AKD - 17

496 34 0
                                    

Aku sudah tahu jadwal berdo'a gadis itu setiap harinya. Dia akan pergi tengah hari untuk meletakkan bunga treloss yang masih segar di kuil. Kemudian pada tengah malam, dia akan kembali ke kuil untuk mengambil kelopak bunga treloss yang sudah layu.

Aku juga sudah mengetahui semuanya tentang gadis itu dari ketua Gruless di kuil tersebut.

Aku bilang pada ketua Gruless, bahwa aku membutuhkan beberapa Gruless perempuan untuk mengadakan upacara ulang tahun mendiang ibuku. Jadi, aku memerlukan latar belakang Gruless yang nantinya kupilih.

Jika aku tidak mengatakan itu, ketua Gruless akan curiga.

"Amethyst adalah gadis malang yang ditinggalkan oleh kekasihnya sebelum pernikahan. Pria itu pergi dan menikah dengan gadis lain. Ketika ditanya,  kenapa? Alasannya karena Amethyst bukan drucless. Gadis itu bahkan tidak punya kekuatan apa pun sejak lahir. Pria itu bilang, Amethyst memiliki wajah yang cantik, sehingga dia terpesona dan ingin menjadi kekasihnya untuk sementara."

Ucapan ketua Gruless masih terngiang jelas di telingaku. Ternyata gadis itu memiliki masa lalu yang menyedihkan. Itulah sebabnya Amethyst tidak memakai pakaian berwarna hijau yang biasanya digunakan para Gruless perempuan. Gadis itu memakai pakaian berwarna ungu, menandakan jika dia perawan yang ditinggal kekasihnya.

Pria itu bodoh sekali meninggalkan Amethyst hanya karena hal yang sepele.

"Semua drucless juga menjauhinya hanya karena dia berbeda dengan drucless lain. Merasa dikucilkan, Amethyst memilih untuk menjadi perempuan Gruless dan mengabdikan diri untuk Dewi Amiless. Kami tidak membedakan dia dengan drucless lain, jadi kami menerimanya dengan tangan terbuka."

Ternyata Amethyst memiliki usia 172 tahun, itu artinya dia lebih tua 24 tahun dariku.

Tidak masalah, aku menyukai gadis yang sedikit lebih tua dariku.

Setelah mendapatkan banyak informasi dari ketua Gruless, aku pun mengundang beberapa Gruless perempuan ke istana Gigarez untuk mengadakan upacara ulang tahun mendiang ibuku.

Amethyst dan para Gruless perempuan pun hadir. Mereka melakukan tugas dengan baik.

Perhatianku tidak teralihkan dari Amethyst. Di suatu kesempatan, aku berbicara padanya.

"Nona Gruless, tunggu."

Gadis itu berhenti melangkah lalu menoleh padaku. Aku tersenyum padanya, tapi dia tidak berani melihat wajahku. Mungkin dia sedikit segan.

"Bisakah kau memberikan bunga velliuma secara langsung di makam ibuku?"

Amethyst mengangguk.

Aku membawanya ke tempat peristirahatan terakhir ibuku. Gadis itu meletakkan bunga velliuma di vas yang sengaja diletakkan di atas makam.

"Terima kasih."

Gadis itu membungkuk kemudian berlalu. Kenapa dia ingin cepat-cepat pergi apabila bertemu denganku?

"Amethyst, aku mencintaimu," kataku tanpa mau berbasa-basi lagi.

Bukannya berhenti, gadis itu malah mempercepat langkahnya. Aku sangat kesal, harga diriku serasa dilukai sebagai seorang raja.

"Tunggu! Ini pertintah rajamu!" Setelah aku mengatakan itu, Amethyst berhenti.

Mungkin aku sudah gila, mengungkapkan perasaanku dengan tiba-tiba. Amethyst pasti bingung dan takut padaku.

Siapa peduli, jika tidak begitu, aku yakin, dia tidak akan menerimaku. Akan sulit bagi perempuan yang pernah terluka karena pria untuk kembali jatuh cinta.

"Karena kau sudah membuatku jatuh cinta, kau harus bertanggung jawab. Kau harus menjadi istriku." Kalimat gila lainnya yang aku ucapkan.

"Yang mulia... bukan maksudku lancang menolakmu, tapi... aku seorang Gruless. Aku tidak boleh menikah." Amethyst menahan rasa takutnya mati-matian. Terlihat dari wajahnya yang putih semakin memucat.

Aku sangat kesal, karena dia menolakku. Meskipun penolakannya halus, aku tetap benci. Aku benci ditolak.

Di luar sana, banyak gadis, putri, bahkan ratu yang berusaha memenangkan hatiku. Kenapa Amethyst menolakku?

"Kau bukan Gruless, kau juga bukan drucless. Kau tidak perlu mengkhawatirkan siapa dirimu," kataku sarkas. Aku tidak peduli, jika ucapanku melukainya.

Aku hanya ingin dia menjadi milikku. Itu saja. Dia tidak memiliki alasan untuk menolakku, bukan?

"Maaf Raja Gigarez." Gadis itu membungkuk kemudian berlalu. Tanpa ba-bi-bu, aku menarik lengannya dan mendorongnya hingga punggung gadis itu berbenturan dengan dinding istana.

Aku mencium bibirnya dengan kasar. Gadis itu terbelalak kaget ketika tatapan kami bertemu.

Ini ciuman pertama bagiku. Jantungku berdetak cepat, karena baru kali ini aku merasakan ciuman dengan seorang gadis.

Aku menghimpit tubuhnya membuat gadis itu merasa sesak. Wajahku basah, karena dia menangis dengan perbuatanku.

Siapa peduli?

Siapa suruh menolakku?

Aku melepaskan ciumanku dengan napas tak beraturan. Amethyst menangis sambil berlari pergi memeluk tubuhnya sendiri.

"Larilah sepuasmu, pada akhirnya kau akan tetap jadi milikku, Amethyst."

Setelah kejadian ciuman itu, aku tak lagi bertemu dengan Amethyst. Gadis itu seolah menghilang ditelan bumi.

Para Gruless juga tidak ada yang mengetahui keberadaannya.

Apa dia pikir, dia bisa lari selamanya dariku?

Ada ratusan kuil Dewi Amiless di wilayah Kerajaan Gigarez ini. Namun, aku yakin, hanya ada 1 di antara ratusan kuil itu yang menaungi keberadaan Amethyst.

Aku mengerahkan semua pasukanku untuk mencarinya ke setiap penjuru Negeri Gigarez.

Dengan mudah mereka menemukannya. Aku tidak menyuruh mereka membawa Amethyst. Aku hanya ingin tahu, di mana gadis itu berada.

Tidak memerlukan GoogleMap atau ShareLoc segala di dunia drucless. Banyak drucless yang berkemampuan luar biasa dalam istanaku.

Amethyst sedang berada di perbatasan Kerajaan Gigarez dan Kerajaan Zeroun. Dia mungkin merasa aman jika berada di sana.

Padahal Kerajaan Zeroun sangat ketat dan memiliki sistem pemerintahan yang begitu kejam. Banyak rakyat dari kerajaan itu yang memilih melarikan diri dari kerajaan tersebut.

Malam yang sunyi di kuil Dewi Amiless di perbatasan kerajaan. Aku melangkahkan kakiku menaiki anak tangga.

Kulihat Amethyst sedang berdo'a di depan patung Dewi Amiless. Sebelum dia berbalik, aku segera bersembunyi di salah satu pilar kuil.

Gadis itu berlalu sambil membawa wadah. Aku diam-diam mengikutinya.

Ternyata gadis itu pergi ke sungai suci.

Apa dia akan mandi?

Apa yang harus aku lakukan?

-

19.01 : 3 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah

AMETHYST : Kekasih DruclessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang