[27] Taaruf?

22.7K 2.3K 133
                                    

Mereka bilang ini hari terakhir
jadi harus digunakan dengan sebaik baiknya katanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading.

Pengumuman pelulusan kelas 12 akan dilaksanakan pada hari ini. Mereka pun mulai berdatangan dari jam 8 pagi, namun rombongan mostwanted belum satupun kelihatan.

Bytheway kelas gue baru aja dipindahin ke jejeran kelas 12 IPA 1 karena kelas itu sudah tidak berpenghuni lagi. Kelas-kelas yang berada di lantai atas akhirnya dipindahkan untuk mengisi kelas yang kosong tersebut.

Jadi sembari menunggu penerimaan rapor, kelas bahasa akan berada di kelas yang baru ini.

"Assalamu'alaikum temen temen" salam Aisy yang baru aja masuk ke kelas.

"Wa'alaikumussalam" serempak seisi ruangan.

"Aisy, darimana aja lo? dari 1 minggu yang lalu baru muncul" sahut Zahra yang dibuat kepo sama si Aisy.

"Hooh darimana aja sih? btw tau kita pindah kelas darimana?" sambung Gue yang mengiyakan perkataan Zahra.

Aisy yang ditimbrungi pertanyaan pun langsung menuju ke meja gue.

"Pertama, Gue ga datang karena dirumah gue habis ada acara taaruf.
Kedua, Gue tau kita pindah kelas dari grup kelas"

"Hah? siapa yang taaruf?" tanya Oppie sambil mengernyitkan dahi.

"Percaya gak kalo gue bilang yang taaruf itu gue?" ucap Aisy dengan santainya.

"OEMJI HELLOW SAMA SIAPA ANJIR?" sosor Zahra yang tiba tiba saja ngegas.

Aisy hanya tersenyum lebar.

"Woi taaruf sama siapa? tolong jangan buat kita penasaran" tambah Gue sambil memukul pelan bahu Aisy.

"Kak Anshar" jawabnya singkat padat dan jelas.

Mendengar jawaban Aisy kita bertiga langsung tertawa ngakak.

"Huaahaha---kebanyakan halu lo" lanjut Zahra sambil memegangi perutnya yang kesakitan karena kebanyakan ketawa.

"Tau lo! mereka juga udah mau pelulusan hari ini, so? stop-in halu nya mba" timpal Gue sambil geleng geleng kepala.

"Yaudah kalo kalian ga percaya, gue kan cuman ngejawab pertanyaan kalian barusan" tukas Aisy sembari tersenyum ringan.

"Seriusan anjir" sanggah Oppie yang memberi Aisy tatapan tajam.

"Gue serius"

"How it can?" tanya Gue yang masih belum percaya.

"Yaa gitu deh, intinya Kak Anshar udah tau perasaan gue dan dia hargain itu dengan membalas perasaan gue---terus dia kan mau lanjut kuliah di mesir, nah buat menjaga hati dia putusin buat taaruf aja ama gue" jelas Aisy panjang lebar.

"Enak ya lo bisa berakhir bahagia ama kakel idaman" lanjut Oppie sambil memanyunkan bibir.

"Iya, beda ama gue yang tiap naruh hati sama orang pasti ga pernah bahagia. Ujung ujungnya pasti bakal sad ending" sambung gue dengan tersenyum culas.

Rasa dan HarapanWhere stories live. Discover now