2. cewek gak punya hati

4.5K 250 138
                                    

Berkata memang mudah tapi menarik kata kata lah yang sulit.

°°°

Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB berarti masih ada waktu 4 jam dirinya di sekolah.
Kelas masih berlanjut melakukan kegiatan MOS.

"Setelah perkenalan, hari ini kita akan main kuis, caranya kita akan menyanyikan lagu 'balonku ada lima' siapa yang memegang botol ini diakhir lagu dia yang akan menjawab pertanyaan yang ditentukan kakak osis, dan siapa yang salah menjawab pertanyaan dari Kakak OSIS akan mendapat hukuman." Jelas Farel.

"Okeh langsung saja kita mulai." Ucap Icha dengan angkuhnya.

Semua murid yang berada di kelas Larisa membentuk lingkaran, dan botol tersebut mulai bergilir dari tangan ke tangan.

Balonku tinggal empat ku pegang erat erat.
Tepat di akhir lagu botol tersebut berada di tangan Dafa.

"Pertanyaan nya kapan diperingati hari kesaktian Pancasila." Tanya Farel.

"Tanggal 1 Juni kak."

"Oke jawabnya benar lanjutkan permainan."

Permainan berlanjut dengan beberapa candaan, sejauh ini semua murid yang terkena putaran botol berhasil menjawab pertanyaan dengan mudah.

Hingga botol berhenti di tangan Larisa.
Larisa hanya santai melihatnya seenggaknya pertanyaan nya juga tidak terlalu susah untuk dijawab.
Farel hendak melontarkan pertanyaan namun Icha mencegahnya.

"Biar gue Rel, yang kasih pertanyaan sama dia." Cegah Icha.

"Yaudah terserah."

Hawa tidak enak terasa seakan-akan menerka apa yang akan terjadi.
Dan benar saja dugaan itu terbukti saat Icha mulai bersuara.
"Pertanyaan nya kapan tanggal lahir gwe." Ucapnya dengan angkuh, kepala yang sengaja agak didongakkan keatas membuat siapa saja kesal jika melihat aksinya.

Ck, pertanyaan macam apa, mana gue tau, gak jelas emang nih orang. Batin Larisa.

Farel agak terkejut mendengar apa yang dilontarkan Icha begitupun semua peserta yang berada di kelas mendadak menjadi hening

"Cha, tanya nya yang bener." Ucap Farel tidak terima dengan pertanyaan yang dilontarkan, bahkan dirinya saja tidak tahu kapan gadis itu lahir, bagaimana dengan Larisa pasti tidak akan bisa menjawabnya dengan benar.

"Kan katanya tadi terserah OSIS Rel, pertanyaan nya jadi terserah gue dong kasih dia pertanyaan apa." Bela Icha langkahnya semakin dekat dengan gadis didepannya.

"Ayo jawab Larisa kapan tanggal lahir gue!!" Sedikit membentak, membuat para siswa sedikit takut, namun tidak dengan Larisa.

"30 Februari." Jawab Larisa asal, bola matanya memutar dengan jengah.

Icha nampak geram dengan jawaban Larisa.
"Lo bodoh atau gimana? jawab tuh yang logis mana ada tanggal 30 Februari." Waketos itu dibuat kesal dengan jawaban Larisa.

"Lagian lo nanya nya kurang logis, gue mana tau tanggal lahirnya toh kenal aja baru sehari udah nanyain tanggal lahir." tanpa menatap Icha bukan takut melainkan enggan melihat muka angkuh itu.

"Ya terserah gue dong Lo jadi adkel blagu banget yaa udah berani ngebantah omongan gue." Jari telunjuknya mulai menusuk pelan bahu Larisa.

"Ngebantahnya dimana ya? Jangan mentang mentang Lo kakel disini bisa seenaknya ngerjain gue."

"Lo harus gue kasih hukuman, lari kelilingi lapangangan 10 kali!" sorotan mata tajam itu mengarah pada gadis didepannya.

