PART 17 ~Alan dan Aika~

103K 7.1K 32
                                    

"Maaf karena selama ini aku membuatmu menderita mas"


__Malaika Farida Najwa __

_ _ _

Gadis itu tersenyum kala mendapati sekuntum mawar putih tergeletak diatas mejanya.Bunga itu memang selalu ada setiap pagi. Bedanya hari ini ada sebuah surat yang turut datang dari sang pengirim bunga. Gadis itu meraih mawar putih dan mencium harumnya dalam-dalam. Ia lantas membuka surat khusus dari sesorang yang menamai dirinya Mr. Impossible.

To my White Rose Princess

Hai

Nanti sore aku ke rumahmu

Aku mau ngajak kamu ke bioskop

Sekalian buat minta restu umi sama abimu

Maksudnya restu buat ngajak kamu jalan-jalan

Bye sayang

Love you

From: Mr. Impossible

Kata demi kata yang tertulis pada secarik kertas kecil itu membuat Aika tak bisa menahan rona bahagianya. Perlakuan Alan sangat romantis. Cowok itu selalu berhasil membuatnya salah tingkah.

"Ekhem gue curiga nih bentar lagi temen kelas kita bakal ada yang kawin!" Sahut Andin, teman sekelas Aika.

"Kamu ngomong apa sih An?" Aika berusaha menutup rasa malunya ketika Andin lagi-lagi menggodanya dengan kata kawin. Seolah kata itu tertuju untuknya.

"Kan aku bilang temen kelas Ka, atau jangan-jangan kamu ngerasa ya?" Andin menaikturunkan alisnya. Aika memukul tangan Andin membuat cewek itu mengaduh sakit.

"Eh ibu guru udah datang tuh."

Andin langsung duduk dibangkunya, begitupula dengan siswa yang lain. Hari ini Aika akan menjalani rutinitas biasanya. Sekolah-pulang-dan bertemu pacarnya Alan sore nanti.

_ _ _

Langit hari ini terlihat cerah tanpa awan. Matahari bersinar terik membuat siapapun yang melihatnya akan menyipitkan mata. Laju kendaraan hilir mudik menciptakan kebisingan yang tak ada henti. Bunyi klakson dan teriakan para pengemudi yang tidak sabaran menerjang macet membuatku tak tahan untuk menutup telinga. Alhamdulillah beberapa menit kemudian kendaraan dapat melaju normal. Hingga akhirnya akupun sampai di rumah berlantai dua yang dua bulan lalu menjadi tempatku tinggal sebelum pindah ke rumah mas Fadlan. Rumah umi dan abi.

"Eh Najwa." Umi Asma terlihat senang dengan kehadiranku. Aku mencium tangannya sambil mengucap salam. Umi membawaku masuk ke dalam rumah. Ia mengambil beberapa kue kering dan teh dingin dari dapur. Lalu meletakkannya di depanku.

"Umi nggak usah repot-repot. Najwa nggak akan lama kok."

"Umi hanya mau menyambut kedatangan putri umi. Memang salah?"

Umi Asma membuatku tak bisa berkata-kata. Sikapnya padaku sudah seperti ibu kepada anaknya. Aku merasa sangat beruntung. Jika diluar sana wanita paling susah beradaptasi dengan mertua, maka sebaliknya aku dan umi justru bersikap seolah tak ada kata mertua dan menantu dalam kamus kami.

Mahram Untuk Najwa (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن