BAB 14

4.2K 133 0
                                    

Diana bangun lebih pagi dari sebelumnya. Mengingat hari ini dirinya akan berangkat sekolah bersama Brian. Diana menuruni tangga menuju ruang makan.

"Selamat pagi mamihku" sapa Diana kepada mamihnya yang sedang menyiapkan makanan.

"Ko tumben udah siap"

Diana hanya tersenyum dan duduk di bangkunya.

"Tumben udah siap" kali ini bang Chandra yang bertanya sambil duduk di bangku samping Diana.

"Gapapa. Oya bang hari ini aku berangkat bareng teman ya"

"Siapa?"

"Brian"

Mamih dan bang Brian menatap Diana intens. Diana hanya melihat tatapan dari mamih dan sang abang abang dengan tatapan bingung.

"Kenapa pada liatinnya gitu amat"

Drettt drettt.. hp Diana bergertar.

"Iya halo"

"..."

"Oke gue kedepan"

Diana berjalan ke luar rumahnya.

"Masuk ayo"

"Ada siapa?"

"Mamih sama bang chandra"

"Yaudah tunggu" Brian membuka sepatunya dan berjalan kedalam rumah mengikuti Diana.

"Ini loh mih yang namanya Brian" ucap bang Chandra antusias.

"Oh ini" mamih Diana melihat Brian.

"Assalamualaikum tante, bang" salam Brian kepada mamih Diana dan Bang chandra.

"Sini duduk. Ayo sarapan dulu"

"Udah sarapan tan"

"Ga boleh nolak. Dikit aja gapapa" mamih Diana memberikan piring dan sendok kepada Brian yang telah duduk.

"Makan aja dikit. Mamih gue ga suka ditolak. Sakit katanya kalo ditolak" Diana menunjukkan deretan giginya.

"Iya" Brian mengangguk.

"Bang nanti jemputnya jangan telat ya. Gue ga ada rapat hari ini"

"Ga sama Brian emang?"

"Apaan sih bang dikira Brian kang ojek"

Brian melihat interaksi antara adik dan kaka sambil memakan makanannya.

"Udah berangkat bareng ya siapa tau pulang bareng. Ya kan bri?" Tanya bang chandra menatap Brian.

"Iya bang"

"Tuh kan. Jadi nanti pulang Diana bareng lu juga kan?"

Diana melihat kearah Brian sambil menatap dengan tatapan meminta maaf.

"Iya gapapa kan searah"

"Nah cakep. Gue ga perlu jemput"

Diana kembali menatap Brian meminta maaf. "Sorry"

Brian mengedipkan mata tanda tidak ada masalah.

🔷🔹🔷

Sesampainya disekolah Diana turun dari motor Brian dengan helm yang masih ada dikepalanya.

"Bri"

Brian menoleh kearah Diana yang masih menggunakan helm.

"Tolong" Diana memohon.

"Masih ga bisa juga?"

"Ini kayanya perlu ganti deh. Susah banget" Diana mencoba membuka kaitan helm yang dia gunakan.

"Belajar buka helm" Brian membuka kaitan helm yang Diana gunakan dengan mudah.

"Kenapa gampang banget sih" Diana kesal.

"Helm gue" jawab Brian sombong dan mendorong Diana agak menjauh karena Brian akan turun dari motornya.

"Sombong banget. Besok-besok gue bawa helm sendiri" Diana memanyunkan mulutnya.

"Hahahaha bercanda" Brian mengacak-acak rambut Diana.

"Brian ih berantakan" Diana merapihkan rambutnya.

"Ga berantakan" Brian memerhatikan Diana intens.

"Jangan gitu ngeliatinnya" Diana menundukan kepalanya.

Brian tersenyum melihat tingkah Diana. "Ayo" Brian mendorong pundak Diana agar berjalan.

Mereka berdua berjalan menuju kelas masing-masing. Hingga sampai di depan kelas IPA 3 yaitu kelas Diana mereka berhenti.

"Makasih ya" ucap Diana tersenyum.

"Sama-sama" Brian menatap Diana.

"Jangan suka gitu ngeliatinnya" Diana memukul pundak Brian agar menjauh.

Brian tertawa memegang tangan Diana yang memukul pundaknya. "Udah sana masuk"

"Yaudah sana pergi" perintah Diana.

"Selamat belajar" Brian tersenyum dan mengacak-acak rambut Diana.

"Ih Brian" Diana menaikan suaranya karena Brian telah berjalan menuju kelasnya dan hanya dibalas dengan lambaian tangan dari Brian.


🔷🔹🔷

Bidadari abis ukom. Sedih 😔
buat senang dong, share ke teman kalian cerita ini nanti disayang Brian

Hello Manja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang