6. pemotretan sama dia lagi

3.7K 185 53
                                    

Bertemu awal segalanya akan berubah
°°°

Rumah megah dengan nuansa putih, berisikan bingkai bingkai besar dan lukisan pemandangan didalamnya tak lupa guci dengan bungah mawar di setiap sudut ruangan, harum lavender menyeruak masuk ke Indra penciuman.
siapa saja yang masuk akan merasa nyaman dan betah berlama lama disana.

Begitupun yang dirasakan Larisa saat ini, gadis itu berjalan sangat pelan memasuki rumah Farel, merasa tidak enak karena tuan rumahnya telah masuk lebih dulu tanpa mengajaknya.

"Eh Larisa, udah sampai nak," sapaan hangat terdengar dari wirna bunda Farel.

"Iya Tante, ngomong-ngomong kenapa saya diantar Farel kesini?" dengan tampang bingungnya Larisa bertanya.

"Oh itu, kamu nanti malem ada pemotretan sama Farel sayang, Tante udah izin ke mama kamu kok Ris, katanya suruh ke sini langsung, nanti kamu gak ada yang nganter kalok pulang kerumah." Jelas Wirna.

"Yaudah sekarang kamu ke kamar tamu, bersih-bersih sama istirahat sana! kamarnya disamping kamar Farel, kamu naik aja anggap rumah sendiri." Lanjut Wirna, yang diajak bicara hanya diam dan menganggukkan kepalanya tak lupa senyum manis terukir di bibir gadis itu.

"Iya Tante."

Ukiran indah tertoreh di sisi kanan dan kiri tangga seolah ingin terus menuntun orang yang sedang berjalan diatasnya, membuat Larisa tanpa sadar sudah berada didepan kamar.
Sedikit membuka pintu karena ditakutkan salah kamar tapi nyatanya tidak ia memang sedang memasuki kamar tamu.

Larisa meletakkan tas yang sejak tadi mampu membuat pegal punggungnya diatas seprai bermotif horizontal.
Niatnya untuk mandi tak terlaksana saat ia mulai merebahkan tubuhnya.

°°°
Farel melihat layar ponsel nya sudah menunjukkan pukul 18.00 dan melihat beberapa notifikasi muncul lantas melihat isi chat tersebut.

Cogannya Nusa bangsa

Kevin kece
Ntar malem nongkrong yok.

Kevin kece
Woy pada kemana sih lu pada, tata woy tata sama Farel mana.

Farel
Sorry gue gak bisa
tata?

Kevin kece
Yaah gak best friend Lo mah
Gak peka ni es batu tata Surya lah.

Surya ganteng
Ehh nama gue Surya bukan tata resek Lo ah
Yah yah es batu gak bisa bro kita cuma berdua kek kencan ding.

Kevin kece
Kencan cogan sama cogan keren bro
Es ma gak cogan jadi gak bisa sama kita sok sibuk tuh es padahal dirumah cuma cairin badan tapi gk cair".

Farel
Bacot

Farel melempar asal ponsel nya dan berjalan menuju kamar mandi bersiap untuk pemotretannya.

Saat hendak turun untuk makan malam bundanya menghentikan langkahnya.

Dilihatnya wanita paruh baya sedang mendongak keatas menatap putranya dari bawah.

"Farel, bunda berangkat duluan ya ke butik kamu nanti nyusul sama Larisa, makan malam udah bunda siapin dimeja." Jelas wirna pada putranya

"Iya Bun, hati-hati dijalan!"

Farel melirik pintu yang sejak tadi tertutup disebelah kamarnya, ada niatan untuk mengetuknya namun sedikit ragu.

Tok,,,tok,,,tok

Larisa sedikit terusik dengan suara tersebut, dia mengumpulkan kesadarannya, dan sontak ia terkejut melihat jam tergantung sudah pukul 18:30 melihat keadaan dirinya yang masih berantakan rambut sebahu nya acak acakan bahkan dia masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan sepatu hitamnya.

Suara ketukan semakin menjadi jadi, mau tak mau Larisa segera membuka pintu.
Farel tersentak melihat penampilan Larisa rambut seperti sarang burung membuatnya ingin tertawa saat ini juga namun dia tahan seolah tak terjadi apa apa.

