PART 36 ~Malaikat Kecil~

93.1K 5.4K 35
                                    

"Aku bahagia dengan kehadirannya namun dilain sisi aku takut dan bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku bahagia dengan kehadirannya namun dilain sisi aku takut dan bingung. Bagaimana aku harus mengatakannya?"

__Malaika Farida Najwa__

_ _ _

Pesawat sebentar lagi lepas landas. Dalam hitungan detik, aku akan segera pergi dari tanah yang baru saja menjadi saksi terhapusnya kenangan Alan dan Aika. Kenangan yang masih menyimpan tempat spesial bagiku namun sudah bukan apa-apa lagi untuk mas Fadlan.

Aika sudah menghilang bagai foto yang dibakar dan berubah menjadi abu. Asapnya melambung tinggi ke atas langit dan perlahan menyatu dengan udara. Hingga akhirnya hilang. Lenyap. Dan tak bersisa.

Apa aku terlalu menyedihkan? Mas Fadlan sudah melupakanku namun aku justru masih berada disini. Aku seharusnya pergi. Jauh. Sangat jauh. Sakit yang kurasakan sudah terlalu banyak. Lelah yang kutampung sudah tak memiliki tempat untuk diisi lagi. Mas Fadlan juga sama. Dia sudah sakit dan lelah dengan kisah kami yang terlalu pelik. Keberadaanku disini semakin memperburuk keadaan. Apa yang akan terjadi jika mas Fadlan tahu aku adalah Aika? Apa dia akan marah? Dan memintaku untuk tak hadir dalam pandangannya lagi?

Semua kemungkinan itu seperti pisau yang kapanpun bisa membunuhku. Sedikit saja aku melakukan kesalahan, pisau itu akan menusukku hingga ke ulu hati. Aku takut. Takut jika semua kemungkinan yang tak kuharapkan itu akan terjadi suatu saat nanti.

"Kita akan langsung ke rumah sakit setelah sampai di Jakarta," ucap mas Fadlan. Sedari tadi ia banyak sibuk dengan buku dan pensilnya.

"Kenapa mas? Siapa yang sakit?"

"Abi."

Aku terkejut ketika mendengarmas Fadlan menjawab abi. Ada apa dengan abi Salman?

"Abi kenapa mas?"

"Sekitar subuh tadi sesak abi kambuh."

"Astaghfirullahaladzim. Terus gimana keadaan abi sekarang mas? Abi baik-baik saja kan?"

Mas Fadlan menutup bukunya. "Kamu terlalu banyak bertanya."

Aku memilih untuk diam. Mas Fadlan mungkin ingin fokus dengan pekerjaannya.

"Abi baik-baik saja. Dia hanya perlu menginap semalam untuk memulihkan keadaan."

Mas Fadlan ternyata tidak sejahat itu. Dia tetap menjawab pertanyaanku. Aku tersenyum. Kualihkan pandangan untuk melihat ke arah jendela. Pemandangan awan yang bergerak di atas daratan yang kehijauan memanjakanku dengan ciptaan Allah SWT yang maha sempurna.

Beberapa burung terbang beriringan ditengah langit yang kebiru-biruan.
Masyaallah. Begitu banyak rahmat yang Allah berikan untuk hamba-Nya. Mulai dari langit, bumi, udara tumbuhan, hewan, matahari dan masih banyak lagi yang lainnya. Rahmat yang tak kalah indahnya dengan itu semua adalah perasaan. Allah memberikan perasaan untuk setiap hamba-Nya agar mereka bisa menikmati keindahan yang Allah berikan.  Keindahan yang didalamnya juga terdapat cinta. Cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada makhluk-Nya. Saat ini aku tengah mencintai makhluk Allah. Makhluk yang berhasil membuatku takluk. Namun kini ia memintaku untuk menjauh.

Mahram Untuk Najwa (END)Where stories live. Discover now