6 | Stronger

2.4K 198 2
                                    

KEMBALI saja kami, sorakan dari pelajar lainnya memenuhi gelanggang turnamen.

Aku lantas mengerutkan dahi dengan sedikit decitan.

"Congrats to our ten students for manage to survive until the final!"

Sekali lagi, seluruh murid mulai bersorak sambil bertepuk tangan. Membuatkan aku berdecit untuk kedua kalinya.

Tik!

Setelah petikan jari itu, suasana bising yang memenuhi seluruh gelanggang turnamen menjadi sedikit perlahan. Aku tergamam untuk seketika, sebelum aku pantas menoleh ke tepi. Kearah orang yang memetik jari tadi.

"..." kami berbalas pandang dengan agak lama sebelum dia mula berbicara

"Ah, you look uncomfortable. Do you mind if I lowered down the voice a bit for you? " tuturnya tanpa riak.

'If you're going to ask me, then you should've ask me first before doing it' gerutu ku dalam diam.

Well, i'm grateful with his kindness, so that's okay. I won't argue.

Perlahan aku menggelengkan kepala dan jejaka itu membalas dengan menganggukkan sedikit kepalanya.

Melihatkan anggukkannya, aku mengalihkan pandangan ke hadapan. Pengacara masih bercakap, murid yang lain pun masih bersorak. Jesyca pula beriak biasa. Mungkin, hanya aku saja yang mengalami situasi ini.

Actually..

i'm curious as of why he help out me but, nevermind that. I don't want to waste any of my energy anymore just for some unnecessary talk.

"Lyn"

Kedengaran nama ku sayup sayup dipanggil. Aku memandang sekeliling. Mencari arah suara tersebut.

"Siapa—"

"Lyn!" goncangan Jesyca pada bahuku membuatkan aku tersedar. Serentak itu, bunyi sorakan murid yang kuat tanpa henti itu menampar gegendang telingaku.

"Urg!" kedua telingaku yang berdesing kuat ku tekup..

"Kau okey tak Lyn?" Soal Jesyca risau. Pantas ku angguk kepala.

"Kenapa kau panggil aku?"

"Ah, aku nak ajak kau balik memandangkan Cg Jaden cakap esok baru kita start final match. Lagipun aku penat so aku nak tidur cukup cukup" rengeknya.

"Okay" baru saja kami ingin melangkah, seseorang menghentikan kami.

"Excuse me, would you mind if we introduce ourself?" si gadis berambut blonde menyoal dengan senyuman manisnya.

"Ah, s-sure" jawab Jesyca sedikit gagap apabila diterpa secara tiba tiba

"My name is Isya. Raisya Mikka. i'm totally pleased to meet both of you. Ah, btw I like your green hair. It's lovely" pujinya

"Nama aku Eka."

"Aku pula Anastasha Lily. Panggil aku Lily." sapanya dengan senyuman dan memandang tepat ke arah ku. Pandangannya ku balas dengan tatapan tajam.

Lily. Dialah orang yang menyerang hendap kami sebentar tadi. Jika ada kesempatan lainnya, aku pasti akan membalas kembali perbuatannya.

"Zen" jejaka berambut hitam dan bermata hijau mulai memperkenalkan dirinya. aku memandangnya lama.

'So that's his name' mata melekat pada si jejaka bernama Zen yang telah menolong ku memperlahankan bunyi sorakan yang sangat bising tadi sebelum mengalihkan pandangan pada jejaka disebelahnya.

Little Light In The Dark  | su - oe |Where stories live. Discover now