Alasan Kesembilan

1.8K 366 7
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak insiden penyiraman yang terjadi padaku, hubunganku dan Jungkook kian merenggang bahkan kami bersikap seolah tak pernah mengenal. Aku sangat bersyukur sebab dengan jarak itu aku bisa lebih tenang, meski mereka yang mengaku penggemar Jungkook tak berhenti menatapku dengan tatapan tajam, beberapa dari mereka bahkan masih berusaha untuk menyerangku tetapi aku berusaha sebisa mungkin untuk menghindar.

Satu hari setelah insiden air, lokerku dicoret-coret dengan spidol dan butuh waktu ekstra untuk membersihkannya. Mereka berhasil membuatku berada lebih lama di sekolah karena harus membersihkan loker, untungnya wakil kesiswaan tidak melihatnya, jika iya mungkin aku sudah berada di ruang detensi dan menjalani hukuman karena telah merusak fasilitas sekolah.

Jung Eunbyul berusaha keras untuk menghiburku, selalu memberikan senyum agar membuatku lebih baik. Ya, sedikitnya gadis itu berhasil mengembalikan semangatku walaupun tidak sepenuhnya. Aku masih trauma, takut bertemu dengan banyak orang dan berubah menjadi lebih menyendiri, beberapa kali bahkan aku memilih untuk tidak menghadiri kelas ekstrakurikuler karena rasa malu yang kusimpan.

Disiram seember air bercampur dengan telur busuk di depan banyak orang bukan hal yang baik, dan yang kurasakan setelah kejadian itu adalah rasa malu dan takut bertemu banyak orang. Aku bahkan lebih banyak menundukkan kepala ketika berpapasan dengan siswa lain di sekolah, ini jelas bukan diriku yang sebenarnya, tapi aku merasa sangat takut.

"Tidur yang nyenyak, Ji. Gunakan hari liburmu untuk bersenang-senang," pesan Eunbyul sebelum menutup telepon dan meninggalkanku sendiri.

Cepat, senyumku luntur begitu cepat hingga aku bertanya-tanya apakah aku benar-benar tersenyum atau hanya sebagai topeng diri untuk menipu bahwa aku baik-baik saja. Rasanya, hati ini tak bisa tenang, selalu gelisah bahkan di saat terlelap. Menerka-nerka apa yang akan terjadi padaku esok hari, apakah hariku akan baik atau akan lebih buruk dari sebelumnya.

Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, tapi kecemasan itu datang begitu tiba-tiba hingga membuatku takut untuk menghadapi dunia luar, ini tidak mungkin efek dari insiden itu, kenapa dampaknya terlalu besar bagi diriku? Dan kenapa hanya karena itu aku seperti kehilangan diriku sendiri?

Jam di ponselku sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi bahkan mataku enggan terpejam karena rasa takut. Beringsut turun dari tempat tidur, aku menatap sejenak pemandangan di luar jendela kamarku sebelum memilih keluar, tidak benar-benar keluar karena aku hanya berakhir di dapur.

Aku melihat Jungkook di sana, usai meneguk segelas air dingin yang diambil dari dalam lemari pendingin. Aku tahu jika Jungkook agak terkejut melihatku berdiri di ambang pintu dapur saat tubuhnya berbalik, tetapi aku hanya diam, menatapnya tetapi dia tak membalas dan hanya berlalu pergi tanpa mengucapkan apa pun.

Kenapa? Kenapa seperti ini?
Kenapa aku tak mendapatkan dukungan apa pun padahal aku seperti ini karena Jungkook?
Apa pemuda itu tak merasa prihatin dengan keadaanku?
Kenapa dia menjadi begitu dingin setelah peristiwa buruk terjadi padaku setelah membuatku menjadi pusat perhatian di sekolah?

Aku tertawa sengau, tak percaya pada apa yang baru saja terjadi. Si pembuat masalah itu mengabaikanku padahal semua kekacauan ini terjadi karena ulahnya, apa yang bisa aku lakukan untuk membalas? Rasanya apa pun yang aku lakukan untuk membalasnya malah akan membuatku semakin terjerumus ke dalam masalah besar.

Kwon Jungkook tahu, sangat tahu bagaimana keadaanku karena dia sering melihatku keluar dari kamar dengan mata membengkak pada malam hari, menangisi nasib karena menjadi bulan-bulanan amarah yang tak berdasar padahal aku sangat yakin jika aku berada di pihak yang benar. Tetapi kenapa tiada sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya? Kenapa tiada kata semangat atau permintaan maaf atas tindakan bar-bar para penggemarnya itu?

Kenapa dia hanya diam seolah ini semua bukan salahnya? Dan kenapa aku malah menyimpan sejuta pertanyaan tentang dinginnya sikap Kwon Jungkook di dalam kepalaku? Apa keberadaannya sebegitu berarti hingga kata yang meluncur dari mulutnya dapat mempengaruhi hidupku?

Aku benci Kwon Jungkook, aku benci karena dia hanya diam sementara di sini aku berusaha bertahan dari semua tekanan yang datang. Setidaknya satu kata, ucapkan satu kata padaku walaupun tidak memiliki arti besar, aku sangat membenci Kwon Jungkook. []

𝟏𝟑 𝐑𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧𝐬 𝐖𝐡𝐲 𝐈 𝐇𝐚𝐭𝐞 | ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt