Alasan Keduabelas

1.8K 366 14
                                    

"Tidak bisakah kau tidak egois?"

"Kau bilang apa? Egois? Aku egois katamu?" tak pelak membuatku tertawa sengau sebab tak menyangka apa yang baru saja Yugyeom katakan, aku tak mengerti kenapa dia menyebutku egois padahal di sini ia yang mementingkan egonya sendiri. "Kau membuatku menunggumu berjam-jam di luar dengan kedinginan dan pulang kehujanan sementara kau mengabaikan janji hanya untuk bermain game, apa namanya jika bukan egois, Han Yugyeom?"

Aku menghempas napas, memandang lantai koridor demi menurunkan amarah meletup-letup. Aku masih tak percaya alasan Yugyeom tak datang kemarin hanya karena bermain video game bersama teman-temannya di asrama, dia juga bilang ponselnya tak aktif kehabisan baterai dan ia lupa untuk mengisi dayanya. Astaga, sebenarnya apa yang ada di pikiran lelaki ini hingga bisa begitu tidak pedulinya padaku?

"Kau membuatku menunggu lama, Yugyeom. Aku kedinginan dan kehujanan, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Jungkook tak menolongku."

"Kau membicarakan lelaki itu saat kita sedang bersama? Sungguh? Tch, yang benar saja, Song Jia. Apa yang sedang kau coba lakukan? Membanggakan teman asramamu karena pandai merawat itu?" kulihat Yugyeom berusaha menahan meledaknya amarah. "Apalagi kelebihannya? Memberimu kepuasan selama di atas ranjang?"

Aku menamparnya, menamparnya dengan keras hingga telapak tanganku berdenyut kencang. Mataku berkaca-kaca, menahan pedih sebab tak percaya jika Yugyeom mengatakan kalimat seperti itu padaku. Aku tak tahu apa yang ada di pikiran Yugyeom hingga berkata seperti itu, rasanya sangat menyakitkan karena sudah menuduhku dengan hal yang tidak-tidak.

"Kau tidak bisa menuduhku tanpa bukti. Kau melukai harga diriku."

"Akhiri saja sampai di sini, aku lelah." tetapi Yugyeom memilih untuk tidak peduli, pergi usai menuntaskan kalimatnya yang mengakhiri hubungan secara sepihak.

Sedang aku yang tertinggal sendirian hanya dapat menangisi nasib hubunganku, ini mimpi buruk dan aku tidak menginginkan ini. Kisah asmara pertamaku, kencan pertamaku, dan jatuh cinta pertamaku, kenapa harus tragis seperti ini. Aku bahkan belum sempat menyusun rencana untuk merayakan hari jadi, tetapi kenapa malah berakhir dengan sia-sia seperti ini?

Tanganku menyeka wajah yang basah oleh air mata, lalu terkejut ketika mendapati Jungkook berdiri tak jauh dari tempatku saat pandanganku naik. Aku tak dapat mengubah raut wajahku dengan cepat atau menghentikan tangis dengan tiba-tiba, karena nyatanya aku sedang berada dalam titik terendah rasa sedihku hingga aku sendiri tak tahu harus bagaimana untuk menghibur diri.

Aku tahu, saat ini aku tampak bodoh di hadapan Jungkook. Menangisi pria brengsek yang hanya bisa menyakiti karena sudah menyerahkan seluruh hati kepadanya, aku bahkan sudah membayangkan jika hubungan ini akan berlangsung lama dan akan ada banyak kisah manis yang dapat aku lalui bersama Han Yugyeom. Tetapi belum juga melakukan sesuatu yang dapat terukir dalam kenangan, semuanya berakhir tanpa belas kasih.

Teringat tentang pertengkaran yang terjadi di antara aku dan Jungkook, aku tahu bahwa aku terlalu gegabah mengatakan bahwa aku tahu banyak tentang Yugyeom, mengatakan jika lelaki itu tak akan menyakitiku karena kami sudah lama berteman dan mengenal satu sama lain, tetapi nyatanya hal demikian tak menjamin Yugyeom akan bersikap baik padaku.

Jungkook benar, dia pernah melarangku agar tidak memilih Yugyeom. Entah kebetulan atau Jungkook memang sudah mengenal betul bagaimana Yugyeom, hasilnya akan sama, aku gadis bodoh yang sudah jatuh ke dalam perasaan sendiri hingga tak peduli akan disakiti dan mengambil keputusan begitu cepat.

"Ji?"

"Sejak kapan kau di sana?"

Aku dapat melihat raut tak enak pada wajah Jungkook, seperti ketahuan menguping obrolan pribadi yang bersifat sensitif. Dia tampak ragu, menggaruk kepalanya seraya memandang ke arah lain.

"Katakan, Jungkook."

"Maaf, aku tak bermaksud melakukannya."

Dan dari kalimat itu aku tahu bahwa Jungkook mendengar dan menyaksikan pertengkaranku dengan Yugyeom sejak awal. Aku menghela napas, menundukkan kepala merasa malu sebab apa yang Jungkook katakan tempo hari benar-benar terjadi. Seharusnya aku mendengarkan, tetapi aku bersikap acuh tak acuh malah melawannya dengan kalimat yang tak pantas aku ucapkan.

Alasan keduabelas kenapa aku membenci Jungkook adalah, aku tampak bodoh dan menyedihkan saat Jungkook bersamaku, merasa bahwa aku tak layak untuk berada dekat dengannya, hingga aku ikut membenci diriku sendiri karena apa yang Jungkook katakan selalu ada benarnya. []


_____
a/n : halo! Satu bab menuju tamat, ohohohooo. Untuk bab ini lebih pendek dari bab lain, yaaa. Omong-omong, terima kasih sudah setia menunggu, beri support dengan menekan bintang walaupun gak tinggalin komen, aku sangat menghargai apresiasi kalian terhadap karyaku.

Oh iya, ada yang mau tau visualnya Song Jia gak? Kalau ada nanti bakal aku update setelah tamat, ada yang mau?

Oke, tetap semangat sayangku~

Love yourself,
.tata

𝟏𝟑 𝐑𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧𝐬 𝐖𝐡𝐲 𝐈 𝐇𝐚𝐭𝐞 | ✓Where stories live. Discover now