PART 42 ~Selamat Tinggal~

93.9K 5.7K 281
                                    

"Maafkan aku mas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Maafkan aku mas. Aku memang salah."

_Malaika Farida Najwa_

_ _ _

Hari demi hari berlalu dengan sangat cepat. Aku seolah tak merasa jika sehari sudah terlewati begitu saja. Aku dan mas Fadlan sekarang tengah menikmati sore hari di lantai atas rumah kami, menunggu senja datang diujung langit. Sedari tadi fikiranku selalu berkecamuk tentang Jihan. Aku masih belum bisa melepaskan semua yang kumiliki sekarang. Aku tidak melepaskan mas Fadlan.

"Ada apa?" Mas Fadlan bertanya. Aku menggeleng, tak mau mengatakan apapun yang justru akan membuatku semakin merasa sakit.

Mas Fadlan meraih tanganku, menggenggamnya dengan erat. Aku kaget dan refleks menarik tanganku yang digenggamnya. Namun genggaman tangan mas Fadlan terlalu kuat untuk bisa kulepaskan dengan tenagaku yang seadanya.

"Aku suka tanganmu, jadi jangan pernah melepaskannya." Mas Fadlan memperingati.

Kami diam cukup lama. Mas Fadlan sibuk memakan snack yang tadi sempat dibelinya. Sedangkan aku justru malah sibuk memikirkannya. Tanpa kusadari, tatapanku sudah tertuju pada mas Fadlan cukup lama. Aku segera menunduk saat ia menolah dan pandangan kami bertemu.

"Apa aku terlalu tampan sehingga kamu menatapku seperti itu?" Mas Fadlan mengangkat salah satu sudut bibirnya. Aku bergerak menjauh, namun mas Fadlan justru semakin memangkas jarak diantara kami.

"Kenapa? Apa kamu tidak suka digoda?"

"Tidak!" Aku menjawab cepat. Mas Fadlan terkekeh.

"Apa kamu ingat saat kita melihat senja di pantai malimbu, Najwa?" Mas Fadlan mengganti topik pembicaraan kami. Aku tentu masih mengingat kenangan itu. Tentang bagaimana mas Fadlan bercerita saat kami masih bersama. Ketika aku menjadi Aikanya, dan dia menjadi Alanku.

"Iya mas."

"Aku sebenarnya sudah menyukaimu sejak lama Najwa, tapi aku masih belum menyadarinya. Saat kita berada di pantai Malimbu itulah, aku menyadari perasaanku." Mas Fadlan menatapku lekat. Aku berusaha menahan debaran jantungku yang sudah tak karuan karena ucapannya.

"Aku mencintaimu Najwa." Mas Fadlan melanjutkan kalimatnya. Dia pernah mengutarakan hal yang sebelumnya. Namun kali ini ada sesuatu berbeda yang kurasakan. Seolah mas Fadlan ingin membuatku benar-benar percaya dengan perasaanya.

"Bu—bukankah mas mencintai Aika dan Jihan?" tanyaku. Nama Jihan meluncur tanpa bisa kutahan. Padahal mas Fadlan sudah mengingatkanku untuk tidak menyebut nama Jihan lagi. Namun aku masih bingung dengan semuanya. Mas Fadlan tiba-tiba saja bersikap seolah ia membenci Jihan padahal mas Fadlan dulu mengatakan Jihan adalah wanita yang istimewa baginya.

"Aku memang mencintai Aika dan... pernah berusaha mencintai Jihan." Intonasi suara mas Fadlan berubah saat menyebut nama Jihan.

"Jadi apa mas sudah mencintai Jihan sekarang?"

Mahram Untuk Najwa (END)Where stories live. Discover now