BAB 15

4.1K 123 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa berhamburan meninggalkan kelasnya masing-masing. Begitupun dengan Diana.

"Byee Diana, duluan ya" ucap Ocha meninggalkan kelas.

"Hati-hati ya ocha"

"Ayo pulang Di" ajak Dimas yang sudah berjalan menuju keluar kelas.

"Duluan ya" ucap Firman meninggalkan kelas.

"Diana ada Brian" teriak Dimas dari depan pintu kelas.

Diana berjalan menuju depan kelasnya mendekati Brian yang sedang berdiri di depan balkon kelasnya.

"Ehem asik bentar lagi makan gratis"

"Apaan sih Dim"

"Apaan sih apaan sih mesem uhuy. Duluan ya" Dimas berjalan meninggalkan Diana dan Brian.

"Udah daritadi?"

"Lumayan tadi gurunya keluar cepat"

Diana mengangguk.

"Pulang sekarang?"

"Iyalah emang mau ngapain lagi?"

"Gue mau ngambil seragam basket dulu"

"Gue tunggu diparkiran kalo gitu"

"Ikut aja. Ngambil doang" ajak Brian.

"Gaenak"

"Kasih kucing" Brian mendorong Diana dari belakang.

"Briii... suka banget ngedorong deh" Diana berjalan mengikuti arah dorongan Brian hingga tangga.

"Lama kalo ga didorong" Brian tertawa hambar.

Mereka pun berjalan menuju lapangan dimana anak basket sudah berkumpul.

"Gue tunggu sini ya" Diana berhenti dipinggir lapangan.

Brian mengangguk dan berjalan menuju perkumpulan anak basket.

"Nunggu pacar nih ceritanya?"

Diana menoleh menuju arah suara.

"Sombong banget"

"Siapa ya?"

"Beneran sombong" laki-laki berjaket demin itu pun menghela nafas.

"Saling kenal?" Brian bertanya dari samping laki-laki berjaket demin itu.

"Eh Bri. Ini cewe sombong banget"

"Bukan sombong. Aku tuh ga kenal"

"Ya ampun padahal baru kemaren ketemu, gue dilupain gitu aja" laki-laki itu membuat ekspresi muka sesedih mungkin.

"Ini Angga" Brian memperkenalkan laki-laki disampingnya.

Diana diam memperhatikan laki-laki yang Brian sebut namanya adalah Angga.

"Kan Bri dia itu sombong. Kemaren gue ajak lari ga mau malah nontonin kita pas lari"

"Oh elu" Diana mengingat Angga. Laki-laki yang kemaren mengajaknya lari saat menunggu rapat osis dimulai.

"Angga" Angga mengulurkan tangan.

"Diana" Diana membalas uluran tangan Angga.

"Ayo pulang" Brian menarik paksa tangan Diana yang sedang bersalaman dengan Angga.

"Pelit banget sih Bri dikit doang" Angga melepas tangan Diana yang sekarang telah di genggam oleh Brian.

"Duluan ngga" Brian berjalan masih menggandeng tangan Diana.

"Duluan Angga" Diana berteriak sambil menoleh melihat Angga yang telah jauh dibelakangnya.

Sampai di parkiran Brian pun melepaskan tangan Diana dan memberikan helm yang kaitannya telah dibuka agar dipakai Diana.

"Mau naik ga? Brian memperhatikan Diana yang masih berdiri disamping motornya.

Diana menunduk dan naik ke motor Brian dengan sedikit rasa takut karena tatapan mata Brian yang seram menurutnya.

"Bri" panggil Diana disela-sela suara kendaraan di jalanan.

Brian melihat Diana dari spion motornya dan Diana menyadari itu.

"Maaf" ucap Diana.

"Ga ada yang salah"

"Jangan gitu. Gue takut"

Brian diam.

"Brian ih gue lagi ngomong"

"Iya gue dengar"

"Gue bilang maaf"

"Ya gue bilang ga ada yang salah"

"Ihhh" Diana memukul pundak Brian.

Motor Brian berhenti di toko helm "Ngapain Bri?"

Tanpa menjawab Brian mendorong Diana untuk masuk ke dalam toko helm.

"Cari helm yang gampang buka kaitannya"

Mendengar jawaban itu Diana pun menoleh kearah Brian.

"Mba cari helm buat dia"

"Silahkan"

"Yang kaitannya gampang dilepas yang mana mba?"

Mendengar pertanyaan Brian membuat Diana menyenggol lengan Brian.

"Helm saya kaitannya susah dibuka" Brian menambahkan.

"Coba yang ini" penjaga toko tersebut memilihkan helm dan memberikan kepada Brian.

"Coba" Brian menutup kaitan helm dan memberikannya kepada Diana

"Susah" Diana berbisik kepada Brian.

Brian mengambil helm dari diana "Yang lain mba" kemudian memberikannya kepada penjaga toko.

Penjaga toko tersebut mencoba membuka kaitan helm yang lain dan memberikannya kepada Diana.

"Bisa" Diana tersenyum antusias kepada Brian.

"Saya pilih yang ini" Brian memberikan helm pilihan tersebut kepada penjaga toko.

"Baik ke kasir ya mas"

Setelah membelinya Diana dan Brian berjalan meninggalkan toko helm.

"Udah pake yang baru" Brian mengambil helm yang lama dan memasukannya ke dalam plastik.

"Makasih" Diana tersenyum.

"Sama-sama" Brian tersenyum.

Hello Manja!Where stories live. Discover now