AKD - 39

348 22 1
                                    

Di tanggal pernikahan yang sudah dibatalkan, Vita pergi ke Jepang untuk berlibur. Ayahnya yang menyuruhnya untuk berlibur. Belakangan ini gadis itu tampak tertekan.

Meskipun pergi sendirian, dia bisa menikmati musim dingin dengan baik.

Salju berjatuhan ke telapak tangan gadis itu. Sebuah ingatan melesat di kepalanya.

Rean bertanya, "Adakah negara lainnya yang ingin kau kunjungi suatu hari nanti?"

"Aku ingin pergi ke Tokyo dan menikmati dinginnya musim salju di sana." Vita membayangkan dirinya di bawah pohon sakura yang diselimuti salju putih.

"Aku akan membawamu ke sana. Bagaimana jika kita berbulan madu di sana suatu hari nanti?" Tanya Rean.

Vita tertawa. "Baiklah, ayo ke sana."

Vita tersenyum sendu. "Aku sudah di sini, Rean. Sayangnya aku pergi tidak denganmu. Aku sendirian di sini. Apa kau bisa datang untuk menemaniku?"

Gadis itu melihat pohon sakura yang indah di depan sana. Dia berjalan ke sana. Namun, dia tidak menyadari sedang berjalan di atas kolam yang membeku. Lapisan esnya retak. Vita baru menyadarinya.

Dia merasakan lapisan esnya mulai pecah. Gadis itu berteriak saat dirinya tercebur ke dalam kolam yang dingin.

Vita tenggelam. Dia bisa berenang, tapi kedua kakinya sulit digerakkan karena airnya dingin dan mulai membeku lagi. Kedua kakinya juga membeku.

Semuanya menjadi gelap. Vita menutup kedua matanya. Biarlah aku mati. Mungkin di kehidupan selanjutnya kita bisa bersama.

Sesaat Vita melihat dua bulatan berwarna merah menyala. Gadis itu kembali membuka matanya. Dia terkejut dengan keberadaan Dewi Amiless tepat di depan wajahnya.

Wanita itu tersenyum sinis. Vita menggeleng. Gadis itu terbatuk. Banyak air yang masuk ke dalam paru-parunya.

Dia merasakan tubuhnya semakin jatuh ke dalam. Kedua mata Vita kembali tertutup. Namun, dia merasakan ada seseorang yang memeluknya dan membawanya.

Hangat sekali pelukan orang itu. Tanpa sadar, kedua tangan Vita bergerak memeluk penyelamatnya.

Vita ingin melihat siapa orang yang memeluknya. Namun, gadis itu tidak bisa membuka matanya.

Sesuatu yang hangat dan basah menyentuh bibirnya. Vita merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Gadis itu membuka matanya saat dia bisa menghirup lagi oksigen.

Dia terkejut melihat Gafriel berada di atasnya dengan ekspresi cemas.

"Kau mau bunuh diri?!" Gerutu Gafriel setengah membentak.

Vita mendorong dada pria itu agar menjauh darinya. Gadis itu bangun dan terkejut melihat kedua kakinya yang dilapisi es. Dia tidak bisa menggerakkan kedua kakinya.

"Kenapa kau di sini?" Tanya Vita.

"Kenapa kau pergi ke Jepang sendirian? Aku sudah bilang 'kan kita hanya akan datang ke Jepang jika kita berbulan madu?"

Vita terkejut dan menoleh pada Gafriel dengan tatapan penuh tanya.

"Aku juga bilang, kau harus mengejarku di kehidupan ini. Kenapa harus aku lagi yang mengejarmu?" Tanya Gafriel.

Vita tersenyum lalu memukuli lengan Gafriel. "Sialan! Aku hampir mati berdiri karenamu! Aku takut sekali! Aku takut kita tidak bisa bersama!"

Gafriel tersenyum lalu memeluk Vita yang tidak berhenti memukulinya. "Maaf, aku telat mengingatnya."

Vita melepaskan pelukan pria itu. "Bagaimana bisa kau mengingatnya?"

"Itu tidak penting."

"Bagaimana dengan Agnetta?"

"Itu juga tidak penting."

Vita mengerutkan keningnya. "Bagaimana bisa kau menganggap semua ini tidak penting?"

Gafriel menatap bibir Vita yang basah dan merah. "Yang penting aku mencintaimu."

Kecupan hangat mendarat di bibir Vita.

-

16.49 : 19 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah

AMETHYST : Kekasih DruclessWhere stories live. Discover now