luatoru

448 79 32
                                    

Dino mondar mandir di depan rumah. Gak biasanya Mina pulang telat, kalau pun mau main juga selalu pulang dulu dan minta ijin sama ibu atau ayah.

Lah ini?

Udah larut, jam sebelas malam gadis itu belum pulang. Untung ibu sama ayah lagi keluar, coba kalau mereka berdua di rumah, bisa ngamuk tahu anak perempuannya belum pulang.

"gimana? Mina udah pulang belum?" tanya Sharon panik.

Dia habis keluar nyari Mina ke tempat gadis itu biasa nongkrong. Dua kali.

Dino menggeleng frustasi, "kak gimana ini?"

Dino bingung, Sharon apalagi. Dia tambah panik waktu Dino terduduk lemas di kursi sambil meremas rambutnya.

Min, lo kemana sih? Jangan buat gue takut dong.

"kamu makan dulu ya, dari siang kamu belum makan," kata Sharon mendekati Dino, mengusap lembut surai Dino.

"gak mau kalau mbak Mina belum ketemu," jawab Dino keras kepala.

"tapi kamu butuh makan."

"aku gak mau kak!"

Oke. Sharon cukup terkejut mendengar suara Dino yang meninggi.

Tangan Sharon pun perlahan menjauh dari kepala Dino, hatinya bimbang dengan keadaan yang ada. Satu sisi dia khawatir Mina kenapa napa, di sisi lain dia merasa sakit hati ketika Dino meninggikan suaranya.

Belum pernah dia melihat Dino seperti ini. Bahkan di dunianya sekali pun.

"a-aku, cari Mina dulu," ujar Sharon pelan, dengan berat hati pergi dari rumah untuk kali ketiga.

Di jalan ia berpikir keras kemana Mina pergi. Tapi otaknya menemui jalan buntu. Dia gak bisa berpikir kemana Mina akan pergi.

"apa dia ke rumah Eunwoo?" pikirnya. Karena Eunwoo satu satunya alasan untuk Mina melakukan apa saja.

Eunwoo minta Mina lompat dari jurang juga bakal dituruti sama Mina.

Eunwoo minta Mina pergi Mina bakal pergi.

"Min, lo di mana?"




----

"sus! Cepet sus!"

Sebuah bangkar didorong oleh empat orang perawat menuju ruang unit gawat darurat. Diikuti seorang dokter yang mengenakan jas kebesarannya.

Sedangkan cowok jakung itu merapalkan dalam hati, berdoa semoga dia baik-baik saja.

"maaf mas, anda dilarang masuk," kata salah seorang suster di sana dan menutup pintu.

"gue harus gimana?"

"sumpah gue bingung,"

"mana gue gak punya nomer bapak ibunya lagi,"

"apa gue kasih tahu Jihyo aja?"

"atau Dokyeom?"

"gak, gue gak boleh bilang siapa-siapa," ia bermonolog bak orang gila saking takutnya. Bahkan kakinya lemas dan tak sanggup berdiri hanya sekedar menopang berat tubuhnya sendiri.

Dia duduk di kursi tunggu dengan cemas. Saat memejamkan mata, ia teringat ada satu orang lagi di sana. Tapi dia meninggalkannya seorang diri.

Apa gue jahat?

Apa tindakan gue ini bener?

Ia menatap nanar pada pintu UGD yang tertutup rapat.

"lo harus bertahan, Mina. Lo gak boleh mati,"


REFLOW ft 97line✅Where stories live. Discover now