16 | you're much worse

Começar do início
                                    

Seorang lelaki yang umurnya kira kira separuh abad melutut dihadapanku sambil memohon sesungguhnya.

Darah Achlysian yang terpercik di muka ku,, aku lap. Lalu pedang diacukan pada lehernya..

"And why.. Should i listen to you? " Mata memandangnya tajam

"Ah! I'm sorry. I'm sorry. I'm sorry. But please, please fulfill my last wish.. "

----

Tangan terhenti. Sherly yang masih meronta ronta ku tatap lama sebelum bibir ku gigit kuat.

"urg, fine! " pedang dilontar jauh. Wajah kebingungan Sherly ku balas dengan sedikit putaran bola mata. Merasa jengkel.

Kolar bajunya ku cengkam kuat lalu tangan kanan diangkat tinggi.

"i won't kill you but as exchange for that, i will punch you real hard. You better prepare" lalu tanganku hayun deras

"w-wait— " membulat mata sherly melihat penumbuk ku yang laju menerpanya

Buk!

————⚔

"AHH, betul ke? Aku tak pernah sangka pun yang dia tu Achlysian..."

Selepas diceritakan kejadian yang berlaku di stadium sebentar tadi oleh Jesyca dan Isya, Lily serta yang lainnya ternganga tidak percaya.

"Nasib Lyn kuat, dapatlah dia kalahkan Sherly" tutur Jesyca dalam nada bangga dan lega.

Serta merta lisa mencebikkan mulutnya lalu berkata,

"Alaa, si Sherly tu bukannya kuat sangat. Jadi tak heranlah kalau dia kalah"

Ingin saja ku ungkapkan peristiwa dimana dia dan ahli tgmg perempuan dibantai habis habisan oleh Sherly tapi disebabkan tenagaku sudah tidak banyak, aku hanya mampu menjelingnya.

"Apa apapun kita harus berterima kasih pada Lyn sebab telah menangkap Sherly. Seorang Achlysian. Berdasarkan rumor yang ku dengar dari peserta lainnya, Sherly akan dipancung Setelah LAC selesai. Sekarang kita harus fokus pada pertandingan kehadapannya. "

Isya menepuk tangannya sekali sambil tersenyum lebar setelah berucap sedemikian. Ucapannya disetujui yang lainnya.

Malas bersama mereka lama lama, aku pantas menaiki tangga untuk berehat dibilik. Di saat aku ingin memulas tombol pintu, suara yang perlahan namun dipenuhi kerisauan bertutur padaku.

"Lyn.. Aku tahu kau penat tapi kau belum makan kan sepanjang hari ini? Kau cakap je apa yang kau nak makan, nanti aku belikan. Hmm? "

Aku diam seketika. Zen, jarang baginya untuk menunjukkan emosi serta isi hatinya.

"Thanks, but I don't want it." ianya tidaklah jelas tetapi aku dapat melihat sedikit kerutan didahinya setelah mendengar jawabanku.

"ah– umm.. " dia ingin kembali berkata tapi taktala melihat aku memulas tombol pintu dia berdiam diri.

Aku sekadar menatap wajah risaunya dengan riak biasa. Niatku untuk terus menutup pintu tetapi mulut bergerak lebih pantas dari akal fikiran ku.

"I want to rest first.. then eat later" sempat ku kerling wajah Zen untuk melihat riaksinya. Mendengar ayatku, wajah risau Zen berubah menjadi sedikit lega.

Bang!

Pintu bilik ku tutup kuat sebelum sempat Zen ingin membalas lalu mulutku tekup dengan sebelah tangan.

"What the hell did I do just now, urg! " badanku hempas pada katil lalu mata ku pejam. Ingin tidur.

————♚

Little Light In The Dark  | su - oe |Onde as histórias ganham vida. Descobre agora