[21] Puisi Oppie

18.9K 2.2K 84
                                    

Puisi adalah manifestasi jiwa buat gue
-Oppie-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
SELAMAT MEMBACA!

Kamis, hari yang paling dinanti oleh seluruh murid kelas bahasa. Selain pelajarannya yang menarik, guru yang mengajar pun tak kalah asik nya.

"WOAH!! WELCOME BACK THURSDAY"Teriak Zahra yang baru saja memasuki ruang kelas.

"Salam kek" sela Ilham dengan nada datar.

"Assalamualaikum, salam selamat dan sejahtera saling mendoakan diantara kita.jawablah Waalaikumsalam"Sambung Zahra dengan menyelipkan nada salam yang biasa dipakai oleh PRESMA BEM KM UGM a.k.a Mas Fathur.

"Waalaikumussalam" jawab seisi kelas sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan Zahra.

"Temen gue masih pagi,udah gini aja ckckck" Sahut gue sambil menepuk jidat.

"Yaelah La, ini kan masih pagi...so? kita harus semangat dong"Tukas Zahra dengan santai.

"Serah lo dah"

"Eh Zahra, lain kali kalo salam gausah pake nada yang dibuat Mas Fathur deh, soalnya kalo elo yang make nadanya lagsung jelek bat sumpah"Tegur Nuna yang duduk tepat di belakang gue, sekaligus temen sekelas gue yang sangat mengidolakan PRESMA BEM KM UGM itu.

"Yee bucin Fathur bunyi tuh gaess" Balas Zahra dengan sedikit teriak.

"Kampret lu Ra" Ucap Nuna sembari tertawa kecil.

Di tengah celotehan Nuna dan Zahra, gue ga sengaja nengok ke Oppie yang daritadi sibuk ama pulpen dan kertasnya.

"Oppie, lo nulis apaan si? daritadi gue perhatiin kayaknya serius amat" tanya gue yang dibuat kepo sama apa yang Oppie tulis, bahkan saking seriusnya Oppie tidak memberikan komen apapun atas celotehan Zahra pagi ini.

"Nulis puisi"Jawabnya dengan mata yang masih terfokus sama kertas di hadapannya.

"Puisi buat apa?"

"Buat ungkapin perasaan gue ama Kak Naufal"

"Hah? ngapain diungkapin lagi coba? kan waktu pulang bareng ama mereka,, perasaan kita udah pada ditau"

"Mikir ga sih? keceplosan lo waktu itu hanya dianggap candaan doang ama mereka. kita ambil contoh yang paling dekat nih, Lo ama Kak Fariz.
lo sendiri juga pasti tau kan Kak Fariz orangnya kayak gimana, dia itu paham agama banget.So? kalo dia pikir ungkapan lo waktu itu serius, gue bisa pastiin lo udah dijauhin ama dia. karena kenapa? kalo dia terus terusan ngobrol ama lo, yang ada lo bisa baper parah ama dia. Dan sebagai orang yang alim Kak Fariz ga bakalan suka ama cewek yang kebanyakan gaya apalagi sampe baper parah ke dia" jelas Oppie sambil menekankan nada bicaranya di setiap kata yang dia keluarin.

"Ohhh jadi gitu? pantes aja tiap ngomong ama dia, gue sering bertanya tanya dalam hati. nih orang kan udah tau perasaan gue, terus dia juga orang yang paham agama banget kan? kenapa gue ga dijauhin ya?"

"Nahhh itu dia yang gue maksud. Dia anggap omongan lo waktu itu cuma candaan biasa doang"

"Okeyy,, berarti sekarang dia masih belum tau perasaan gue yang sebenarnya kayak gimana kan?"

Rasa dan HarapanWhere stories live. Discover now