BAB 10

6.2K 168 1
                                    

Sekarang mereka bertiga telah berhenti di depan cafe. Iya benar ini cafe bukan definisi warung seperti yang dibayangkan Diana. Diana berfikir apakah Ara tidak dapat membedakan cafe dan warung?

"Ayo Di turun" perintah Ara yang sudah turun dari motor sportnya.

"Ara. Ini namanya cafe bukan warung" sambil turun dari motornya Diana melihat cafe dimana motor mereka terparkir.

"Iya ini emang cafe"

"Katanya kita mau ke warung" Diana mengerutkan dahi.

"Ayo cepet kita ditinggal Brian"

Melihat Brian yang sudah jalan duluan Ara pun berjalan menyusul meninggalkan Diana yang masih kebingungan.

"Tungguin aku" Diana berlari untuk menyusul Ara dan Brian.

Mereka sedang berjalan melewati jalan setapak samping cafe dimana mereka memarkir motor.

Setelah sampai di sebuah turunan tangga, Diana berhenti melihat Ara dan Brian yang sudah dibawah menunggunya.

"Sini turun"

Diana menuruni anak tangga mengikuti perintah Ara.

"Ini lapangan basket?" Tanya Diana memasuki lapangan outdoor tersebut.

"Iya. Dan itu warungnya" tunjuk Ara.

Diana menoleh ke arah warung yang ditunjuk Ara. Dan benar itu adalah definisi warung yang Diana fikirkan. Kemudian Diana berjalan bersama Ara menyusul Brian yang telah duduk di warung.

"Wih tumben siang-siang udah kesini" tanya pemilik warung melihat Ara dan Brian bergantian.

"Aus" jawab Brian.

"Sok mau minum apa? Kaya biasa?" Tunjuk pemilik warung kepada Brian.

"Iya"

"Neng Ara?" Kemudian menunjuk Ara yang duduk di tengah.

"Sama kaya biasa aja bang"

"Oke. Ini neng? Loh anak baru?" Tanya pemilik warung melihat kearah Diana sambil menunjuknya.

"Temen satu sekolah bang" jelas Ara.

"Siapa atuh gelis namanya?"

"Diana" sambil menunjukkan deretan giginya.

"Cantik. Mau apa neng? Ini ini" tanya pemilik warung sambil menarik kertas menu yang berada di depan Brian.

Brian meperhatikan kegiatan Bang Joni atau biasa disebut Bang jo si pemilik warung saat menarik kertas menu di depannya.

"Aih genit lu bang. Istri lu dateng aja" ucap Ara sinis.

"Masih siang panas ga mungkin kesini. Mau yang mana neng?" Bang jo kembali melihat Diana

"Vanilla late bang" jawab Diana tersenyum.

"Aduh adem" Bang jo ikut tersenyum sambil mengelus dadanya melihat senyum Diana.

Melihat tingkah bang Jo Ara menoleh ke arah Brian dan disambut dengan gelengan kepala Brian.

Sambil menunggu minuman yang dipesan jadi Diana melihat sekeliling lapangan. Sepi.

"Ini lapangan tersembunyi?"

Mendengar pertanyaan Diana tersebut membuat Brian memutar badan melihat kearah lapangan seperti Diana.

"Engga ko. Ini rame"

Bukan Brian yang menjawab, melainkan Ara. Kemudian dijawab oleh anggukan kepala tanda Diana mengerti.

"Nanti kapan-kapan kesini lagi kalo ada latihan atau sparing"

"Tapi kan gue bukan anak basket"

"Ini tempat umum" kali ini Brian yang menjawab.

"Tapi kalo yang jualan cuma bang Jo aja?"

"Sore sampe malem neng rame. Kalo abang sih dari pagi" Bang Jo yang sedang menyajikan minuman di meja pun ikut menjawab.

"Ohh" Diana mengangguk.

"Ini udah diminum dulu kan aus" perintah bang Jo kepada mereka bertiga.

Diana memperhatikan Brian berdiri berjalan menuju pintu warung. Dan keluar membawa satu buah piring lalu duduk kembali.

"Nih" Brian meletakan piring berisi risol di tengah depan Ara.

"Wah ini rekomen bangeet. Cobain Di"

"Iya" Diana mengambil risol.

"Bang cabe-cabean" Brian berdiri memanggil bang Jo dari depan warung.

"Jangan diabisin. Lagi mahal" Bang jo mengeluarkan satu plastik cabe.

Brian dan Ara mengambil cabe tersebut lalu memakannya bersama risol.

"Lu ga mau?" Tanya Ara yang melihat Diana tidak mengambil cabe satupun.

"Ga suka pedes"

"Yaampun udah gede si eneng. Kalo es krim suka ga?" Tanya bang jo

"Gue suka bang" jawab Brian.

"Bodoamat kalo lu. Gue nanya si eneng"

"Suka dong bang"

"Mau rasa apa? Gratis khusus neng yang bikin siang abang adem"

"Minta 3 Di" gumam Ara agak keras agar di dengar Diana sambil menunduk.

Diana menoleh melihat kearah Ara. Dijawab dengan anggukan Ara.

"Adanya rasa apa bang?"

"Coklat, vanilla, stroberi neng mau yang mana?"

"Enaknya yang mana?"

"Semua enak disini mah. Cobain"

"Kalo coba semua boleh emang?"

"Eh" bang jo menautkan dahi bingung tidak habis fikir dengan pertanyaan Diana.

Brian pun menahan tawa, beda halnya dengan Ara yang sudah tertawa sampai minuman dimulutnya hampir tumpah.

🔷🔹🔷

Gimana? Next ga nih?
Lebih penasaran sama siapa nih
Brian - Ara
Brian - Diana

Hello Manja!Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon