[25] Momen Terakhir?

19.1K 2.3K 103
                                    

Jika semesta tidak menakdirkan aku bisa apa?
-Zahra-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading!!!

(AUTHOR POV)

Waktu demi waktu berlalu, setelah kelas 10 dan 11 mengikuti Ujian Akhir Semester, sekarang seluruh kelas 12 akan melaksanakan ujian nasional pada hari ke terakhir.
Di hari terakhir mereka ujian, seluruh siswa/i kelas 10 maupun kelas 11 diperintahkan untuk datang tepat pukul 10 pagi di sekolah dalam hal mengecek serta memperbaiki nilai nilai yang tidak tuntas.

"Guys, apa kabar, nih? 4 hari loh kita gak ketemu," ucap Kanaya sambil mengetuk-ngetuk pulpennya di atas meja.

"Alhamdulillah," serempak Sheila dan yang lain.

Tak lama setelah Kanaya menanyakan kabar, Ilham masuk dengan wajah yang berseri-seri.

"Widih, Bang Ilham mukanya bahagia amat," sahut Zahra sambil menggelengkan kepala.

"Iyalah, secara diseluruh kelas 10 hanyakelas kita doang yang tuntas di seluruh mata pelajaran" tukas Ilham sambil membanggakan diri.

"HAH? SERIUS LO?" kompak seisi kelas.

"Iya serius, tadi gue ke ruang guru terus nanya ke Bu Nisa dikelas kita siapa aja yang nilainya ga tuntas, terus di jawab untuk kelas X Bahasa ga ada yang ga tuntas" lanjut Ilham.

"YEAY!" Sorak semua murid di kelas bahasa, ada yang loncat loncat, mukul mukulin meja, mainin sapu, dan sebagainya.

"Libur ... libur ... libur ... mantap jiwa," bunyi Ajang diiringi goyangan gebleknya.

"Akhirnya kita bebas juga," sahut Sheila bernafas lega.

"Hooh, dari perjalanan ke sekolah tadi gue udah deg-deg banget mikirin nilai yang gak tuntas," tambah Oppie sambil memijat pelan kepalanya.

"Kantin, yuk! Sekalian cuci mata siapa tahu Kak Fariz dkk lagi nongkrong disana, hitung-hitung nambah momen sama mereka yang bentar lagi udah pada mau lulus," ajak Zahra penuh semangat.


"Iya, sebentar lagi sekolah bakalan sepi banget," sambung Sheila seraya berjalan keluar kelas.

"Mau mereka lanjut di mana pun, kalau emang udah jodoh pasti nggak bakalan ke mana, kok. Tenang aja," lanjut Oppie yang menyusul langkah Sheila.

"Mantap betul!" sahut Zahra mengiyakan.

***

Setibanya di kantin siapa sangka, ternyata tebakan Zahra di kelas tadi benar. Beberapa most wanted sedang bersantai ria di kantin.

"Guys, kita duduk di sini aja," jelas Zahra sambil menunjuk kursi yang terletak di sudut kantin.

"Eh, pada mau pesan apa, nih? Biar gue yang pesanin. Soalnya gue mau beli air mineral, dari tadi gue haus, nih," tanya Sheila yang belum duduk.

"Lo beli air dulu, deh! Gue lagi mikir mau pesan apa," jawab Oppie sambil membaca menu yang disediakan oleh Ibu Kantin.

"Iya, lo aja dulu!" tambah Zahra.

"Ya udah," ucap Sheila yang langsung melangkahkan kaki ke salah satu Ibu Kantin.

"Mbak, air mineralnya satu!"
"Mbak, air mineralnya satu!"

Perkataan Sheila barusan berbarengan dengan orang yang berada tepat di belakangnya.

"Kompak amat," ledek Bu Kantin yang sontak membuat Sheila menoleh ke belakang.

"Eh? Assalamualaikum, Dek," sapa orang yang berdiri tepat di belakang Sheila,

Rasa dan HarapanWhere stories live. Discover now