BAB 17

3.7K 128 0
                                    

Diana sedang bersiap untuk pergi ke sekolah mengikuti acara osis. Setelah memasukan semua keperluan kedalam tas Diana pun berjalan turun ke ruang makan untuk sarapan dan memasukan bekalnya.

"Jadinya berangkat sama siapa?" Tanya bang Chandra.

"Bareng Brian"

"Semakin dekat bung" Bang Chandra tertawa.

Terdengar suara ketukan pintu "Assalamualaikum"

"Buka sana bebeb dateng" ejek bang Chandra.

"Ga jelas lu bang" Diana berjalan membuka pintu rumahnya.

"Ko bisa masuk?" Diana melihat pagar rumahnya.

"Tadi kebuka. Gue kira emang sengaja menyambut gue" Brian tertawa.

"Ih Brian bisa geer" Diana meledek Brian.

"Ga boleh masuk nih?" Brian memecahkan suasana.

"Masuk gih" Diana menyampingkan badannya agar Brian dapat masuk kedalam rumahnya.

"Ada siapa?"

"Abang sama mamih"

"Bokap lu kemana?"

"Jarang dirumah. Sana di dapur"

Mereka jalan menuju dapur dan Brian menyalami mamih Diana dan bertos ria dengan bang Chandra.

"Sarapan Brian" mamih Diana memberikan piring kepada Brian.

"Iya tante" Brian menerima piring tersebut.

"Kamu ikut acara osis juga?" Tanya mamih Diana.

Brian melihat kearah Diana "Engga tan. Ada latihan basket jadi sekalian aja"

Diana melihat Brian dengan rasa bersalah karena Brian harus berbohong untuk menjemputnya pagi ini. Namun Brian malah tersenyum menjawab tatapan mata bersalah Diana

"Ini punya Diana dan ini punya Brian" mamih Diana memberikan kotak makan kepada Diana dan Brian.

Brian melihat kotak makan itu dan menatap mamih Diana meminta penjelasan.

"Buat makan siang" mamih Diana tersenyum mengerti tatapan mata Brian.

"Makasih tante" Brian membalas senyum mamih Diana.

"Berangkat ya mih" Diana menyalami mamihnya.

"Pamit tan" diikuti oleh Brian.

"Assalamualaikum" salam Diana dan Brian bersamaan.


Diana dan Brian berjalan keluar rumah setelah berpamitan.

"Akhirnya bisa buka kaitan helm" ejek Brian.

"Hebat gue mah" jawab Diana menyombongkan diri.

Brian mengangguk-anggukan kepalanya meledek jawaban Diana.

"Bekelnya bawa lu aja ya" kata Brian melihat tasnya yang penuh.

"Bisa ko" Diana mengambil tas Brian dan mencoba memasukan kotak makan tersebut.

"Ngeyel" Brian melihat Diana kesusahan memasukan kotak makan ke dalam tas Brian yang memang sudah penuh.

"Nih" Diana memberikan tas Brian kepada pemiliknya dan memasukan kotak makan Brian ke dalam tasnya dengan muka kesalnya.

"Jangan marah-marah" Brian mengetok helm Diana.

Setelah memasukan kotak makan Brian kedalam tas, Diana pun naik ke motor Brian dan mereka pun menuju sekolah.

🔷🔹🔷

Sesampainya di parkiran sekolah sudah terdapat kendaraan yang terparkir walau masih tergolong sepi.

"Belum ada anak basket loh" Diana melihat lapangan yang kosong.

"Heeh" Brian mengikuti arah pandangan Diana.

"Trus lu gimana?" Diana menatap Brian.

"Ga gimana-gimana"

"Serius Brian"

"Serius"

"Sumpah males lama-lama ngomong sama lu" Diana meninggalkan Brian yang masih diatas motornya.

Brian yang melihat Diana kesal dan berjalan meninggalkannya buru-buru melepaskan helm dan mengejar Diana.

"Kok marah"

"Tau ah" Diana menghiraukan Brian.

"Gue bisa tunggu disana" Brian menunjuk bangku dipinggir lapangan.

"Tapi ga ada teman" Diana menatap Brian dengan rasa bersalah karena membuat Brian harus menunggu sendirian.

"Gue cowok"

Diana bingung mendengar ucapan Brian. "Iya emang lu cowok"

"Yaudah ga usah panik. Biasa sendiri" ucap Brian menjelaskan.

"Brian mah ga ngerti" ucap Diana kesal.

"Kenapa lagi?" Brian membalik badan Diana agar menghadapnya.

"Ya gue kasian kalo lu sendirian. 2 jam loh lu nunggu anak basket" Diana menahan tangis.

"Jangan nangis" Brian memegang dagu Diana agar dapat melihat mata Diana yang sudah berkaca-kaca.

"Maaf" kini Diana menangis.

"Dibilang jangan nangis" Brian menghapus air mata Diana dengan tangannya.

"Maaf" Diana masih menangis.

"Iya gue maafin tapi jangan nangis nanti dikira gue ngapa-ngapain lu" Brian melihat sekitar.

Diana mengangguk dan membersihkan sisa airmatanya.

"Udah" Brian mengusap kepala Diana.

"Maaf" Diana kembali meminta maaf.

"Yaampun iya Diana" jawab Brian gemas. "Udah sana keruang osis" perintah Brian.

"Gapapa sendirian?" Diana meyakinkan.

"Beneran gapapa" Brian mengangguk menatap mata Diana yakin.

"Yaudah gue ke ruang osis ya. Sekali lagi maaf" Diana masih diam ditempatnya menatap Brian.

Brian mengangguk diikuti oleh Diana yang berjalan menuju ruang osis.

Setelah kepergian Diana, Brian pun tersenyum.

🔷🔹🔷

Huaaa ko bidadari yang melting sih😂

Hello Manja!Where stories live. Discover now