[1] Awal Pertemuan

88.3K 8.6K 852
                                    

Di sebuah ruang tanpa makna
Kau masuk secara tiba tiba
Mengubah semua pola pikir
Bersihkan hati yang fakir
~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

SELAMAT MENIKMATI PART PERTAMA CERITA INI❤
.
.
.
.
.
.
.
.

Hei yo! Nama gue Sheila Argetha, kalian bisa manggil gue dengan sebutan Sheila. Hari ini adalah hari dimana status pelajar gue dari siswi SMP berubah menjadi siswi Sekolah Menengah Atas. Matahari terbit dengan cepat pagi ini. Jujur aja, malas rasanya menginjakkan kaki di sekolah yang gak gue idam-idamkan selama ini tapi apa boleh buat, orang tua gue pengennya gue disini. Ditambah lagi, kehadiran Zahra dan Oppie sebagai sahabat gue dari SMP, menjadi satu-satunya alasan gue buat setujuin permintaan ortu. 

Hari pertama gue masuk di sekolah, semua hal rasanya buruk banget.  Rasanya gue pengen teriak, "gue gak suka dan benci berada disini!" Beda halnya dengan Oppie, yang amat begitu senang karena telah mendapatkan sosok yang dia idamkan. Cowok tinggi yang menggunakan jas osis lengkap dengan kacamata yang ia gunakan, berhasil menarik perhatian teman gue yang super cuek.

Hari ini waktu terasa begitu lama berjalan, demi apa gue pengen banget percepat waktu agar bisa kembali ke rumah. Sementara pada hari kedua, Masa Orientasi Siswa diisi dengan perkenalan para anggota osis. Gue sama sekali gak ada niat mau lihat mereka dan berusaha untuk gak memperdulikan apa yang osis-osis itu omongin. Di dalam hati, gue sibuk ngeluarin sumpah serapah yang dari tadi gue tahan.

Sampai pada akhirnya..

"Perkenalkan nama saya Muhammad Alfarizi, jabatan saya sebagai ketua osis periode 2017-2018." Saat dengar suara itu, gue sontak malingin muka ke arah orang yang sedang berbicara di depan. Dia sukses menarik perhatian gue, tanpa sadar dia juga udah ngubah pikiran buruk gue pada sekolah ini. Tiba-tiba aja gue merasa kayak senang banget menjadi siswi di sekolah ini.

Ya benar, gue akuin dia ketua osis yang berhasil membuang pikiran buruk gue tentang sekolah ini dan membuat gue percaya bahwa orangtua gue benar-benar gak salah milih sekolah. 

Di tengah kebisingan aula, gue bisa dengar kehebohan dari salah satu gerombolan cewek yang begitu memuja Kak Fariz. "Ah sial!" Gue pikir cuma gue doang yang kagum sama ketos dingin itu, nyatanya? Gue harus bersaing lagi dengan beberapa cewek angkatan gue sendiri, but its okay lah ya anggap aja itu tantangan buat gue untuk ngedapatin sang ketos. 

"Terkadang kita memang membutuhkan sebuah tantangan yang disertai dengan perjuangan untuk mencapai sebuah kemenangan, bukan?"


Setelah hari yang mengesankan itu, gue benar-benar jadi semangat datang ke sekolah, tahu kenapa? Karena selain belajar, gue udah punya alasan lain untuk tinggal lama sekolah. Satu fakta baru juga yang gue dapetin hari ini, ternyata pesona ketua osis di SMA masih cukup tinggi dibandingkan dengan ketua ordebasis lainnya. Entah apa yang bakal gue lakuin selanjutnya buat nunjukkin eksistensi diri ke Kak Fariz, intinya gue harus mengatur strategi pendekatan gue sama Kak Fariz dan strategi tempur sama saingan-saingan gue. Menang kalahnya itu mah urusan belakangan, yang penting berjuang!

Sekalipun nanti semesta mengatakan untuk mundur, well takdir tetap takdir bukan? Mau atau nggak, siap gak siap, gue harus tetap mundur dengan terhormat. Beginilah gue, kalau udah terlanjur jatuh sama seseorang pasti harapan untuk memiliki jadi tinggi banget.

***

Hei yo! gimana dengan bagian pertama cerita ini? comment dibawah ye :)

maaf kalo ceritanya kependekan maklum lah masih noob.

nanti bakal usahain buat manjangin part part selanjutnya :)
oiya jangan lupa buat vote juga !

Salam kenal.

Author

Rasa dan HarapanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu