Pembunuh?

895 44 6
                                    

Budidayakan VOTE sebelum membaca:)
*******
Ambulance yang ditumpangi Kenzo dan yang lainnya akhirnya tiba di salah satu rumah sakit yang tak jauh dari sana.Nana dibawa ke ruang UGD agar ia dapat di baringkan di sana.Sedangkan Keke ia memilih untuk duduk bersama yang lainnya dari pada berbaring di bangkar.

Keke masih syok dengan keadaan itu terlebih lagi Alex yang bahkan sedari tadi hanya memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"Lo tidur aja.Muka lo udah pucet banget."ujar Alex sambil menatap Keke,

"Gue nggak papa."jawab Keke,

"Lo kira gue buta?Gue bisa lihat muka pucat lo yang kayak mayat hidup sekarang."geram Alex,

"Ngg-"

"Gue nggak terima penolakan.Mending sekarang lo tidur atau gue suntik lo pake obat bius?"ancam Alex,

Jujur kepala Keke terasa sangat berat dan berdenyut sekarang karena memikirkan keadaan Clara.Namun pada akhirnya ia menuruti perkataan Alex barusan.

Sebelum Keke berbaring Keke masih menatap Kenzo sendu,

"Biar gue yang urus."ujar Alex yang paham akan pemikiran Keke,

Keke pun mengangguk dan membaringkan tubuhnya di bangkar.Tak butuh waktu lama Keke sudah masuk ke alam mimpinya.
*******
Keke terbangun dari tidurnya begitu seseorang mengguncang badannya pelan,

"Hmm."gumam Keke,

"Clara udah dateng."kata orang itu-Alex-

Keke spontan turun dari bangkar dan langsung berlari keluar ruangan.Saat tiba di luar Keke tak mendapatkan adanya ambulance atau keberadaan Clara di sana,

"Lo nipu gue?!"bentak Keke kepada Alex yang baru tiba di sampingnya,

Bukannya menjawab Alex malah merangkul Keke,

"Ikut gue."kata Alex,

Keke nampak bingung dengan apa yang dilakukan Alex namun ia tetap mengikuti Alex dalam diam.Perasaan Keke mendadak tak enak dan detak jantungnya tak karuan begitu Alex tak membawanya ke dalam ruang UGD maupun ruang rawat inap pasien,

"Lex.Ini kita mau kemana?"tanya Keke dengan suara serak,

Alex tak menjawab dan masih terus menuntun Keke berjalan,

Keke menghentikan langkahnya begitu melihat lorong gelap dan tampak mengerikan di hadapannya.Yahh Keke tau jalan ini.Jalan ini menuju ke tempat yang terus Keke hindari dari benaknya.

"Kita kayaknya salah jalan deh."kata Keke yang berniat pergi namun langsung di cegat oleh Alex.Alex menggeleng dan menunjuk lorong itu dengan dagunya,

"Enggak gue nggak mau ke sana.Gue mau samperin Clara.Kalau lo nggak mau nganter gue ke ruangannya Clara.Gue bisa sendiri kok."ucap Keke dengan suara yang bergetar namun lagi dan lagi Alex mencegat Keke,

"Ruang Clara di sana."kata Alex dengan suara rendah sambil menunjuk lorong itu lagi,

"Becandaan lo nggak lucu."kata Keke dengan air mata yang sudah mengalir dan menghentak tangan Alex,

"Gue tau ini berat buat lo.Tapi lo harus nerima kenyataan."ujar Alex lembut sambil memegang ke dua bahu Keke,

"Clara udah nggak ada."lanjutnya,

Keke mematung dan menatap Alex dengan tatapan kosong.Perlahan Alex kembali menuntun Keke menelusuri lorong itu menuju sebuah ruangan tepat di ujung lorong itu.Saat tiba di sana Keke membaca nama ruangannya-Ruang Mayat-Keke mencoba menyakinkan matanya bahwa ia tak salah membaca kata itu.Jujur ia tak menerima akan  kenyataan yang menghampirinya,

KEKE(Complete)✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat