AKD - 14

586 38 0
                                    

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Vita yang sedang fokus menyetir.

Rean menoleh. "Maksudmu, perempuan yang tadi?"

Vita tidak merespon. Dia terlihat kesal. Apa mungkin Vita sedang cemburu?

"Dia hanya bertanya hal yang tidak penting."

"Oh."

Rean mendekat lalu berbisik seksi, "Kau cemburu?"

"Diamlah, saat ini aku sedang menyetir." Vita menggerutu kesal.

"Kalau tidak sedang menyetir?" Desah Rean sambil melelapkan kepalanya ke bahu Vita.

Gadis itu tertawa. "Berhenti menggodaku, dasar pria mesum!"

"Meskipun aku mesum, kau menyukaiku, kan?"

"I-iya, sih."

Rean tertawa. "Kau tidak bisa berbohong, ya?"

"Hidup itu harus jujur."

Masa-masa sulit kelas 12 sekarang dialami oleh Vita. Gadis itu belajar ekstra giat untuk menghadapi berbagai ujian ke kedepannya. Tidak ada waktu untuk bermain. Gadis itu mengabdikan seluruh jiwa dan raganya untuk belajar.

Dia juga melupakan Rean untuk sesaat. Pria itu mengerti dan mendukung Vita.

"Aarrgghh! Aku benci memilih!" Vita memukuli buku pendamping siswa yang isinya berupa pertanyaan dengan pilihan ganda.

Rean yang sedang bermain dengan Twisy pun harus menoleh, karena mendengar suara Vita yang mengeluh.

Pria itu menghampirinya. "Perlu bantuan?"

"Tidak," gerutu Vita.

"Kenapa tidak bertanya pada Google?" Usul Rean.

Dengan sabar, Rean dan Google membantu Vita mengisi jawaban pilihan ganda.

"Kenapa marah-marah? Tidak biasanya kau marah tanpa ada alasan yang jelas," selidik Rean.

"Aku... aku hanya sedang sensitif. Ini biasa terjadi pada perempuan," jawab Vita gugup.

Rean mengerti maksud Vita.

Sunyi.

Vita membereskan semua bukunya tanpa mau berdiri. Dia sedang malas bergerak. Rean juga yang harus membantunya.

"Aku rasa, kau harus menjauhi temanmu itu," kata Rean. Vita mengernyit. "Maksudmu, Angel?"

"Iya, dia menceritakan hal buruk tentangmu padaku. Seolah-olah yang dia katakan itu sengaja, agar aku tidak menyukaimu."

Vita membatin, ya, aku tahu. Dia memang perempuan bermuka banyak. Aku juga ingin menjauhinya, tapi aku tidak punya teman lagi.

"Kau percaya dengan kata-kata Angel yang menjelekkanku?" Tanya Vita penasaran.

"Apa pun yang dia katakan, itu tidak akan mengubah pandanganku padamu. Aku mencintaimu dan akan tetap mencintaimu. Jika kau ingat waktu itu, aku pernah berjanji untuk selalu mencintaimu. Oleh karena itu, aku tidak pernah mencintai gadis lain selain kau di kehidupan mana pun."

Kalimat yang diucapkan Rean membuat Vita terharu. Gadis itu tanpa sadar menitikkan air matanya.

Rean menoleh pada Vita. "Kau menangis? Apa aku salah bicara?"

Pria itu mengusap tetesan air mata Vita dengan lembut. Tanpa diduga, gadis itu mengecup bibir Rean dengan penuh emosi yang bercampur aduk.

Rean terdiam sesaat ketika merasakan bibir Vita yang menempel pada bibirnya. Pria itu membalas ciuman Vita. Mereka berpelukan.

Gadis itu melepaskan tautan bibirnya. Dia menatap Rean.

"Waktu itu kau bilang, aku menyukaimu karena kau tampan. Kau bilang, aku tidak mencintaimu dengan tulus. Ya, aku rasa kau benar, aku memang terpesona ketampananmu sejak awal. Tapi, aku tidak munafik. Tidak selamanya cinta berasal dari dalam hati. Pandangan pertama bisa menjadi salah satu alasannya," kata Vita.

Rean mencerna kata-kata gadis di depannya.

"Apa sekarang kau percaya, jika aku mencintaimu dengan tulus?" Tanya Vita.

Rean mencium bibir Vita dengan lembut. Namun, gadis itu menahan dada Rean dan melanjutkan kalimatnya.

"Tapi, aku juga kesal padamu. Kenapa kau selalu berpikir, jika aku adalah perempuan yang bersamamu di kehidupan sebelumnya? Kau juga tanpa sadar telah mencintaiku dengan tidak tulus. Kau mencintaiku, karena kau berpikir, kalau aku adalah istrimu di masa lalu. Yang aku inginkan adalah kau mencintaiku, karena aku Devitaa Joanne La Prasega, bukan istrimu."

"Maafkan aku. Aku tahu, aku bersalah dalam hal ini. Tidak adil bagimu jika aku menganggapmu sebagai istriku di masa lalu. Tapi, bagaimanapun juga, kau memang reinkarnasi Amethyst. Meskipun ada banyak perbedaan di antara kalian, ada juga beberapa persamaan. Jika kau tidak suka, aku akan mengubah cara pandangku terhadap dirimu."

Vita memeluk Rean lagi.

-

Masa-masa ujian berlangsung dengan lancar. Vita bisa menyelesaikan ujian dengan baik. Dia mendapatkan nilai yang bagus pula.

Ada banyak waktu untuk beristirahat, setelah Ujian Nasional. Gadis itu mengemas semua barangnya dan pindah ke rumah sang ayah.

Pandangannya tertuju pada bingkai besar di ruang keluarga. Itu foto omma ketika masih sehat dan ceria. Dalam foto itu, omma tersenyum bahagia. Padahal itu adalah senyuman palsu, di mana saat itu adalah hari perceraian putranya, yaitu ayahnya Vita.

"Omma, terima kasih telah merawatku selama ini. Aku akan merindukan Omma dan akan sering datang kemari."

Sesampainya di rumah Tuan Prasega, Vita langsung memilih kamar dan meminta bantuan pelayan di sana untuk membereskan barang-barangnya.

Vita menghela napas lega, setelah semua barangnya tersusun rapi. Ada banyak pelayan di sini. Rean tidak boleh muncul tiba-tiba, atau mereka akan berpikir buruk tentangku.

"Vita," bisik Rean. Gadis itu menoleh. "Rean? Hhhh."

"Lelah?" Tanya Rean.

Gadis itu mengangguk.

"Tempat tidurmu kecil sekali," ujar Rean.

Vita terkekeh. "Aku sengaja memilih tempat tidur yang kecil, agar kau tidak tidur bersamaku."

Rean memutar bola matanya.

Vita berkata, "Oh ya, selama di rumah ini, kau jangan menunjukkan dirimu di depan orang, ya. Di sini ada banyak pelayan yang bisa saja melihat keberadaanmu."

"Oke."

Sunyi.

Mereka berdua hanya duduk bersebelahan dalam kebisuan.

"Rean, apa kita akan bersama?" Tanya Vita.

"Tentu saja," jawab Rean cepat.

"Tapi, kita berbeda dunia."

Rean terdiam.

"Kenapa aku dilahirkan menjadi manusia? Kenapa tidak jadi drucless saja, seperti di kehidupan sebelumnya?" Gumam Vita sedih.

"Justru aku ingin menjadi seorang manusia sepertimu. Kau tidak mengerti, seperti apa menakutkannya hidup di dunia drucless."

-

15.04 : 3 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah

AMETHYST : Kekasih DruclessWhere stories live. Discover now