"Eh, apa gak keterlaluan kalau lo suruh Larisa lari 10 kali, lapangan nya gak kecil, tadi Larisa pagi aja udah lari 5 kali gara gara telat masak iya sekarang cuma salah ngejawab pertanyaan Lo yang gak penting hukumannya 2 kali lipat dari hukuman telat." Bela Clara sambil menekankan kata gak penting, dia tidak rela jika Larisa diperlakukan seperti itu karena Clara tau sorot mata Icha sejak tadi menandakan kalau dia tidak menyukai Larisa.

"Ooh ada yang mau belain berani banget ya lo, terus mau Lo apa!!" kini tatapannya berpindah pada Clara.

"Santai aja ngomongnya gue aja gak nyolot kenapa situ yang nyolot." kesal Clara dia juga tidak takut dengan pandangan menusuk yang diberikan waketosnya.

"Udah Ra, jangan ladenin biar gue lari aja nenek lampir kok diladenin." Dan Larisa sudah keluar kelas untuk menjalankan hukumannya,dia bisa saja menolak hukuman itu, tapi gadis ini ingin melihat seberapa jauh Icha mempermainkannya.

°°°
"Tuh cewek kenapa sih gak adil banget jijik gwe lama-lama sama OSIS disini." Gerutu Larisa kakinya terus berlari.

Sudah 5 kali putaran dia berlari namun tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkannya, secara dia sudah lari 10 putaran pagi ini, dia memilih untuk duduk ditepi lapangan, tangannya bergerak mencoba mendatangkan angin.

"Eh eh suruh lari kok malah enak enakan duduk disini." Sentak Icha karena dia, Farel, dan Surya baru saja mengakhiri kelas dan berniat untuk berkumpul diruang OSIS namun langkahnya terhenti saat mengetahui Larisa duduk padahal Farel sudah menyuruh Icha untuk membiarkannya.

"Baru juga duduk, lagian tinggal 5 putaran, gue capek makannya istirahat bentar." Tatapannya tetap lurus ke lapangan tanpa ada niat menatap lawan bicaranya

"Itu urusan Lo pokoknya gue gak mau tau Lo harus selesain hukuman sekarang juga!!" sambil menarik tangan Larisa dengan kasarnya agar dia berdiri.

"Gue dari tadi udah sabar hadepin lo, tapi untuk sekarang gue gabisa diperlakukan kayak gini, sekarang coba lo yang mikir apa pantas gwe hanya salah menjawab pertanyaan unfaedah dari Lo dihukum kayak gini." Sentaknya pada icha

"Yah pantas lah malah kurang dari ini!! Lo itu cuma model murahan yang gak tau diri!!"

"Jaga omongan Lo, gue bukan model murahan!!, Salah gue apa sih sama Lo sampai ngatain gue."
Larisa berlari meninggalkan lapangan karena Icha telah berhasil mempermalukannya didepan murid SMA Nusa Bangsa.

°°°

Ruang OSIS

Farel menghela nafas nya dengan kasar.
"Cha Lo udah keterluan sama Larisa" walaupun nada bicaranya dingin, namun bisa dilihat ada rasa kepedulian di hati lelaki itu.

"Keterlaluan dimana nya sih Rel, kan dia pantas diperlakukan seperti itu." Tangannya melingkar di bahu Farel.

"Dia gak pantas diperlakukan seperti itu cha, dia bukan cewek murahan!" bela Farel geram entah mengapa dalam hatinya ada rasa tidak terima gadis itu dibilang murahan.

"Lo kenapa sih Rel, jadi belahin cewek itu, biasanya Lo gak peduli sama yang gwe lakuin."

"Terserah Lo, gue capek ngomong sama cewek gak punya hati."

Farel meninggalkan ruang OSIS tersebut karena dia sudah lelah berbicara dengan Icha percuma saja.
°°°

Larisa berjalan keluar gerbang dengan mata yang sembab karena habis menangis, sedangkan Clara sudah dijemput mamanya sejak tadi.

Sesampainya dirumah Larisa langsung saja menidurkan dirinya bayangkan saja bagaimana capek dan kesal nya hari pertama MOS.

***
B

intang nya jangan lupa ditekan
Ditunggu komentarnya :)
Next chap?

Larisa and The Ice BoysWhere stories live. Discover now