[6] Percakapan

31.7K 4.1K 693
                                    

"Kau tau? keoptimisan yang dari dulu kutanamkan dipikiran semakin membuat aku yakin akan satu hal,yakni suatu saat nanti kita akan benar benar dipersatukan"

***

"ALLAHU AKBAR!!! Zahra seriusan kali ini lo parah banget sumpah, terus kalau udah kayak gini kita harus gimana coba?!" bisik gue yang auto panik.

"Ya datengin lah, gitu aja ribet" jawab Zahra cengar cengir

"Andai aja sekarang gue bisa milih kekuatan super, pasti gue udah milih teleportasi biar bisa ngilang dari sini. Temen gue selain jago bikin rusuh, jago juga bikin malu." sambung Oppie pucat.

Zahra hanya diam menanggapi perkataan Gue dan Oppie, malah dengan santainya dia langsung berjalan menuju ke arah tiga cowok yang sedari tadi telah berhenti karena kelakuannya. Dengan sangat terpaksa Gue dan Oppie pun segera menuju ke arah Zahra, nggak mungkin kan kita udah manggil orang terus malah lari? Nggak jelas banget.

"Assalamualaikum Kak Biyan, Kak Fariz, Kak Naufal" salam Zahra dengan sumringah disertai dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.

Gue dan Oppie hanya diam sambil tersenyum ringan.

"Wa'alaikumussalam" jawab kakel idaman kita kompak, tapi dengan ekspresi yang berbeda-beda. Kak Biyan membalas salam dengan ramah, Kak Fariz membalas salam dengan muka dinginnya, Kak Naufal dengan muka malasnya.

"Ada perlu apa ya manggil gue?" ucap kak Biyan sembari menatap Zahra.

"Ehmm....dengar-dengar Kak Biyan jago main bulu tangkis ya?" tanya Zahra.

"Iya bener, tau darimana?" Kak Biyan menunjukkan wajah bingung.

"Ehmm.. aku pernah ngeliat kakak main bulutangkis di lapangan dekat aula" ucap Zahra sembari tersenyum ringan.

"Ohh gituuu, terus?" lanjut kak Biyan.

"Nah, kan Kak Biyan jago main bulutangkis nih kapan-kapan bisa gak kita main bulutangkis bareng, gimana?" sambung Zahra dengan percaya diri.

"Sheilaa, ini Zahra lagi gak malaria kan? Harus gue akuin nih anak percaya dirinya kelewat batas" bisik Oppie ke gue sambil memijat pelan kepalanya.

Gue hanya terkekeh pelan mendengar bisikan dari Oppie

"Cishhh, benar-benar nggak habis pikir gue sama adik kelas jaman sekarang" Kak Fariz mendengus seraya menggelengkan kepalanya.

Zahra yang mendengar hal tersebut hanya diam.

"Santai aja Riz, jadi kakak kelas itu harus ramah sama adik kelasnya. Nah buat lo dek, kalau mau main bareng sama gue boleh kok, atur aja" jawab Kak Biyan ramah.

"Seriusan Kak? Yess hahahaha" sahut Zahra kegirangan.

"Lo ngejar Biyan cuman mau nanya itu doang?" tanya Kak Naufal ketus.

"Iya kak, emang kenapa?" jawab Zahra heran.

"Kayak nggak ada kerjaan lain aja, buang-buang waktu banget" lanjut Kak Naufal yang berhasil buat Zahra diam seribu bahasa.

"Ehh apaan sih lo, udah gue bilangin jangan galak-galak sama adek kelas. Udah-udah omongan teman gue yang tadi ga usah di dengar ya Dek. Maaf kalau boleh tau, nama kamu siapa?" sahut Kak Biyan yang terlihat tengah berusaha mengembalikan semangat zahra.

"Zahra kak" jawab Zahra yang mood-nya telah dihancurkan oleh teman-teman kak Biyan.

"Nah Zahra, sekali lagi perkataan teman-teman gue ga usah dimasukin ke hati yaa" balas Kak Biyan sambil tersenyum.

Rasa dan HarapanWhere stories live. Discover now