"Cepet!" ucap Farel datar.

Larisa mengeryitkan dahinya sedikit mencerna perkataan cowok didepannya.

"Iya bentar gue siap-siap, eh boleh minjem baju gak gerah kalok pakek seragam." Ucap Larisa sambil mengerucutkan bibirnya terlihat sangat imut gadis ini.

"Tunggu bentar."

Farel kembali masuk ke kamar membuka almari mencari pakaian yang bisa dikenakan gadis itu.
Pilihannya jatuh pada Hoodie polos bewarna abu-abu.
Segera ia berikan pada Larisa yang sejak tadi terdiam di ambang pintu kamarnya.

Larisa segera membersihkan dirinya dan turun menemui Farel yang sejak tadi sudah menunggunya diruang makan.
Dilihatnya cowok itu masih sibuk dengan game di ponselnya apakah ia tidak melihat kehadiran Larisa sejak tadi disampingnya.

Buah berkulit merah menarik perhatian gadis ini, dia mengambil buah tersebut lantas memotongnya, tidak dihiraukan nasi dengan bermacam macam lauk sudah mengisi penuh meja didepannya.

"Makan nasi." Suara dingin terdengar dari sisi kanan larisa.
Larisa tidak menggubris perkataan tersebut ia bertingkah seakan tak mendengar apapun.

Farel mengambil alih potongan apel yang sudah siap untuk dimakan, menggantinya dengan sepiring nasi putih dan soup daging diatasnya.

"Lo kenapa sih gak ngebolehin gue makan buah, suka-suka gue dong mau makan apa." Larisa kesal melihat tingkah orang disampingnya.

"Bunda gue udah nunggu, cepet!"
Farel memasukkan potongan apel kedalam mulutnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Mau tak mau Larisa memakan nasi didepannya dengan sengaja ia membuat benturan sendok dengan piring terdengar nyaring di telinga.

°°°
Bintang bersinar begitu indah, suara gesekan daun pohon yang tertiup angin, alunan musik On My Way menambah ketenangan suasana mobil Farel.

Pintu butik terbuka menampilkan wanita paruh baya cantik sedang melihat lihat gaun berwarna tosca, beberapa manik dari batu batu mulia tertata rapi di beberapa bagian. Mewah namun elegan itulah gambaran gaun yang nantinya akan dikenakan Larisa.

"Eh kalian udah datang, yaudah cepat ganti baju cuma bentar kok pemotretannya." Ucap wirna pada kedua remaja itu.

"Oh ya Farel, bunda pulang dulu ya, ayahmu barusan pulang kasihan tidak ada yang temenin dirumah, nanti sekalian anterin Larisa pulang."

Farel hanya menganggukan kepalanya.
Bahkan Larisa sendiri bingung dengan cowok disampingnya mengapa sikapnya bisa begitu dingin bahkan sama keluarganya sendiri. Terbuat dari es kah pria disampingnya.

°°°
Rasa kantuk mulai terasa, bahkan bola mata hitam itu ingin sekali terpejam, tapi berusaha Larisa tahan.
Melihat jalanan depan yang sedikit sesak membuat mobil yang ditumpanginya hanya bisa berjalan dibawah rata rata.

Sedangkan cowok disampingnya tetap fokus menatap jalanan tanpa ada niatan mengajaknya bicara.

"Lo kenapa dingin banget sih jadi orang?" Tanya Larisa yang sudah tidak tahan dengan keheningan disekitarnya.

"Gapapa."

"Ditanyain kayak cewek jawab gapapa, banci Lo mah."

Rasanya ingin dia meninju Farel sekarang juga, niatnya ingin membuka perbincangan dikacaukan oleh lawan bicaranya sendiri.

Farel menolehkan pandangannya kesamping menatap gadis yang sejak tadi sudah terlelap, padahal tujuannya telah sampai, ingin membangunkan namun tak tega, mau tidak mau Farel menggendong Larisa kedalam rumahnya.

***

Ditunggu part selanjutnya ya

Larisa and The Ice BoysМесто, где живут истории. Откройте их для себя