AKD - 16 - GIGAREZ, VIGOUR, RANKLE

593 33 0
                                    

Kita akan kembali ke masa lalu, di mana aku dilahirkan di dunia yang penuh dengan kekuatan yang luar biasa, dunia drucless.

Aku diberikan nama Rean, artinya kegelapan. Itu karena sewaktu aku dilahirkan, dunia drucless mendadak gelap gulita.

Rean Attlass Gigarez berarti Pangeran kegelapan dari kerajaan Gigarez.

Aku terlahir dengan wajah yang tampan. Memiliki rambut putih dan sepasang iris mata berwarna biru laut. Ada tanduk kecil yang bersembunyi di rambut putihku. Sehingga semua rakyat takut kepadaku. Mereka mengira, jika aku adalah kutukan untuk kerajaan Gigarez.

Apalagi ciri fisikku tidak menunjukkan kemiripan dengan ayah dan ibu. Banyak yang berpikir, jika ibuku berselingkuh dengan iblis penghuni neraka untuk mendapatkan seorang putra.

Itu sangat melukai keluarga kerajaan. Ibuku, Ratu Myraa mengandungku selama 1 tahun. Pada umumnya, wanita drucless akan mengandung selama 2 tahun.

Semakin banyak saja spekulasi yang ditunjukkan pada kerajaan Gigarez. Ayahku berkata, jika semua yang mereka tuduhkan tidak benar.

Semua tuduhan itu semata-mata untuk meruntuhkan nama baik kerajaan, mengingat kerajaan Gigarez adalah kerajaan terbesar dan terkuat di dunia drucless.

Waktu kecil, ayahku, Raja Adyatama, melarangku tidur siang, atau matahari akan tiba-tiba menghilang tertutup kegelapan. Sejak saat itu, aku tidak pernah tidur, entah itu siang hari, atau malam hari.

"Rean, ini adalah Dewi Amiless, satu-satunya Dewi di dunia kita." Ayah menunjukkan patung wanita cantik berambut panjang dengan hewan bersayap yang bertengger di tangannya.

"Bulan merah adalah matanya. Dewi Amiless mengawasi kita setiap malam. Di siang hari, hewan-hewan seperti treteaa akan menjadi mata-mata Dewi Amiless untuk mengawasi kita."

Aku yang masih kecil pun setiap hari datang ke kuil drucless untuk berdo'a. Aku menginginkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Aku ingin dicintai oleh seluruh rakyatku, seperti ayah.

Keinginanku tidak pernah terwujud. Hingga aku pun pergi menemui Gruless, atau orang suci yang menjaga kuil drucless.

"Dewi Amiless bisa mewujudkan keinginan drucless yang meminta bantuan padanya. Tapi, Dewi Amiless ingin pertukaran sebagai imbalannya. Dia akan memberi jika ada yang membayar." Itu yang dikatakan ketua Gruless.

Apa yang bisa aku berikan sebagai imbalan?

Kudengar, Dewi Amiless sangat menyukai cahaya di malam hari. Aku pun menyuruh para pelayan membawa 1000 buah lilin untuk diletakkan di depan kuil Dewi Amiless dan menyalakan semuanya di malam hari.

Aku pun berdo'a. "Dewi, aku menginginkan kebahagian di mana rakyat di seluruh negeri Gigarez yang besar ini mencintaiku, seperti cinta yang diberikan oleh kedua orang tuaku."

Harapanku terjadi. Aku dicintai oleh seluruh rakyatku. Mereka selalu tersenyum bahagia kala melihat kehadiranku di dekat mereka.

Aku sangat bahagia.

Semakin lama, umurku semakin bertambah. Banyak yang bilang, jika parasku sangatlah tampan dan semakin aku bertambah usia, wajahku juga semakin tampan.

Aku tidak terlalu mendengarkan pujian itu. Yang aku harapkan adalah cinta dari semua orang untukku.

Ada beberapa putri raja yang mengaku jatuh cinta padaku. Mereka ingin kupersunting. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang membuatku jatuh hati.

Banyak hal yang terjadi setelah aku dewasa. Hal yang membuatku sangat sedih adalah ketika ibuku harus pergi untuk selama-lamanya.

