25. pemotretan sama pacar

2.5K 152 18
                                    

Hembusan angin di gelapnya langit malam begitu terasa menusuk indra peraba, gadis yang sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan jendela yang di biarkan terbuka seolah dengan sengaja mengundang angin masuk ke kamarnya, dengan buku pelajaran di tangannya, namun bola mata hitamnya terpejam, mungkin sudah masuk ke dalam alam mimpinya, bahkan teriakan nyaring tak berhasil mengusik gadis itu.

"LARISA,,, katanya tadi ada pemotretan udah siap belom? Udah dijemput Farel nih!!" teriak widyah dari arah dapur, wanita paruh baya itu tengah sibuk membuat makan malam.

"Coba kamu lihat di kamarnya Rel." Perintah Mama Larisa.

Farel menganggukkan kepalanya dan mulai melangkah menuju kamar Larisa.

Pintu cokelat itu di buka Farel dengan prlahan, pandangan matanya langsung tertuju pada gadisnya yang sedang terlelap, garis rahangnya mulai mengeras tatkala melihat jendela kamar itu terbuka lebar, Farel menutup pelan jendela itu dan mulai mendekat pada Larisa.

Jemarinya menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah gadisnya, menepuk pelan pipi Larisa, membuat gadis itu terbangun dan sedikit terkejut, ia langsung duduk dan mendekat kearah Farel, memeluk lelaki yang berstatus pacarnya, menyembunyikan kepalanya pada ceruk leher Farel, matanya kembali ingin terlelap.

"Jangan tidur lagi." Ucap Farel seraya mengelus pelan Surai hitam Larisa.

"Ngantuk, tumben kesini? Ngapain?" tanya Larisa, posisinya tetap sama kepala yang ia cerukkan pada leher lelakinya, mencoba menghirup bau mint yang menyegarkan.

Farel menarik pelan kepala Larisa, menarik hidung gadisnya.

"Pelupa, siap-siap gih pemotretan!"

Larisa mencoba mencerna perkataan Farel, kini gadis itu ingat akan jadwal pemotretan nya, pihak agensi sempat menghubunginya tadi sore, namun Larisa tak tau jika Farel juga akan melakukan pemotretan di agensi yang sama, dengan terpaksa gadis itu bangkit dari posisinya dan mulai bersiap-siap.

"Oh iya lupa, yaudah aku siap-siap dulu."

"Gue tunggu di bawah." Ucap Farel dingin.

"Ihh ganti panggil aku-kamu! udah pacaran juga masih aja dingin." Larisa menggerutu seraya masuk ke dalam kamar mandi.

Farel hanya tersenyum sangat tipis mendengar perkataan gadisnya.

°°°
Farel kini tengah berjalan menuruni tangga rumah Larisa, pandangannya mengarah ke seluruh penjuru rumah, dan terfokus pada Papa Larisa yang tengah duduk di ruang makan, pantas saja wanita paruh baya itu tengah sibuk di dapur lantaran sang tuan rumah pulang malam ini.

Mr. Atmaja mengalihkan pandangannya ketika mendengar derap langkah semakin mendekat, Farel yang saat ini sudah berada di hadapan Papa Larisa bergerak menyalami tangan lelaki paruh baya itu.

"Siapa nama kamu?" tanya Mr. Atmaja dingin.

"Farel Om."

Papa Larisa yang mengetahui jika lelaki tampan ini adalah lelaki yang pernah diceritakan Larisa waktu itu, yah pria dingin yang katanya bisa membuat putrinya demam, hal itu membuat Mr. Atmaja ingin membuat Farel tegang.

"Ada status apa kamu masuk ke dalam kamar putri saya?"

"Pacar Om, maaf kalau saya lancang." Ucap Farel seraya menunduk.

Jawaban Farel membuat Papa Larisa tersenyum dalam hati, ketika dulu putrinya menyebut Farel sebagai lelaki yang dingin, namun sekarang lelaki itu berhasil diluluhkan putri tunggalnya.

"Apa saya mengizinkan kamu berpacaran dengan putri saya?"

Farel yang ditanya seperti itu hanya diam menunduk, bingung harus menjawab apa.

Mr. Atmaja sudah tak sanggup menahan raut mukanya ketika melihat Farel terus saja menunduk, tawa papa Larisa pecah begitu saja.

"Maaf, Om hanya bercanda, santai saja jangan tegang." Ucapnya seraya menepuk pelan bahu Farel yang terasa sangat kaku.

"Duduk gih makan malam bareng." Perintah Mr. Atmaja, yang diangguki Farel.

Larisa yang baru saja keluar dari kamarnya, langsung saja terburu-buru menuruni tangga, lantaran sosok yang di rindukan kini sudah ada di ruang makan.

Larisa memeluk erat papanya dari belakang, sudah tak heran lagi tingkah putri tunggalnya itu.

"Udah duduk sana, di tungguin pacar kamu tuh, yang dulu katanya cowok dingin, gak tampan, eeh sekarang udah pacaran." Sindir Mr. Atmaja yang sontak mendapat lirikan tajam dari putrinya.

°°°
Kedua remaja yang kini berjalan beriringan di tengah dingin dan gelapnya malam, tangan Farel terulur membuka pelan pintu kaca tempat mereka pemotretan, sontak kehadirannya mendapat sambutan hangat dari para kru disana.

Sebuah gaun tanpa lengan berwarna putih dengan panjang yang hampir menutupi kaki Larisa, tatanan rambut yang di sanggul bagian belakangnya sedangkan bagian samping sengaja di buat menjuntai, sedikit riasan tipis menjadikan wajah gadis itu terlihat sangat cantik .
Setelan jas berwarna hitam lengkap dengan sepatunya melekat pada tubuh Farel, sudah bisa di tebak jika kedua remaja itu kini sedang memamerkan sepasang baju pengantin yang baru saja di luncurkan desainer ternama.

Model dengan tinggi 165 cm dan 170 cm itu tengah sibuk berpose menghadap blitz kamera, atas perintah para kru dengan pose-posenya yang sangat manis, tanpa rasa canggung Farel memeluk posesif pinggang gadisnya.
Bahkan sang desainer yang ikut hadir disanapun tersenyum melihat keduanya, mungkin gaunnya akan segera tersebar luas dan menarik perhatian beberapa peminatnya.
Sekitar satu jam aksi pemotretan dengan 5 pasang baju yang mereka pamerkan.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun pemandangan sesak akan para pengendara membuat Larisa jenuh, sudah biasa hal ini terjadi.
Jika gadis ini terus menggerutu lain lagi dengan lelaki disampingnya yang terlihat sangat santai melihat lampu jalan dan mendengar suara klakson para pengendara yang sudah di ujung kesabarannya.
Kadang kalanya melirik gadis disampingnya yang sudah uring-uringan seperti singa betina.

***
Tekan bintang dan ketikkan komentar :) .

Padahal chapter sebelumnya vote gak sampai 25 dan komentar juga cuma satu gak sampai 7 tapi aku tetap update :')
Jadi terimakasih buat yang sudah vote dan komentar di chapter sebelumnya.

Luangkan waktu kalian untuk vote dan komentar karena aku sudah meluangkan waktu ku untuk update :')




Larisa and The Ice BoysWhere stories live. Discover now