IV - Saudade

143 16 1
                                    

***

"AUREL!"

"Eh, Manda. Gimana acaranya? Lancar?" Tanya Aurel saat melihat orang yang memanggilnya adalah teman sebangkunya, Amanda.

"Alhamdulillah, lancar. Sepupu gue udah pada nikah semua, gue kapan, ya?"

"Malah mikirin nikah! Nanti lo ju--"

"WOY! GALILEO GALILEI!" Teriak Amanda memotong pembicaraan Aurel.

Yang dipanggil hanya mengernyitkan dahinya, bingung. Amanda segera berlari ke arah Leo sambil menarik Aurel untuk mengikuti dirinya.

"Hosh, haus! Air!" Minta Amanda terengah-engah sambil mengambil air yang disodorkan Leo.

"Lagian sih, lo ngapain pake lari-larian segala," omel Aurel ikut kesal.

"Gue ada berita penting!" Ujar Amanda sambil memberikan botol air Leo tanpa mengucapkan terima kasih.

Tak ada yang menyahut, antara Aurel dan Leo. Mereka berdua hanya diam, untuk mendengarkan hal penting--menurut Amanda, padahal biasanya tak penting sama sekali.

"Kok lo semua pada diem, sih? Gak ada yang pengen tau, tentang berita pentingnya?" Heran Amanda pada Aurel dan Leo yang nampak diam.

"Ini kita lagi diem mau dengerin berita gak penting lo itu, Man!"

"Oh, gitu. Beneran pengen tau?" Goda Amanda sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Gak lo kasih tau juga, kita gak bakalan nyesel," sahut Leo terdengar tidak peduli.

"Oke, deh. Karena kalian maksa, gue bakalan ngasih tau." Dimana unsur paksaannya? Palingan berita yang Amanda berikan juga kucingnya yang dihamilin lagi sama kucing tetangga sampai mempunyai empat anak.

"Gue tau dari si Wahyu, orangnya yang putih, tinggi tapi sayangnya kurus banget kayak lidi, kalian tau, kan? Kalo Pak Prima hari ini gak masuk karena lagi sakit!" Ujar Amanda panjang lebar.

"Kok pada diem, sariawan?"

"Gue udah tau, barusan Pak Bambang ngomong," jawab Leo yang di angguki Aurel.

"Gue juga udah tau, sebelum lo dateng. Wahyu udah pada siaran tadi di depan gerbang," jelas Aurel.

"Jadi, ini hal yang menurut lo penting?"

"Yaiyalah, kepala gue udah kayak Albert Einstein karena diajarin Pak Prima," sahut Amanda senang.

"Alhamdulillah, akhirnya kelas kita dapet jamkos juga."

"Tapi minggu depan, kita ulangan!"

"Apa?"

***

Suasana kantin saat jam istirahat memang selalu ramai, terlihat Aurel dan Amanda sedang mencari bangku kosong untuk mereka duduki. Namun, sepertinya hanya tinggal satu bangku kosong, tepatnya di sudut kantin dekat dengan kumpulan geng Alano.

"Tuh! Kita disana aja, mumpung kosong," tunjuk Amanda pada sebuah bangku di sudut kantin.

"Nggak, deh. Mending kita pesen terus makan di kelas," tolak Aurel tak mau berurusan lagi dengan Alano.

SaudadeWhere stories live. Discover now