[43] Hangout with penikmat kakel

16.9K 2.1K 79
                                    

Singkatnya, aku jatuh hati.
dengan orang yang dingin setengah mati
Singkatnya, aku tertarik pada delusi.
dengan setiap kali ia berdistraksi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

klik⭐

"Assalamualaikum calon adik ipar" salam Zahra yang baru aja memasuki ruang praktek gue.

"Waalaikumussalam" jawab gue sembari membereskan alat alat praktek.

"Lo udah liat grup belum?" tanya Zahra.

Gue menggeleng. "Belum, daritadi gue sibuk banget"

"Oppie ngajakin kita jalan, di Mall biasa kita nongkrong dulu" ujar Zahra sambil menatap layar ponselnya.

"Oke sip, gue juga udah selesai prakteknya"

"Yaudah kita langsung jalan aja kalo gitu"

Gue dan Zahra langsung meninggalkan ruang praktik dan menuju parkiran mobil.

Zahra berhenti di depan mobil. "Ini mobil Kak Royyan, kan?"

"Iya dia lagi keluar kota, mobil gue juga lagi di bengkel, jadi hari ini pake mobil kakak gue dulu" jelas gue seraya masuk ke dalam mobil.

Setelah kita berdua selesai memasang seat-belt, gue pun menjalankan mobil dengan santai.

Pembahasan gue aama Zahra di mobil kali ini random banget, mulai dari kakak gue, Kak Fariz, sampe mengingat momen jalan bareng terakhir kita berempat sebelum perpisahan sekolah. Woah! seru bat dah.

Drrrtt Drrtt Drrtt

Ponsel gue bergetar, Zahra pun membaca nama yang tengah menelfon gue.

"Kak Bhaga" ucapnya.

Gue berpikir sejenak. "Eummm...lo angkat aja deh"

Mendengar omongan gue, Zahra langsung mengangkat telfon Kak Bhaga.

Belum lama bercakap-cakap dengan Kak Bhaga, dia langsung memutuskan telfonnya.

"Dia nyariin lo tuh" kata Zahra sembari menatap ke arah jendela mobil.

"Bodo amatlah"

Zahra beralih menatap ke arah gue. "Mulai sekarang lo harus nentuin pilihan lo, mau tetap nungguin Kak Fariz atau berpindah hati ke Kak Bhaga"

"Nungguin Kak Fariz dong, ya kali gue pindah hati ke Kak Bhaga" cetus gue dengan nada ngegas.

"Okelah kalo itu jawaban lo, tetap konsisten ya mbak"

"Pasti, eh ayo turun kita udah sampe" ucap gue yang tengah memarkirkan mobil dengan mantap.

Zahra mengacungkan kedua jempolnya sembari membuka pintu mobil.

Setelah kita berdua turun dari mobil, Gue ama Zahra pun melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam Mall.

"Oppie sama Aisy udah nyampe?" tanya gue.

Zahra mengecek pesan di ponselnya kemudian mengangguk. "Iya nih mereka nungguin kita di Soul Resto"

Sesampainya di tempat Oppie dan Aisy berada, gue dibuat kaget. Karena bukan hanya mereka yang berada disini melainkan seluruh teman kelas gue waktu SMA dulu.

Gue memasang muka keheranan. "Lah? pada ngapain?"

"Lo gak baca grup whatsapp?" tanya Amel yang duduk tepat disamping Elsa.

"Kebetulannya hari ini Kak Biyan mau traktir kita semua, karena waktu pernikahan dia ama Kanaya,kita semua ga diundang.  jadi hari ini semua makanan kita akan dibayar sama dia" jelas Oppie yang diangguki oleh semuanya.

Zahra menganggukkan-anggukkan kepalanya. "Wih mantap betul"

"Yaudah kalian pesan makanan gih" perintah Kak Biyan yang terlihat sedang membaca menu makanan di resto ini.

"Sip" serempak kita semua.

Setelah urusan pesan memesan udah beres, kita pun ngobrol santai sembari menunggu pesanannya datang.

"Sheila, gimana hubungannya ama teman gue?" tanya Kak Biyan.

Gue berdecak. "Perasaan tiap ketemu ama kenalan waktu SMA itu mulu yang ditanyain"

Kanaya tertawa pelan."Kan emang semua hal yang berbau Sheila pasti ada sangkut-pautnya sama Kak Fariz"

"Tolong lah, bosan banget gue ngejawab pertanyaan itu seriusan" lanjut gue dengan muka badmood.

Oppie memukul pelan bahu gue. "Kasian banget temanku ini"

"Oh ibu peri, kapankah kepastian akan datang untuk teman ku yang sangat setia ini?" ucap Rafly dengan nada alay sambil menengadahkan tangan ke atas.

Elsa mengambil garpu kemudian memutar-mutarnya bak Ibu peri yang sedang memainkan tongkat kecil yang ia miliki. "Tenanglah wahai Rafly, sebentar lagi temanmu itu akan segera mendapatkan kebahagiaannya. Tunggu saja"

"Dih maksa banget lo jadi ibu peri" ledek Ajang sambil memanyunkan bibirnya.

Melihat kejadian itu, gue benar-benar merasa terhibur lagi. Kayaknya gue harus sering ngumpul bareng nih ama mereka, biar ga galau mulu.

"Hai semua, ingat gue ngga?" sapa seseorang yang baru aja menghampiri keberadaan gue dan kawan-kawan.

Keadaan hening seketika, mungkin lagi pada mikir. Hingga akhirnya Aza menyahut menjawab pertanyaan orang tersebut.

"Nurhasana? dipanggil Nana iya kan? teman duduknya si Wafiq dulu"

Nana tersenyum lebar."Iya gue Nana, tega banget ngelupain gue"

"Muka lo agak beda sih, badan lo juga kurusan, jadi agak aneh gitu" cibir Ajang dengan sedikit tertawa.

"Oh jelas dong Ajang, gue mah rutin perawatan tiap bulan" ujar Nana membanggakan diri.

"Asiaapp" bunyi Ilham sambil tepuk tangan.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pesanan kita semua datang juga. Tanpa pikir panjang, semuanya pun langsung menyantap makanan yang telah dipesan masing-masing.

"Enak banget dah, makasih ya Kak Biyan" sahut Elsa yang menyempatkan berbicara ditengah mulut dipenuhi oleh makanan.

"Iya makasih kak" serempak kita semua.

Kak Biyan mengangguk paham kemudian tersenyum lebar. "Sama sama, santuy aja kenapa"

"Ehm...mohon maap ini kenapa ga ada yang bilang makasih ke gue yak?" tukas Kanaya sambil menatap kita semua.

"Penting banget ya? hubungannya ama anda apa coba? yang bayar kan Kak Biyan, bukan Kanaya Vimala Maharani" sewot Rafly seraya memutar kedua bola matanya.

Kanaya terkekeh. "Jiwa netizen lu ga pernah hilang ya, Raf"

"Susah emang kalo udah habitnya, Nay" timpal Oppie sembari menyeruput minuman miliknya.

Untuk kesekian kali, kita semua dibuat tertawa. Dilihat secara keseluruhan orang yang berada disini terlihat bahagia sekali hari ini.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Entah diiimanaa~~ dirimu berada~~ hampa terasa hidupku tanpa dirimu.

Yang tau lagunya sambung oi.

Nulis part ini sambil dengerin tuh lagu euyyy

Rasa dan HarapanWhere stories live. Discover now