lumatoru

437 90 35
                                    

Diam-diam Rose pergi ke panti asuhan. Dia mau ketemu Irene dan bertanya tanya tentang gadis yang selalu datang ke sini atau sekedar mampir menemui bocah bernama Aera.

Sengaja gak ngajak Jiho, gadis itu sibuk latihan nari buat acara cak dan ning minggu depan. Kasihan kalau harus diganggu. Takut konsentrasinya pecah dan kebagi menjadi dua.

Rose tahu diri. Sebelum ke panti asuhan, dia pergi ke toko kue sebentar, lalu membeli beberapa kotak untuk dikasih ke Irene dan anak-anak panti.

"kamu, Rose kan?" tanya Irene takut salah mengenali orang.

Dua kali dia berkunjung, dengan tujuan yang sama. Membuntuti Sharon demi menemui Aera.

Rose menarik ujung bibirnya ke atas membentuk senyuman tipis, "Roseanne."

"ah, Roseanne. Kenapa ke panti asuhan lagi? Mana temen kamu satunya? Siapa namanya? Jihoon?"

"Jiho," sela Rose sebelum Irene meleber kemana-mana perihal nama Jiho.

Jauh amat dari Jiho ke Jihoon?

"saya boleh ketemu Aera gak?"

"kenapa?" Irene langsung bertanya dengan tegas, bahkan Rose belum sempat menutup rapat bibirnya.

Ditatap setegas itu membuatnya sedikit kikuk dan takut. Bukan apa-apa, pertemuan pertamanya dengan Irene tidak terbilang bagus. Jadi meninggalkan kesan buruk untuknya.

"pingin aja, gak boleh ya?"

Irene tertawa mendengar penuturan polos Rose, "bolehlah. Masa gak boleh sih?"

Mendengar persetujuan dari Irene, Rose mengembangkan senyumnya lagi.

"sekarang dia di mana?" tanya Rose dengan semangat. Matanya berbinar bahagia.

"lagi belajar. Kamu datang di waktu yang salah, Roseanne." ucap Irene berterus terang. Sedikit merasa bersalah.

"terus kapan bisa ketemu?"

"kalau kamu gak capek, datang ke sini jam delapan malam,"

"jam delapan?" nampak Rose menimbang nimbang.

Jam delapan dia ada kunjungan ke rumah sakit, jenguk Eunha. Jam sembilang dia malah ada makan malam sama sepupunya yang datang dari Australia. Diatas jam sembilan mungkin panti asuhan ditutup.

"gak bisa ya?"

Rose otomatis mengangguk.

"yaudah kapan kapan ketemunya."

Enteng banget kalau ngomong. Rose meredakan gejolak di hatinya, bukan waktunya marah marah.

"Aera punya hp kan?"

"punya,"

"minta nomer hpnya,"

"buat apa?"

Rose mendesah kesal, ini orang punya masalah apa sih sama dia? Tanya mulu kayak wartawan.

"gunanya hp buat apa? Ya komunikasi lah,"

"kalau itu saya juga tahu. Enggak ah, informasi pribadi gak boleh disebar,"

"cuma buat komunikasi doang. Masa gak boleh sih?" tanya Rose.

Irene menggeleng, "maaf ya Roseanne, ini kebijakan panti asuhan yang saya buat," katanya dengan tegas.

"pelit ih. Minta nomer hpnya aja gak boleh," kata Rose merajuk seperti anak kecil.

"emang. Dari dulu saya pelit jadi orang, baru tahu?" ucap Irene sengit.

Sabar Rose. Gadis itu mau meledak rasanya. Songong banget nih pemilik pantinya.

"yaudah kalau gitu, saya gak bakal pergi dari sini,"

"yaudah silakan. Emang saya peduli?" jawab Irene berani. Dia mengambil beberapa berkas adopsi dan pergi dari ruangannya.

Rose ditinggal sendirian, sesuai dengan apa yang dikatakannya.

