asyik memainkan permainan di ponselnya.

"Aku pulang, ya."

Sekarang balas Kim yang mengabaikannya.

Drables Thai CoupleWhere stories live. Discover now