Ayah terlarut dalam kesedihan karena kehilangan ibu, sehingga ayah sakit dan mempercayakan kerajaan Gigarez padaku.

Sebenarnya tanggung jawab kerajaan terlalu berat untukku. Namun, aku berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seorang Raja muda.

Suatu malam, aku datang lagi ke kuil drucless. Di sana aku melihat seorang gadis cantik bergaun ungu sedang berdoa dengan anggunnya.

Untuk pertama kalinya aku jatuh hati pada seorang gadis hanya karena melihatnya. Parasnya begitu cantik. Aku mengaguminya.

Siapa dia?

Aku belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya.

"Yang mulia." Gadis itu terkejut ketika melihat keberadaanku yang tiba-tiba. Dia membungkuk sedikit padaku.

Rupanya gadis itu mengenalku sebagai seorang raja. Sejenak aku melihat wajahnya. Dia memiliki sepasang mata bulat dengan warna ungu gelap dan tampak begitu jelas di malam hari. Hidungnya kecil dan mancung. Bibirnya tipis dan sedikit merekah yang berwarna merah muda.

Dia berlalu sambil membawa kelopak-kelopak bunga yang sudah layu dari mangkuk besi di depan patung Dewi Amiless.

Aku menatap punggungnya yang kian menjauh. Kenapa aku malah membiarkannya pergi? Kenapa tidak mengatakan sesuatu padanya? Kenapa tidak bertanya namanya?

Aku sangat menyesal.

Namun, jika tidak sekarang, masih ada hari esok.

Aku meletakkan bunga treloss, yaitu bunga berwarna merah yang beraroma harum. Kata para Gruless, Dewi Amiless sangat menyukainya.

Keesokan harinya, aku datang lagi dan melihat gadis yang sama, di waktu yang sama, dan di tempat yang sama pula.

Gadis itu meletakkan bunga treloss yang masih segar di mangkuk. Dia menunduk untuk berdo'a.

Aku melangkah dan berdiri di sampingnya lalu meletakkan bunga treloss milikku di mangkuk yang sama. Kemudian aku menunduk untuk berdoa.

Dia selesai berdo'a kemudian membungkuk pada Dewi Amiless dan padaku. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, dia berlalu.

Aku melihatnya menyapa dua orang Gruless tua yang kebetulan akan memasuki kuil ini.

"Yang mulia." Kedua Gruless itu membungkuk melihat keberadaanku. Aku mengangguk sopan.

Kedua Gruless itu berdo'a.

Ketika mau menaiki kuda, aku teringat sesuatu, sehingga aku kembali ke kuil untuk menemui kedua Gruless tadi.

Beruntung mereka masih berada di sana. Aku pun menanyakan gadis berbaju ungu pada mereka.

"Namanya Amethyst."

Nama yang indah, sama seperti warna matanya.

"Kenapa belakangan ini dia sering berada di sini?" Tanyaku.

"Dia adalah salah seorang Gruless perempuan di kuil Dewi Amiless."

Deg!

Perempuan Gruless?

Aku sangat sedih mengetahuinya. Tentu saja aku tidak bisa mendekati perempuan Gruless, karena mereka adalah perempuan suci yang tidak boleh menjalin hubungan dengan pria, apalagi menikah.

Mereka harus tetap mempertahankan keperawanan sampai mati dan mengabdikan diri untuk Dewi Amiless.

Itu artinya, aku harus melupakan Amethyst.

Para Gruless, tabib, dan peramal adalah drucless yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh orang banyak, misalnya memiliki kemampuan meramal, menyembuhkan, menghitung jumlah titreasol, berbicara dengan hewan, dan masih banyak lagi.

Mereka bisa terlahir dari rahim siapa saja. Entah itu anak dari drucless biasa, atau ratu sekalipun. Mereka harus menjadi Gruless, ketika memimpikan Dewi Amiless yang memilih mereka dengan sendok emas.

Apa aku akan menyerah begitu saja?

Tidak.

-

15.44 : 3 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah

AMETHYST : Kekasih DruclessΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα