BAB 34

3.2K 123 13
                                    

Diana berjalan memasuki kelasnya. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia kesal. Ia kecewa. Ia marah. Diana tak habis fikir Ara bisa berbicara seperti itu.

Diana tidak akan bisa fokus pelajaran yang akan dimulai kembali, ia pun memilih untuk mengambil tas dan berjalan menuju ruang osis hingga jam pulang sekolah.

Pilihan Diana salah. Diana lupa kalau hari ini jam olahraga kelas Brian. Diana berjalan menuju ruang osis dengan melihat sekelilingnya agar tidak bertemu dengan seseorang, kalian tau siapa yang dihindahi Diana.

"Mau sampai kapan diemin aku gini?"

Diana kaget dan menjatuhkan kunci ditangannya tidak jadi membuka pintu ruang osis yang berada di depannya.

Brian mengambil kunci ruang osis yang dijatuhkan Diana dan membukakan pintu dengan kunci ditangannya.

"Kita omongin lagi nanti" ucap Brian sambil mengacak rambut Diana sebelum pergi ke lapangan.

Diana diam tak berkutik ditempatnya memperhatikan punggung Brian yang menjauh menuju lapangan. Ia merindukan Brian. Sangat.

Diana membalikan badannya, dan masuk kedalam ruang osis. Baru saja Diana meletakan tasnya pintu ruang osis diberbunyi. Diana melangkahkan kaki untuk membukakan pintu.

"Nitip hape" ucap Brian memberikan handphonenya, "password-nya masih sama" lalu berlari meninggalkan Diana lagi.

"Ngapain nitip hape segala sih" Diana merasa serba salah, ia melihat handphone Brian yang berada ditangannya. Ada keinginan Diana untuk membukanya tapi ia tahan sekuat tenaga.

"Engga engga ini privasi Brian" ucapnya pada dirinya sendiri.

"Ah penasaran" Diana berteriak frustasi pada dirinya yang sangat penasaran. Akhirnya Diana memutuskan membuka handphone Brian dengan password yang ia tahu. Dan benar terbuka.

Diana terdiam menatap layar handphone Brian, foto dua pasang kaki yang dijadikan wallpaper. Diana menahan air matanya tapi gagal dan akhirnya ia menangis. Briannya masih sama seperti dulu. Briannya Diana. Itu adalah foto kaki Diana dan Brian pertama kali di lapangan saat acara osis.

Tangis Diana semakin mengeras dengan membuka galeri, chat dan kontak. Diana sedikit tertawa geli membaca nama kontak dirinya "si manja" gumam Diana.

Tok tok tok..

Diana melihat kearah pintu, segera menghapus airmatanya.

Diana memperhatikan Brian yang berdiri dengan keringat di depannya. Ingin rasanya Diana memeluk Brian saat ini juga, meminta maaf atas keegoisan dan kemanjaannya yang membuat hubungan mereka merenggang.

"Kenapa ngeliatinnya gitu?" Ucap Brian bingung melihat Diana yang menatapnya.

Diana memberikan handphone kepada pemiliknya "Ini"

"Bawa dulu aja aku belum selesai"

Diana mengerutkan dahi bingung "Trus ngapain kesini?"

"Ini" Brian memberikan es jeruk yang berada ditangannya "Dapet dari siapa ga tau, aku ga minum es"

Diana semakin mengerutkan dahinya bingung.

"Mau gak?" Tanya Brian yang merasa aneh dengan kerutan di dahi Diana. "Kalo ga mau aku kasih ke yang lain

Diana merebut es jeruk ditangan Brian dan meminumnya.

Brian tersenyum.

"Aku olahraga lagi dulu ya" ucap Brian yang tidak lepas memperhatikan Diana yang terlihat lucu didepannya.

Diana mengangguk sambil meminum es jeruk ditangannya.

"Pelan-pelan minumnya, aku ga minta" ucap Brian lembut mengusap rambut Diana.

Diana memperlambat menyedot es jeruk ditangannya sambil memperhatikan Brian.

"Kamu beneran ga mau?" Tawar Diana.

Brian menggeleng sambil tersenyum.

"Serius?"

"Iya" Brian mempertahankan senyum di wajahnya.

"Yaudah" Diana kembali meminum es jeruk dengan nikmat.

Brian mengacak rambut Diana dengan senyum yang tidak pernah hilang "Gemas".

Diana menarik tangan Brian yang berada di rambutnya "sana balik ke lapangan"

Brian tersenyum "oke" kemudian berjalan kembali menuju lapangan, namun langkahnya terhenti.

"Brian"

Brian membaliman badan kearah suara yang memanggilnya.

"Lain kali jangan alay namain kontak orang" ucap Diana sedikit berteriak.

Brian tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Diana.

"Si manja" Diana menjawab sambil tersenyum geli.

Brian tersenyum semakin lebar melihat senyum Diana yang telah seminggu ini hilang.

"Emang manja" ucap Brian santai sambil tersenyum dan berjalan ke lapangan.

🔷🔹🔷

Tahan tahan jangan emosi dulu ke Brian. Semua bisa diselesaikan 🤭
Coba tolong tulis di komen pesan untuk Brian.

Hello Manja!Onde as histórias ganham vida. Descobre agora