"aduh siapa sih namanya? Eh, eh, kok dikunci?" teriak Rose panik bukan main.

Dia menarik gagang pintunya berulang kali, tetep gak bisa dibuka. Ia pun menggedor pintu sambil berteriak minta tolong.

"iya iya ampun. Bukain dong! Saya gak maksa lagi deh, suer," teriaknya keras.

Irene di luar menahan tawa, "janji?"

"iya iya, janji,"

Irene pun menyeringai puas, lalu menarik pintunya ke kanan. Rose membelalak tak percaya.

Dia ditipu?

"pintu geser, maaf ya," kata Irene tanpa merasa bersalah. Di akhir kalimatnya pun ia bumbui dengan kekehan kecil dan berjalan santai meninggalkan Rose lagi.

Tangan Rose mengepal sempurna, "sialan. Gue ditipu, aish," amuknya. Menendang angin tanpa perasaan.


----

Mingyu mampir lagi ke sekolah. Atap sekolah, maksudnya. Dia butuh sesuatu yang bisa memperkuat dugaannya.

Daripada atap, Mingyu milih turun ke tempat di mana Eunha ditemukan. Yaitu di tepi kolam, ada setumpuk kardus. Terdapat bercak darah di sana.

"ini pasti darah Eunha," kata Mingyu meyakini bahwa darah di tumpukan kardus itu memang darah Eunha, temannya.

Saat hendak mencari lebih jauh lagi, ia mengambil sarung tangan dan memakainya. Jaga-jaga untuk tidak menambah dna nya pada bukti yang dia temukan.

Ia meneliti sekitar tumpukan kardus di sana, tidak ada yang aneh, awalnya. Sampai ia menemukan dua buah dasi.

Di balik dasi masing-masing terdapat nama pemiliknya, karena itu kebijakan sekolah. Setiap seragam atau kebutuhan dasar yang berasal dari pihak sekolah akan mendapat identitas masing-masing murid.

Salah satu tujuannya adalah biar tidak tertukar satu sama lain.

Saat Mingyu membalik dasi di tangan kanannya, terdapat tulisan Jung Eunbi. Yang mana dasi itu milik Eunha.

Dibaliknya dasi di tangan kiri, sebuah nama yang tidak asing lagi untuknya. Myoui Mina.

Lagi-lagi pertanyaan ini muncul dalam benaknya.

Kenapa barang bukti sebesar ini tidak diketahui oleh polisi?

Pertama, tas Mina. Sekarang, dasi Mina.

Apa ini disengaja? Tapi apa motifnya?

Mingyu segera mengambil kantong plastik dari tasnya, lalu memasukkan dua dasi itu ke dalam kantong yang berbeda.

Cowok itu melanjutkan penyelidikan abal-abalnya.

Ia memejamkan matanya sejenak, Mina belum ketemu. Sharon dipenjara. Sabtu depan sidang pertama Sharon. Kalau seandainya Mina juga jatuh, pasti ada darah lain di sini. Begitu pikir Mingyu.

Dia cuma butuh bukti bahwa Mina juga jatuh dari atap, bukan hanya Eunha. Dia juga harus segera menemukan keberadaan Mina untuk menanyakan kebenarannya.

Ketika Mingyu membuka mata, ia refleks menatap kakinya yang menginjak tanah di sana. Tanah tempatnya berpijak saat ini.

Ia pun mengangkat sebelah kakinya perlahan, berlanjut ke kaki satunya.

Sampai ia menemukan bekas kehitaman yang ia yakini sebagai darah Mina. Sudah dua hari, jadi tidak heran kalau tanah itu berwarna gelap dari yang lain.

Mingyu tersenyum dengan badan gemetaran, "ketemu lo, Mina. Ini pasti darah lo kan?"






----

Mingyu udah bakat jadi detektif belum? Hehe😂
Hari ini jangan lupa bersyukur ya teman😊

Terimakasih sudah membaca
Mijan💚

REFLOW ft 97line✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin