tuluroru

500 85 15
                                    

"dia pakai cara baru,"

Dua orang di hadapannya membelalak terkejut.

"maksud lo? Dalang dibalik semua ini adalah dia?" tanya gadis berponi itu menutup mulutnya sendiri.

"iya. Gue baru tahu kalau dia memutilasi korbannya sebelum dikasih larutan hydrochloric acid," jawabnya.

Sedang lelaki yang bersama dua gadis itu mengangguk paham.

"pantes gak ada jejak sama sekali, dia pakai larutan korosif," kata cowok di sana memandang sebuah foto yang dicoret silang pakai spidol merah.

Dua gadis lainnya ikut menatap foto itu dalam diam, "sejak kapan dia pakai metode mengerikan itu?"

"belum ada sebulan, gue mengirakan ada tiga pekan,"

"kita jangan sampai lengah lagi. Banyak korban berjatuhan akibat ulahnya,"

"gue ngerti."

"btw, larutan hydrochlic acid itu apa?"

"HCL, lo ngerti kan yang namanya HCL?"

Gadis berponi itu mengangguk paham, "ngerti, tapi kenapa bisa menghilangkan jejak pelaku?"

Sedang dua orang lainnya tertawa garing. Emang susah ngomong pakai bahasa sains sama ini cewek.



----

Kebetulan Jiho ada di mall sama Rose. Mereka sedang berbelanja menghilangkan rasa bosan di rumah. Sekolah gitu gitu aja, gak tahu kapan lulusnya.

Kali ini mereka pergi tanpa Eunha. Udah dibujuk seribu kali pun gadis itu tetap menolak. Katanya masih malu dan enggan keluar rumah.

"nanti kalau ketemu salah satu dari mereka gimana?"

Memahami kekhawatiran Eunha, mereka memutuskan untuk pergi berdua. Dengan syarat, mereka harus membelikan Eunha martabak pandan selesai belanja.

"udah belum?"

Jiho sebagai perempuan tidak terlalu menggila dalam berbelanja. Sesuai kebutuhan dan sesuai mood aja. Kalau lagi pingin belanja online, ya online. Pingin ke butik langganan yang tinggal pergi.

Namun sangat berbeda dengan Rose, gadis itu sama saja dengan perempuan di luar sana. Lama, plinpan, ujung-ujungnya dibeli semua.

Dasar.

"Ho, bagusan yang mana? Yang tanpa polos apa yang bercorak?"

"polos," jawab Jiho tanpa melihat dua gantungan dress di tangan Rose.

"gue serius jing," kesal Rose.

"gue capek jing," balas Jiho.

Mereka berdua lantas menghela napas panjang. Inilah kenapa memaksa Eunha itu penting. Karena Eunha bagian penengah kalau mereka lagi berantem dan berbeda pendapat.

"beli dua duanya aja, cepetan,"

Gadis ramping itu mengangguk pasrah, "bentar,"

"hm,"

Saat Rose membayarnya, Jiho menunggu di luar sambil makan es krimnya.

"kayak kenal,"gumamnya dengan mata memicing.

"astaga Jiho! Itu Mina!" pekiknya sambil nepuk pelan dahinya.

"mau kemana tuh cewek? Bawa troli besar amat, mana barang-barangnya buat anak kecil semua lagi,"

"ngomong sama siapa lo?" ia menoleh ke samping, melirik tangan Rose yang sudah memegang bungkusan dress yang ia beli.

Jiho sendiri ragu untuk mengatakan apa yang dia lihat barusan. Tapi dia punya firasat kalau Mina bakal ke panti asuhan mengingat barang belanjaan Mina yang kebanyakan mainan buat anak kecil.

REFLOW ft 97line✅Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon