KEMUSUHAN VOL.2

6.3K 232 20
                                    

👉REFLOW👈
PORULOG


---


Di balik pembatas kaca itu, ia hanya bisa mengangguk lemah. Percuma juga menyangkal semua tuduhan yang mengarah padanya karena seluruh bukti sudah jelas bahwa dia adalah tersangka utama. Dan korbannya sendiri pun sudah mengatakan sejujurnya kalau dia yang menyebabkan kecelakaan itu.

Membuat media massa heboh dengan berita yang dia sebabkan beberapa waktu lalu.

Kini, tak ada gunanya menyangkal, berdalih kalau dia tidak melakukan. Meski kebenarannya memang tidak melakukan apapun. Saat kejadian pun dia tengah tertidur di rumah.

"gue tanya buat yang terakhir kali, apa bener lo melakukan semua itu?"

Ia mendongak. Cowok di depannya ini bersuara setelah menanyakan hal yang sama padanya. Sekarang pun juga menanyakan pertanyaan yang sama.

Membuatnya sedikit kesal karena terus-terusan menyinggung insiden terakhir kali.

Ada hening cukup lama. Sebagian hatinya enggan menjawab iya. Sebagian lain menyuruhnya mengakui semua perbuatan yang jelas-jelas bukan dia pelakunya.

Ia memperbaiki posisi duduknya. Sebelum menjawab pertanyaan itu untuk kali terakhir.

Namun sayangnya, kedua mata mereka bertemu. Ia merasa getaran aneh kala mata itu memandangnya. Terlihat berbeda, benar-benar berbeda.

Tidak.

Buru-buru ia mengusir pemikiran aneh yang baru saja singgah. Percuma, gak ada gunanya arti tatapan itu. Mencoba tidak peduli, dia harus segera menjawab pertanyaan cowok di depannya ini.

Dia muak akan keberadaan laki-laki itu. Bisanya mendatangkan sesak tak kunjung reda.

"lo mau denger jawabannya kan?"

Cowok itu mengangguk mantap. Tatapannya semakin kuat padanya.

"buka telinga lo lebar-lebar, gue gak mau siaran ulang dan jawab pertanyaan gak bermutu dari lo,"

Bukan. Itu bukan dirinya.

Tapi itu memang dirinya. Kasar.

"iya, gue yang dorong dia dari atap," ucapnya lantang dan tegas. Punggung tegak sempurna, sorot mata tajam.

Berbanding terbalik dengan seseorang di balik pembatas kaca transparan di hadapannya. Cowok itu menunjukkan luka amat dalam melalui sorot matanya.

Jawaban darinya membuat cowok itu kecewa. Bukan itu yang ingin didengar, namun ia malah mengatakan dengan lugas kalau dia yang melakukan perbuatan senonoh itu.

"oke, kalau itu jawaban terakhir yang gue terima," katan cowok itu pasrah.


Kemudian bangkit dari duduknya, menatap gadis di balik pembatas dengan sendu sebelum kakinya melangkah keluar ruangan tanpa menoleh ke belakang, lagi.

Ia benar-benar pergi sesuai perkataan gadis itu.

Sementara ia menyesali perbuatannya. Tak jauh berbeda, ia juga merasa sesak di dada. Meletup-letup dan terasa panas ingin segera dimandikan air es.

Bahkan pelupuk matanya sudah basah oleh genangan air.

"sialan. Bukan maksud gue nyakitin perasaan lo, Malik. Gue terpaksa, karena kita sama. Dia adalah gue, dan gue adalah dia,"







---

Stay with us

🏷Mingyu's fam🏷

REFLOW ft 97line✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang