AKD - 4

1K 85 1
                                    

Aku sedang tengkurap di tempat tidur sambil memainkan ponselku. Aku berharap ada teman yang bisa diajak curhat. Aku ingin berbagi kesedihanku dengan mereka. Namun, sepertinya mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Tampaknya Angel juga sudah punya gebetan baru. Dia bahkan tidak membuka chat dariku.

Aku memperhatikan Twisy yang mulai mengeong sambil menatap ke sudut kamar. Aku melihat ke sana. Tidak ada apa pun di sana.

Namun, ketika aku melihat kedua iris mata Twisy, aku melihat ada pantulan bayangan gelap di sudut kamar.

Ada seseorang yang berdiri di sana, tapi aku tidak melihatnya. Sementara Twisy melihat keberadaannya dan mencoba memberitahuku.

Seketika tubuhku membeku. Aku ketakutan dan tidak bisa bergerak. Tidak mau sedikit pun menoleh ke sudut kamar.

Bahkan sekarang aku bisa mendengar suara napas yang berat dari belakangku. Twisy mengeong semakin keras.

Kututup rapat-rapat kedua mataku. Aku merasakan kecupan hangat di leher dan telingaku.

Samar-samar aku mendengar suara bisikan tepat di telingaku. "Aku merindukanmu, kekasihku." 

Tubuhku gemetar ketakutan.

"Vita?"

Aku tersentak dan menoleh ke pintu, karena mendengar suara nenekku. Twisy berhenti mengeong. Aku melihat ke sekeliling. Tidak ada siap pun di kamarku.

Aku segera bangkit menuju ke pintu dan melihat omma bersama perawat yang mendorong kursi rodanya.

"Nona, ada teman anda di depan. Dia ingin menemui anda," ucap perawat.

"Siapa?" Tanyaku.

"Temanmu yang waktu itu sedang lari pagi dan bertemu kita," jawab omma.

Ashlan?

Aku pun berlalu menemui orang yang mereka maksud. Ternyata benar, itu Ashlan.

"Vita."

"Ashlan, ada apa?"

Kami berbicara di kursi taman di depan rumah.

"Aku mau minta maaf. Waktu itu aku bicara kasar padamu. Aku harap, kita tetap berteman," kata Ashlan.

Teman, iya.

"Kau mau merawat Twisy dengan baik, kan?"

Aku mengangguk. "Iya, tentu saja."

"Semoga kau bahagia bersamanya," ucap Ashlan dengan pandangan tertuju pada jendela kamarku.

Aku mengernyit dan mengikuti arah kandangnya.

Deg!

Aku bisa merasaka jantungku yang serasa dihantam Palu Thor ketika melihat ada seseorang di dalam kamarku. Sepertinya dia sedang melihat kami dari jendela.

Ashlan bangkit dari kursi. "Aku harus pergi. Maaf mengganggu waktumu dengannya, sampai jumpa."

Dia pun berlalu.

Aku segera masuk ke rumah dan berlari menaiki tangga menuju kamarku. Kubuka pintu kamar dengan kasar.

Tidak ada siapa-siapa di kamarku.

"Kumohon, siapa pun kau, tolong jangan menggangguku. Aku juga tidak pernah mengganggumu," ucapku.

Rasanya ada seseorang di belakangku. Ketika berbalik, aku terkejut melihat salah satu perawat ommaku berdiri di sana.

"Ada apa, Kak?" Tanyaku.

"Nyonya besar ingin makan siang bersama anda."

-

AMETHYST : Kekasih DruclessWhere stories live. Discover now